Khilafah Adalah Solusi Gaza yang Terisolasi


Oleh : Sri Setyowati (Aliansi Penulis Rindu Islam)

Kebrutalan Zionis Yahudi semakin menjadi-jadi. Pada Kamis, Zionis (18/09/2025) kembali melakukan pengeboman yang menargetkan rute jaringan inti. Infrastruktur penting seperti jaringan internet dan telekomunikasi lumpuh total. Akibatnya, penduduk Gaza tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya yang terpisah. Lembaga kemanusiaan juga kesulitan memantau korban dan rumah sakit terhambat berkoordinasi dalam mengevakuasi pasien. Warga dan jurnalis terpaksa mencari sinyal lemah lewat e-SIM di tempat tinggi untuk mengirim pesan darurat. Namun, pemanfaatan tempat tinggi seperti gedung-gedung bertingkat bukan tanpa resiko karena gedung-gedung tersebut, infrastruktur, dan tempat perlindungan penting lainnya menjadi sasaran serangan Zionis Yahudi. (tribunnews.com, 19/09/2025)

Propaganda militer juga dilakukan Zionis Yahudi dengan membuka jalur Salah al-Din selama 48 jam untuk memberi kesempatan warga meninggalkan Gaza. Dengan dibukanya jalur tersebut mempercepat migrasi penduduk Gaza. Dengan alasan memburu militan Hamas, Zionis Yahudi akan melancarkan operasi skala besar, termasuk serangan tank, artileri, dan pembongkaran infrastruktur bawah tanah. Namun, percepatan tersebut adalah taktik Zionis Yahudi untuk dapat segera mengosongkan wilayah strategis. Dengan begitu Zionis Yahudi akan mudah menguasai daerah tersebut.

Pemutusan internet dan telekomunikasi adalah strategi perang Zionis Yahudi dalam serangan manuver darat karena pemadaman terjadi bertepatan dengan masuknya tank-tank Zionis Yahudi ke kota Gaza. Upaya tersebut untuk menutupi pelanggaran dan kejahatan yang sedang berlangsung di Gaza hingga dunia luar tidak bisa melihat kebiadaban Zionis Yahudi dalam melakukan genosida di Gaza.

Kebiadaban Zionis Yahudi terhadap warga Gaza telah melampaui batas kemanusiaan. Pengeboman, pelaparan, penghancuran infrastruktur, pemadaman listrik hingga pemutusan internet dan komunikasi adalah kejahatan perang dalam upaya memusnahkan warga Gaza.

Berbagai kecaman dari negara lain tidak membuat Zionis Yahudi menghentikan serangannya ke Gaza. Bahkan lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) juga tidak mampu menghentikan aksi Zionis Yahudi yang semakin brutal. Setiap ada resolusi untuk menghentikan agresi Zionis Yahudi selalu gagal karena Amerika Serikat menggunakan hak veto untuk menolaknya. Pengadilan Pidana Internasional, ICC (International Criminal Court) juga tidak berdaya menghadapi Amerika Serikat sebagai mendukung serta penyokong utama persenjataan Zionis Yahudi.

Demikian juga diamnya penguasa-penguasa Muslim menjadikan Zionis Yahudi semakin sombong, congkak, dan pongah hingga makin berani melakukan serangan yang semakin brutal.

Dalam melawan penjajah, kita tidak bisa mencukupkan hanya dengan diplomasi, mengirim bantuan makan, obat, dan lainnya yang semua itu tidak memberikan solusi mendasar untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu mengirimkan pasukan perang dan senjatanya untuk melawan. 

Syariat telah menetapkan untuk melawan penjajah adalah dengan jihad. Allah Swt. telah berfirman, "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al-Baqarah [2]: 190)

Paham sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan menjadikan anggapan bahwa Islam hanyalah ibadah personal dan ibadah ritual. Padahal Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, baik hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan Allah, dan hubungan dengan manusia yang lain termasuk bagaimana melawan ketika terjadi penjajahan.

Muslim yang telah memiliki pemahaman harus menyuarakan dengan keras. Memahamkan secara utuh apa yang telah disyariatkan oleh Allah untuk menolong saudara kita yang sedang terjajah. Bila semua Muslim sudah menyadari maka akan ada gerakan besar yang menuntut perubahan untuk kembali pada sistem Islam yang berasal dari wahyu Allah yaitu dengan tegaknya Khilafah.

Wallahu a'lam bishshawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar