Sistem Kapitalis: Pedagang Senjata Meraup Untung dalam Perang


Oleh: Ria Nurvika Ginting,SH,MH (Dosen-FH)

Ditengah konflik dan perang yang terjadi di sejumlah wilayah dan negara di dunia ternyata produsen senjata meraup untung besar-besaran di tahun ini. berdasarkan laporan AFP, produsen senjata ini mendapatkan pemasukan hingga US$ 679 miliar atau setara dengan Rp. 11.304 triliun tahun ini. bahkan sejumlah peneliti menyampaikan bahwa perang di Ukraina hingga Jalur Gaza telah mendongkrak pemintaan senjata secara gila-gilaan. (CNN Indonesia.com, 01/12/25)

Jade Guiberteau Ricard, seorang peneliti menyampaikan bahwa banyak negara Eropa tengah berupaya memperluas dan memodernisasi militer mereka sehingga memunculkan permintaan baru. Dari 100 produsen senjata yang ada, 39 perusahaan berasal dari Amerika Serikat dan seluruh perusahaan tersebut mengalami kenaikan pendapatan secara gabungan sebesar 3,8 persen hingga mencapai US$ 334 miliar di tahun 2024. Tiga perusahaan teratas asal AS tersebut antara lain Lockheed Martin, RTX (dahulu Raytheon Technologies) dan Northrop Grumman. Secara keseluruhan perusahaan-perusahaan senjata dari AS mengalami kenaikan pendapatan secara gabungan sebesar 3,8 persen hingga mencapai US$334 miliar pada 2024.(CNN Indonesia.com, 01/12/25)

Mengapa ketika negara-negara yang berkonflik atau perang malah ada yang mendapatkan keuntungan?Ini lah hasil dari penerapan sistem kapitalis-sekuler di dunia saat ini. Dimana kapitalis menjadikan standar kehidupannya adalah materi. Sehingga perang yang mengakibatkan banyak korban pun dianggap ladang penghasil keuntungan. Perang dianggap komoditi yang bisa dibisniskan sehingga keuntungan dapat diraup sebesar-besarnya. Dari data diatas kita bisa lihat bagaimana AS merupakan negara adidaya saat ini yang menerapkan sistem kapitalis-sekuler menjadi eksportir besar-besaran bagi negara-negara yang sedang berkonflik/perang. 

AS merupakan negara adidaya yang merasa dirinya sebagai polisi dunia, bukan menghentikan peperangan yang terjadi antar negara-negara yang ada didunia tapi AS sebagai negara yang mengatur terjadinya konflik. Bahkan negara ini pula yang menyediakan bahan bakar yang memperpanjang peperangan/konflik tersebut yang mana kita lihat mengakibatkan banyaknya korban yang berjatuhan terkhusus nya dari kalangan wanita dan anak-anak yang rentan terkena dampaknya. Ini jelas kita lihat faktanya di konflik Israel-Palestina yang hingga saat ini masih berlangsung.


Perang dalam Islam

Sistem Islam yang menerapkan syariat diseluruh lini kehidupan memiliki sistem politik luar negeri yang terdiri dari dakwah dan jihad. Dengan ini, kaum muslim meraih kemuliaan dunia dan akhirat. Jihad (perang) bukan bertujuan untuk menjajah, memperbudak bangsa atau umat yang diperangi tetapi dalam rangka menghilangkan penghalang sampainya cahaya Islam pada mereka. Mereka diberikan pilihan untuk memeluk Islam atau tidak. Tetapi dengan mereka tunduk pada sistem Islam maka meskipun mereka tidak memeluk Islam mereka akan diperlakukan baik dan merasakan keadilan dalam Islam. Ini lah tujuan utama jihad yakni mengemban Islam keseluruhan dunia sehingga Islam menjadi pemimpin dunia, baik untuk muslim maupun non-muslim.

Dengan tujuan utama dan mulia ini maka Islam mengajarkan perang yang beradab dan tidak brutal seperti yang dilakukan negara kapitalis-sekuler saat ini. Apalagi sampai menjadikan perang sebagai sumber pemasukan. Sistem Islam dengan politik luar negeri nya tersebut juga akan melakukan persiapan untuk mendukung aktivitas jihad tersebut. Hal ini sesuai dengan QS al-Anfal ayat 60: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya."

Sistem Islam yang diterapkan dalam institusi Daulah Khilafah akan membangun industri strategis untuk mendukung jihad. Industri itu ialah industri pertahanan dan keamanan yang terdiri dari industri alat berat termasuk persenjataan, bahan baku dan bahan bakar. Semua ini dimiliki secara mandiri sehingga tidak bergantung kepada negara lain terutama negara barat. Industri strategis ini juga tidak boleh dimiliki individu baik swasta domestik maupun asing. Industri ini tidak dibangun dengan prinsip benefit (keuntungan) tetapi didasarkan pada kebutuhan pertahanan dan keamanan negara semata. Sehingga untuk kebutuhan ini berapapun dana nya harus dipenuhi negara melalui Baitul Maal. Negara tidak akan mengekspor hasil industri ini khususnya persenjataan kepada negara lain yang memerangi kaum muslim. Ini lah negara adidaya yang akan memimpin dunia yang akan memberikan rasa aman kepada seluruh manusia dan akan disegani oleh kawan maupun lawannya. Negara yang berdiri atas dasar ideologi shahih.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar