Nyawa Murah di Negeri Gemah Ripah


Oleh: Nurmalasari (Aktivis Muslimah Purwakarta)

Warga Karawang di kejutkan oleh Jasad karyawati minimarket, Dina Oktaviani (21 tahun) ditemukan mengambang di Sungai Citarum kawasan Dusun Munjul Kaler, Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang pada Selasa (7/10/2025). Dina Oktavia ternyata menjadi korban pembunuhan oleh rekan kerjanya di minimarket Rest Area KM 72 Tol Cipularang, Purwakarta, Heryanto (29 tahun). (Jabar,12/10/2025)

Pelaku mengaku terdesak masalah ekonomi dan ingin menguasai perhiasan milik korban. Kasus itu berawal saat korban sebelumnya kerap curhat kepada pelaku soal masalah percintaan. Ketika itu korban meminta dicarikan 'orang pintar' agar bisa membuat korban melupakan mantan pacarnya. Pelaku lalu menawarkan diri membantu korban. Oleh pelaku, korban diminta datang ke kediamannya di Kecamatan Cibatu, Purwakarta pada Senin (6/10) petang. (KumparanNews,/09/10/2025)

Miris! Nyawa kini seolah tidak berharga. Hanya gegara ingin menguasai harta, pelaku berlanjut ke tindak pemerkosaan hingga pembunuhan. Tindakan keji seperti ini sesungguhnya menggambarkan rusaknya penerapan sekulerisme liberal yang telah merusak pemikiran masyarakat.


Sekuler Liberalisme 

Pengaruh dari sistem sekuler saat ini, memisahkan agama dalam kehidupan, menjadikan lemahnya keimanan memicu meningkatkan hal keji yang dapat dilakukan oleh seseorang. Menjadikan aturan agama tidak di pakai, bahkan agama tidak dilibatkan dalam urusan kesehariannya.

Sistem liberalisme yang membebaskan seseorang untuk bertingkah laku, salah satunya menormalisasikan aktivitas khalwat dan ikhtilath di luar konteks bermuamalah. Curhat kepada lawan jenis tidak akan menghadirkan solusi justru akan membobrokan keimanan dengan solusi menyekutukan Allah SWT. Kesempatan seperti ini sering di salah gunakan seseorang untuk menyalurkan hawa nafsunya, berujung kepada perampasan harta, pelecehan, pemerkosaan hingga pembunuhan.

Gaya hidup sekuler liberal yang melahirkan pola pikir dan perilaku yang jauh dari nilai kemanusiaan apalagi nilai ketakwaan. Agama hanya di pakai untuk aktivitas ritual saja, tidak menggunakannya dalam semua aspek kehidupan sehingga aturan yang di pakai tidak sesuai dengan yang Allah SWT perintahkan.

Hedonisme menjadikan seseorang melakukan apapun untuk memenuhi standar gaya hidupnya. Kecanduan game online, judi online memicu untuk mencari materi lebih tetapi tidak ingin lelah, semua ingin serba instant. Sehingga cara yang paling tepat adalah dengan mencuri apa yang ada di depan mata. Berbagai tipu daya dijalankan untuk mencarikan aksi pemindahan aset meski nyawa korban taruhannya.

Lingkungan masyarakat dalam sistem sekuler liberalisme menjadi masyarakat yang individualis, yang tidak ingin tahu kondisi yang di alami oleh lingkungan sekitarnya. Meski melakukan kunjungan ke rumah untuk curhat berduaan saja ataupun melakukan kemaksiatan lainnya. Diamnya masyarakat dalam hal kemaksiatan akan semakin menghancurkan generasi, karena tidak adanya kontrol masyarakat untuk beramar ma'ruf nahi mungkar.

Trend saling berkunjung ke sesama lawan jenis mulai di anggap wajar, dahulu yang di anggap tabu tapi kini bisa di normalisasi. Di sistem liberal saat ini, lingkungan masyarakat pun ikut bungkam ketika melihat para pemuda yang saling berkunjung tanpa di temani mahramnya.

Disisi lain peran negara di sistem sekuler saat ini, tidak berperan membina rakyat agar memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Negara justru memfasilitasi tindakan kemaksiatan untuk menjadi tumbuh subur dan menjamur.

Negara memberikan ruang luas untuk aktifitas khalwat serta ikhtilath dalam lingkungan masyarakat maupun dunia pekerjaan. Sistem liberalisme yang berazaskan kepada kebebasan, berdalih hak asasi manusia sehingga pergaulan bebas dan bentuk kemaksiatan lainnya tidak bisa di bendung lagi.

Media saat ini yang menjadi sumber segala informasi, sosial, tontonan yang tidak baik. Adapun informasi atau cara melakukan hal yang keji yang terus dilegalkan dan dibiarkan. Negara telah abai ketika menentukan kebijakan-kebijakan, sehingga merusak generasi penerus bangsa. Inilah dampak ketika negara menerapkan sistem kapitalime yang berazaskan materi. Selama keuntungan materi di dapat maka pintu-pintu kebenaran akan di tutup.

Hukuman untuk perampokan, pelecehan, pemerkosaan hingga pembunuhan tidak bisa menjadikan efek jera bagi pelaku ataupun masyarakat yang melihat kasus ini. Karena hukuman buatan manusia tidak sesuai dengan kadar hukuman yang sebenarnya. Sistem kapitalime saat ini yang berazaskan materi, memberikan kebebasan kepada pelaku. Apabila pelaku bisa membayar denda maka pelaku akan di hukum ringan hingga di bebaskan. Para kriminal menjadikan penjara sebagai sekolah kriminal, sehingga ketika keluar banyak napi yang mengulangi perbuatannya.

Maka, sistem sekuler liberalisme menjadi bukti nyata bahwa sistem ini tidak bisa menjadikan masyarakat lebih baik akhlaknya, menjadikan masyarakat yang individual dan negara telah gagal untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat.


Solusi Islam

Islam juga mengatur urusan tentang sistem pergaulan laki-laki dan perempuan. Islam yang paripurna mencegah umatnya untuk tidak berkhalwat atau berdua-duaan dengan yang bukan mahram, serta melarang untuk ikhtilath, bercampur baur dengan bukan mahram kecuali urusan bermuamalah. 

Islam memerintahkan agar para wanita untuk menutupi secara sempurna auratnya dalam berbagai keadaan, sehingga perhiasan-perhiasan mereka tidak tampak dan aurat tubuh tidak terlihat, sehingga tidak menjadikan lawan jenis tergoda untuk melakukan perampokan, pemerkosaan hingga pembunuhan.

Ketakwaan individu merupakan kontrol internal dalam ketaatan pada sang pencipta. Selain itu juga dibutuhkan kontrol masyarakat dan negara.

Kontrol masyarakat sangat di butuhkan dalam mencegah kemaksiatan, pelecehan, pemerkosaan hingga pembunuhan. Masyarakat akan selalu mengkontrol apabila di temukan hal-hal yang mencurigakan ketika melihat berdua-duaan dengan beramar ma'ruf nahi mungkar.

Ketika sudah di amar ma'ruf akan tetapi masih menjalankan kemaksiatan maka masyarakat bisa melaporkan ke pihak berwenang, sehingga para pelaku akan di tindak lanjut. Untuk itu, dalam sistem Islam negara lah yang mempunyai peran yang sangat besar. Negara akan mengontrol segala kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat. Negara akan selalu memantau perkembangan media saat ini, tidak akan segan memblokir situs-situs yang membuat masyarakat terperosok kedalam kemaksiatan. 

Negara dalam Islam pun menjadi pemberi sanksi yang adil dan bijaksana sesuai dengan pedoman yang Allah SWT turunkan yaitu Al-Qur'an dan Al hadist. Hukuman bagi pelaku pencurian, pelecehan, pembunuhan ataupun kemaksiatan lainnya di tetapkan langsung oleh syari'at, untuk itu sangsi Islam akan memberikan efek jera sekaligus mendidik sehingga pelaku tidak akan mengulangi perbuatannya.

Maka, dengan sistem Islam individu menjadi bertakwa, taat hukum syara, masyarakat saling menjaga dan hukum di tegakkan negara untuk menjalankan amanahnya sebagai pelindung keamanan umat. Semoga sistem Islam segera bangkit kembali untuk menjadi Islam yang paripurna yang bisa memberikan perlindungan, kesejahteraan umat.

Waalaikumsalam




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar