Oleh : Siti Rima Sarinah
Hidup di alam  bebas nilai yang jauh dari rambu-rambu agama seperti saat ini, sangat berdampak buruk pada generasi. Sebab, agama tidak lagi dianggap sesuatu yang penting dan hanya dipandang sebatas urusan privat bagi generasi. Bahkan mereka sama sekali tidak mengenal aturan agama mereka, karena yang menjadi prioritas hidupnya hanyalah memenuhi hawa nafsu semata.
Hal ini diperparah dengan hadirnya trend agnostik  yang tengah di gandrungi oleh sebagian besar generasi muda. Trend agnostik adalah kecenderungan banyak orang, khususnya generasi muda yang tidak menyakini agama tertentu, dikarenakan mereka menganggap keberadaan tuhan sulit untuk diketahui/dibuktikan. 
Paham agnostik yang berasal dari kata Yunani  yang berarti "tanpa pengetahuan", yang mengarahkan bahwa manusia memiliki keterbatasan akal untuk memahami hal-hal tak bisa dilihat wujudnya secara fisik. Paham agnostik ini tidak ada bedanya dengan atheisme yang jelas-jelas menolak keberadaan tuhan.
Menurut data  PEW Research Center 2015 menyatakan bahwa pengikut agnostisme dan atheisme menduduki peringkat ketiga dan keempat terbanyak di dunia. Fakta ini tentu sangat mengkhawatirkan, dan tidak menutup kemungkinan pengikut paham ini semakin meningkat.
Sekularisme Penyebabnya
Tidak dimungkiri mulai merebaknya trend agnostik ini tak lepas dari tatanan aturan dan sistem kehidupan sekularisme yang berlaku saat ini. Dalam sistem ini agama tidak dibiarkan ikut campur dalam urusan kehidupan dan membatasi agama mengatur hanya untuk masalah urusan manusia secara personal kepada tuhannya. Sehingga manusia di beri kebebasan untuk membuat aturan sesuka hati dan hanya menuruti hawa nafsu.
Kerusakan moral generasi yang semakin parah menjadi buah  dari penerapan sistem sekularisme. Pergaulan bebas,    narkoba, bullying, penyimpangan seksual, tawuran dan sebagainya, menjadi potret rusak perilaku generasi kita hari ini. 
Bahaya Sedang Mengintai Generasi
Tanpa kita sadari, kerusakan generasi ini tentu sangat berkorelasi pada nasib bangsa ini di masa depan. Pasalnya, mereka adalah harapan bangsa sebagai tonggak dan pelanjut peradaban bangsa. Apa yang bisa diharapkan dari generasi yang rusak secara moral dan jauh dari aturan agama?
Dan bagaimana mungkin bangsa ini mampu mewujudkan  generasi emas tahun 2045, sedangkan kondisi generasi sedang tidak baik-baik saja? Akankah kerusakan generasi akibat paham yang salah menjangkiti pemikiran generasi di biarkan begitu saja? 
Kehadiran Negara Sebagai Pelindung Dan Penjaga Generasi
Generasi layaknya seorang  anak yang harus mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari ibunya. Negara adalah ibu yang akan memberikan perlindungan tersebut. Dengan memberikan pendidikan yang akan menanamkan akidah dan cara pandang yang benar sebagai bekal menjalani kehidupan. 
Maka disinilah pentingnya kehadiran peran negara untuk memastikan generasi terjaga dari hal-hal yang merusak apalagi mengakibatkan mereka jauh dari aturan agama. Apalagi generasi muslim adalah generasi mulia yang kelak akan membangun peradaban bangsa dan menjadi negara yang independen.
Sehingga kita akan melihat lahirnya sosok-sosok generasi emas yang memiliki keilmuan yang mumpuni di setiap bidang kehidupan.  Senantiasa berlomba-lomba mencari ilmu yang akan didekasikan untuk kemaslahatan umat manusia. Dan mereka adalah sosok-sosok yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia sebagai pancaran dari keberkahan ilmu yang mereka  miliki. Serta bentuk pengayoman negara untuk  menjaga dan melindungi generasi sebagai aset bangsa yang sangat berharga
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian. 


 
 
 
 
 
 
0 Komentar