Pendisiplinan Murid Berujung Pelaporan Dilema Dunia Pendidikan


Oleh : Ummu Aulia (Muslimah Pejuang Peradaban)

Kepala sekolah di SMAN 1 Cimarga, kabupaten Lebak, Banten, Dini Fitri di duga menampar muridnya yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah, 

Orang tua yang merasa tidak terima anaknya di tampar, melaporkan perlakuan kepala sekolah kepada pihak kepolisian. 

Sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga sempat mogok sekolah buntut kasus pemukulan kepsek kepada siswanya. Belakangan, ratusan siswa itu akhirnya kembali masuk sekolah. (Detik.com). 

Buntut dari kasus penamparan ini, Kepala Sekolah di non-aktifkan sementara dari jabatannya. Meski berakhir damai serta kepala sekolah aktif lagi kasus ini menjadikan dilema guru dalam mendisiplinkan murid, di satu sisi punya kewajiban membentuk masa depan murid dengan cara memberi tindakan kalau melakukan kesalahan, disisi lain khawatir pelaporan. 

Hak Asasi Manusia (HAM), hancurkan wibawa pendidik, bahkan beredar di jagat maya foto seorang siswa SMA di Makassar berinisial AS, dengan santainya merokok serta mengangkat kaki dengan di atas meja di samping gurunya. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sedikitnya 15 juta remaja berusia 13-15 tahun di seluruh dunia menggunakan rokok elektrik (vape). Data menunjukkan, remaja sembilan kali lebih mungkin menggunakan vape dibandingkan orang dewasa di negara-negara dengan data yang tersedia. (RRI.co.id). 

Perusahaan tembakau mengklaim bahwa produk rokok elektrik ditujukan bagi perokok dewasa yang ingin berhenti merokok. Mereka juga menganggap produk ini lebih aman dibandingkan rokok konvensional. 

Namun WHO memperingatkan bahwa vape justru menciptakan "gelombang baru kecanduan nikotin. " Etienne Krug dari WHO menyatakan, produk ini membuat anak-anak kecanduan nikotin sejak dini. 

Betapa rumitnya menjadi guru saat ini, fenomena ini menunjukkan bahwa siswa merasa punya hak bertindak diluar batas etika, guru semakin hilang wibawanya, salah sedikit bahkan bisa mengancam posisinya bahkan ancaman jeruji besi, padahal teguran penting untuk pendisiplinan murid. 

Sistem liberal yang dianut negara berhasil mencetak generasi yang tidak taat aturan bahkan krisis moral. Merokok menjadi alasan ungkapan kedewasaan. Bahkan tak jarang malah di bully karena tidak mau merokok. 

Di sisi lain rokok sangat mudah dijangkau remaja, bukti lemahnya negara dalam pengawasan Pendistribusian rokok, asal ada uang rokok mudah di dapatkan. Bahkan anak dibawah umur pun bisa dengan mudah mendapatkan.

Segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan. Disini pentingnya negara membuat aturan yang menjadikan remaja paham akan siapa dirinya dan kemana arah hidupnya, sehingga murid dapat menghormati guru. 

Dalam sistem pendidikan saat ini tidak ada perlindungan yang jelas bagi guru, guru berada dalam tekanan yang luar biasa, guru adalah pendidik dan pengajar anak-anak penerus peradaban. Akan tetapi wibawanya tergerus dengan anak-anak yang melakukan tindakan di luar batas etika. 

Mengingatkan seseorang yang bersalah merupakan tindakan amar ma'ruf nahi munkar, akan tetapi tidak dengan kekerasan. Di perlukan upaya tabayyun untuk mengetahui seseorang melakukan tindakan tersebut agar dapat dilakukan penanganan yang tepat, tanpa tindakan kekerasan. 

Sistem pendidikan sekuler terbukti telah gagal mencetak pendidik yang berakhlak mulia. Kebebasan yang diterapkan dalam sistem ini membuat anak didik kehilangan arah dan tujuan hidup bahkan melakukan tindakan sesuai keinginannya, banyak murid tidak menghormati gurunya. 

Krisis pendidikan karakter sesungguhnya berakar pada sistem pendidikan sekuler. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan ini telah menghapus orientasi spiritual dan moral dari dunia pendidikan. Akibatnya anak kehilangan arah hidup. Tujuan pendidikan berubah menjadi sekedar mencari pekerjaan di masa depan. 

Pentingnya menanamkan sopan santun dan rasa hormat terhadap guru, karena dalam Islam guru adalah pilar peradaban di tangan guru lah lahir generasi pencetak peradaban gemilang. 

Dalam sistem ini para guru banyak yang terseret arus krisis moral. Tidak sedikit kasus kekerasan, pelecehan dan korupsi di dunia pendidikan melibatkan guru yang belum bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. 

Inilah buah dari sistem pendidikan sekuler yang berpaling dari Al-Qur'an. Karena ketika kehidupan khususnya pendidikan, tidak berlandaskan wahyu Allah Subhanallahu Wataa'la. Maka hasilnya adalah kebingungan serta kehancuran moral. 

Para ulama terdahulu menekankan pentingnya mendahulukan pembinaan adab dari pada penyampaian ilmu. 

Adab adalah fondasi ilmu. Dengan itu sistem pendidikan islam melahirkan generasi para ulama ya g cerdas sekaligus penuh ketaqwaan. 

Dalam pendidikan islam menanamkan aqidah islam pada anak didik sebagai hal pertama dan utama sebagai asas seluruh ilmu, yang akan membentuk perilaku mereka diatur oleh syariah, dan mengarahkan potensi mereka untuk beramal demi ridho Allah Subhanallahu Wataa'la. 

Negara wajib memastikan pendidikan berjalan dengan sesuai syari'at yaitu mencetak generasi beriman, berilmu dan berakhlaq mulia. 

Semua itu hanya bisa terwujud kalau pendidikan sekuler yang merusak generasi diganti dengan penerapan syariah islam kaffah dalam naungan khilafah islamiyah. Dengan khilafah negara akan menjadi pelindung ilmu, penjaga adab dan penegak peradaban yang memuliakan manusia. 

Wallahu alam Bissawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar