Akhir Manis Karier Kepala Sekolah yang Menegakkan Kedisiplinan


Oleh: Imas Royani, S.Pd.

Dini Pitria diaktifkan kembali sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten. Dia akan kembali bergabung bersama guru dan murid lainnya di sekolah tersebut, pasca sebelumnya dinonaktifkan oleh Gubernur Banten, Andra Soni. Andra menegaskan, masalah itu sebenarnya juga sudah selesai sejak Jumat lalu. Namun, ada yang membuat gaduh, meski tak disampaikan siapa sosok yang membuat gaduh itu.

Pertemuan keduanya terjadi usai dipanggil Gubernur Banten, Andra Soni. Sayang, saat murid dan guru saling memaafkan, orangtua tua dari Indra tidak ikut menemani anaknya datang ke kantor Gubernur Banten.

"Saya senang bisa diundang gubernur buat saling memaafkan saya dengan kepala sekolah, sebenernya juga salah ngerokok di sekolah," ujar Indra, murid SMAN 1 Cimarga, diruang Gubernur Banten, Kota Serang, Rabu (Liputan6, 15/10/2025).

Indra sang siswa juga berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Kemudian, dia juga mengajak seluruh siswa SMAN 1 Cimarga untuk kembali bersekolah seperti biasa dan menjaga kondusifitas proses belajar mengajar.

Ya, semoga Indra menepati janjinya. Semoga juga semua yang menjadi sebab kejadian tersebut dapat mengambil hikmah dan menjadikan pelajaran agar tidak terulang di kemudian hari. Dan semoga semakin banyak yang tercerahkan bahwa kebobrokan ini akibat diterapkannya sistem yang juga bobrok bernama Kapitalisme. Sebab kerusakan tidak hanya terjadi pada satu tempat atau satu lingkungan saja melainkan merambah hampir ke seluruh circle kehidupan. Bukan hanya satu orang, tapi hampir seluruh lapisan usia.

Ingin bukti? Mari kita kaji ulang! Mengapa anak sampai merokok? Karena ada fakta sebelumnya yang terindera dan terekam di memori anak akan aktivitas merokok, bisa dari perilaku tidak sehat di lingkungan keluarga yang secara tidak sengaja mengajarkan mereka merokok melalui aktivitas merokok di hadapan mereka. Atau di lingkungan sekitar yang memang dengan mudah bisa ditemukan orang-orang yang merokok seenaknya seolah-olah begitu enaknya. Ditambah media televisi, handphone, spanduk, reklame, dll. begitu banyak bertebaran dimana-mana dengan iklan yang seolah-olah merokok itu jantan, jagoan, hebat. Tak heran mereka semakin penasaran.

Kenapa pula aktivitas merokok dilakukan di kantin sekolah? Apakah kantin memang menyediakan/menjual rokok? Siapa konsumennya? Guru? Siswa? Penjaga sekolah? Tidak dipungkiri juga banyak guru yang merokok bahkan ada sebagian yang merokok sambil mengajar di dalam kelas.

Mengapa pula hanya kepala sekolah yang melarang siswanya merokok? Mengapa sampai menampar atau mencubit? Mengapa sampai mengeluarkan kata-kata kasar? Apakah memang kebiasaannya seperti itu atau karena sudah keterlaluan dan tidak mempan lagi dengan teguran biasa? Apakah kepala sekolah juga menerapkan larangan yang sama kepada guru dan warga lainnya di lingkungan sekitar sekolah? Mengapa dalam kasus ini guru malah terpecah, ada yang pro dan kontra? Berdasarkan kepentingankah atau aturan? Kepentingan siapa? Aturan siapa?

Mengapa juga pemerintah dalam hal ini Gubernur malah menonaktifkan kepala sekolah? Mengapa bukan mempertegas kedisiplinan, secara dia memiliki kekuasaan untuk itu? Kepala sekolah saja berani dilaporkan, apakah berani kalau misalnya Gubernur yang mengeluarkan larangan tersebut? Siapa yang dibela Gubernur, siswa yang melanggar atau produsen serta distributor rokok, atau kursi kekuasaan?

Pertanyaan yang banyak di atas tidak akan ada jika sistem yang dipakai adalah sistem Islam. Kalaupun ada, maka akan menemukan jawabannya yang akurat dan memuaskan akal. Sebab sistem Islam dibuat oleh Allah SWT. dimana di dalamnya memuat berbagai aturan yang meliputi alam, manusia, dan kehidupan di dalamnya. Dari bangun tidur hingga bangun negara, semua diatur begitu rupa sehingga ketika makhluknya mematuhi aturan tersebut, bukan hanya akan selamat di dunia melainkan juga di akhirat.

Tujuan pendidikan Islam ialah membentuk kepribadian islami (syahsiah islamiah) dan membekalinya dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kehidupan. Sistem pendidikan Islam disusun dari kumpulan hukum syariat yang berkaitan dengan pendidikan. Hukum-hukum tersebut terpancar dari akidah Islam. Ketika yang diharapkan generasi emas, menanamkan akidah Islam sebagai dasar pemikiran merupakan suatu kewajiban. 

Dari akidah Islam itulah akan lahir life skill yang mumpuni disertai pemahaman tsaqafah Islam untuk melaksanakan tujuan hidupnya sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa. Kemudian, seluruh materi pelajaran dan metode pengajaran dalam pendidikan disusun agar tidak menyimpang dari landasan akidah Islam tersebut.

Negara yang memakai sistem Islam akan menyelenggarakan pendidikan bagi seluruh warga negara secara cuma-cuma. Bahkan, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi juga secara gratis. Negara juga akan menyediakan perpustakaan, laboratorium, dan sarana ilmu pengetahuan lainnya, selain gedung-gedung sekolah, kampus, untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin melanjutkan penelitian dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti fikih, usul fikih, hadis, dan tafsir, termasuk di bidang pemikiran, kedokteran, teknik, kimia, serta penemuan, inovasi, dan lain-lain. Sarana dan prasarana yang lengkap dan berkualitas inilah yang akan memotivasi peserta didik untuk fastabiqul khairat dalam menimba dan mengamalkan ilmu. Tidak ada waktu untuk bersantai-santai, melakukan hal yang sia-sia apalagi melanggar aturan.

Sekolah-sekolah yang berada dalam negara Islam tidak akan bekerja sendiri. Peran orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak-anak mereka juga sangat besar dan didorong oleh negar. Kontrol masyarakat untuk memberikan suasana kondusif bagi para pelajar juga berjalan. Alhasil, di mana pun pelajar berada, mereka selalu berada dalam suasana keimanan kepada Allah SWT.

Sistem pendidikan Islam tentunya akan didukung oleh dukungan sistem lainnya. Ada sistem pergaulan Islam yang akan membatasi pelanggaran dalam hubungan laki-laki dan perempuan, sistem ekonomi yang menopang pembiayaan pendidikan, juga kebijakan media yang akan mengontrol akses informasi sesuai kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara umum. Dengan penerapan sistem pendidikan Islam seperti inilah, kualitas generasi yang shalih-shalihah, cerdas, dan unggul dalam segala bidang kehidupan bisa diwujudkan. 

Dalam sistem Islam tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat dan pemerintah, sehingga kebijakan yang dikeluarkan selalu berdasarkan hukum syara. Tidak akan semena-mena dengan pertimbangan sesaat atau mengikuti kebanyakan orang. Keadilan ditegakkan mesti untuk itu harus berhadapan dengan orang sedunia sebab jika Allah SWT. ada di pihaknya tidak ada masalah. Lain halnya jika bertentangan dengan Allah SWT. maka dukungan manusia sedunia tidak bisa menawar hukuman dari Allah SWT. yang akan ditimpakan kepadanya.

Begitupun hubungan kepala sekolah, guru, dan pelajar akan seiring sejalan dalam mencapai visi dan misi pendidikan Islam. Tidak akan bertentangan dalam penerapan kedisiplinan seperti yang terjadi dalam kasus di atas. Mereka juga akan memberikan suri teladan yang baik karena mereka faham betul bahwa mereka adalah role model bagi siswanya. Ketika satu jari menunjuk siswa untuk memberikan perintah atau peringatan, maka empat jari lainnya menunjuk pada dirinya yang mengharuskan kerja nyata, bukan hanya kata-kata.

Itulah sebabnya dalam sistem Islam lahir generasi tangguh pemimpin peradaban. Sebagai contoh adalah Sultan Muhammad Al-Fatih yang mampu menaklukkan kota konstantinopel dimana Rasulullah Saw. memuji dalam janjinya bahwa kota Konstantinopel kelak akan ditaklukkan, dan sebaik-baik pemimpin serta pasukan yang menaklukkannya adalah yang akan mendapatkan kemuliaan. Hadis ini menjadi motivasi bagi banyak pemimpin Muslim, salah satunya adalah Sultan Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M. 

Hadis Rasulullah Saw. tersebut berbunyi: "Sesungguhnya Konstantinopel itu pasti akan dibuka (ditaklukan). Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya." (HR. Bukhari).

Sultan Muhammad Al-Fatih tidak lahir dari orang tua yang memanjakan bahkan membela ketika dia berbuat salah. Sultan Muhammad Al-Fatih lahir dari orang tua yang menginginkan kemuliaan dari Allah SWT., bukan pujian manusia. Sultan Muhammad Al-Fatih tidak dididik oleh guru yang membiarkan dia ketika menentang atau melanggar aturan. Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi pemimpin tangguh sebab dididik dengan tegas dan konsisten terhadap hukum syara. Sultan Muhammad Al-Fatih tidak lahir dalam negara yang menerapkan sistem kapitalisme dimana penguasa membuat dan menggunakan aturan berdasarkan kepentingan dan hawa nafsu manusia. Sultan Muhammad Al-Fatih lahir dalam negara yang menerapkan sistem Islam.

Sungguh, kita tidak bisa mencukupkan diri dengan solusi parsial dalam memperbaiki kualitas generasi. Kita butuh solusi sistemis dan komprehensif. Semua itu bisa terjadi jika kita kembali menegakkan sistem Islam yang berasal dari Zat Yang Maha Sempurna, yakni sistem Khilafah Islamiah. Sebagai warga negara yang baik, langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengkaji Islam Kaffah bersama kelompok dakwah Islam ideologis dan mendakwahkannya kepada masyarakat lainnya.

Wallahu'alam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar