Oleh : Ummu Abdan (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah Lisma Bali)
Umat Islam masih dalam keterpurukannya dalam berbagai bidang. Bahkan bukan hanya terbelakang namun tertindas diberbagai negeri. Seperti penjajahan israel dengan genosidenya di Gaza yang menelan korban hingga ratusan ribu dari bayi hingga para wanita. Konflik antar rezim berkuasa dengan militer sudan yang menjadi korban justru dari rakyat yang mencapai ribuan orang. Kondisi ini sangat tragis sebab bukan saja korban fisik bahkan korban pemikiran sebagaimana yang terjadi dinegeri ini. Tingginya kriminalitas narkoba, pergaulan bebas, budaya kekerasan, pelecehan bahkan bunuh diri hingga kasus-kasus pembunuhan. Para pemimpin, pejabat yang korupsi yang mencapai triyunan.
Hal ini terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem yang diadopsi oleh setiap negara, yang menjadikan modal (kapital) sebagai kekuatan dominan dalam meraih kemenangan dalam berbagai pertarungan politik demi ambisi kekuasaan. Akibatnya, mereka dapat dengan leluasa menguasai hajat hidup orang banyak, seperti emas, nikel, dan berbagai barang tambang lainnya. Praktik ini kemudian merusak lingkungan, yang berujung pada bencana alam seperti banjir bandang, longsor, dan pencemaran limbah. Sehingga, Allah telah menegaskan bahwa kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan tangan-tangan manusia. Sebagaimana Allah berfirman, "Telah nampak kerusakan didarat dan dilautan akibat tangan-tangan manusia." (TQS Ar Rum : 41).
Realitas kerusakannya karena sistem yang digunakan adalah kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Menyerahkan pengaturan hidup manusia berdasarkan hawa nafsu atau kemaslahatan berdasarkan nafsu manusia sehingga keserakahan terhadap negara maju kenegara-negara dengan sumber daya alamnya dengan penjajahan konflik antar negara dan konflik para penguasanya. Aturan dibuat untuk mendapatkan keuntungan dengan menindas manusia lain. Tanpa ada kemanusiaan.
Para pemimpinnya hanya sibuk bertemu dalam berbagai kelembagaan dunia akan tetapi sebatas ceremonial demi melanggengkan sistem kapitalisme itu sendiri. Peran Allah sebagai Tuhan Pencipta alam semesta hanya berada diruang-ruang spiritual yang tidak dikaitkan dengan ranah publiknya. Padahal Allah telah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 11-12 yang artinya, "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi', mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.' Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya." Dengan menjauhkan peran Pencipta Allah SWT. maka kerusakan dan kesengsaraan akan berakibat bagi manusia.
Hal ini bisa dihentikan dengan kembali pada Sistem Islam. Sistem Islam mampu mengatasi berbagai Problem kerusakan yang diakibatkan oleh manusia dengan menjadikan aturan dari Allah yang mengatur kehidupan manusia sebab Allahlah yang dapat mengetahui baik atau buruknya manusia yang tentunya mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Dalam salah satu firman Allah "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (TQS Al 'Araf : 96). Ayat ini sangat gamblang menjelaskan orang-orang yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi berupa keberlimpahan sumber daya alam yang mencukupkannnya bahkan bisa berlebih.
Kerusakan- kerusakan seperti kriminalitas akan minim terjadi sebab hukum (sanksi) dari Allah akan adil dan menyelesaikan hingga tuntas Bahkan dengan sistem Islam umat akan menjadi umat terbaik sebagaimana dalam surah Ali imran ayat 110 yang artinya, "Kalian adalah umat terbaik yang diturunkan ditengah- tengah manusia mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan beriman kepada Allah." Dengan ayat ini menunjukkan umat terbaik berarti umat yang bangkit dengan Islam dan pemikirannya, maju dalam pengusaan ilmu dunia yang mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan.
Dengan sistem Islam pasti akan menghantarkan dunia dan akhirat sebagaimana Allah berfirman “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (TQS Ar Rahman : 60). Ayat ini menegaskan bahwa kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan. Ini adalah hukum balasan dari Allah yang memastikan bahwa siapa pun yang melakukan kebaikan akan mendapatkan kebaikan sebagai balasannya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad Saw, "Apabila kalian memutuskan hukum, lakukanlah dengan adil." (HR. Thabrani).
Keadilan ini mencakup perlakuan yang setara bagi semua orang, tanpa memandang bulu, bahkan terhadap musuh sekalipun. Menunjukkan hadits ini ketika hukum Islam ditegakkan maka keadilan akan terwujud bukan hanya kebaikan bagi umat Islam tetapi juga bagi musuh. Dengan demikian ketika manusia hidup dalam sistem Islam tentunya kehidupan akan menjadi baik. Allahu 'Allam bishowwab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar