Menuntut Ilmu Adalah Ibadah, Jalan Menuju ke Surga dan Perubahan Peradaban


Oleh : Nur Indayati

Tradisi ilmu itu adalah tradisi Islam. Peradaban Islam itu adalah peradaban berbasis pada iman, adab, ilmu dan amal. Bahkan Allah dengan tegas melandaskan bahwa peradaban ilmu ini dalam QS Al ‘Alaq : 1-5 yang artinya, ."Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mu lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".

Peradaban Islam adalah peradaban yang maju karena banyak sekali para ilmuwan yang beriman dan bertakwa yang mengkonstruksikan ilmu dan sains dalam sebuah sistem negara Islam. Maka ketika kita menginginkan peradaban Islam tegak kembali salah satunya harus diawali orang-orang beriman dan berilmu.


Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Islam

Pertama, jalan paling cepat menuju ke surga. 
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya : “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Kalau ada jalan yang cepat menuju surga kenapa harus muter muter, bukankah tabiat manusia adalah suka jalan yang pintas? Bahkan para ulama dahulu rela berjalan bertahun-tahun untuk mencari ilmu seperti Abu Hatim ar-Razi menghabiskan waktu lebih dari 7 tahun untuk berkeliling mencari ilmu dari berbagai banyak negara bahkan beliau sampai menjual apa saja yang dia miliki untuk menuntut ilmu tersebut 

Sementara saat ini pengajian ada di mana-mana bahkan kita tidak perlu untuk pergi ke luar kota karena hampir di setiap RT, RW, kelurahan, kecamatan banyak sekali majelis-majelis ilmu. Bahkan Ibnu Rajab menyimpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 297-298). Apakah kita masih belum tertarik? 

Kedua, bukti kecintaan kita kepada Allah dan RasulNya 
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Artinya : "Barangsiapa Allâh kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan  menjadikannya paham (berilmu) tentang (urusan) agama (Islam)" 

Ibnu qoyyim Al jauzi mengatakan bahwa jika allah tidak menghendaki kebaikan untuknya maka dia tidak memahami ilmu agamanya. Abdullah bin As'ad mengatakan "barangsiapa yang ingin mengetahui seberapa dalam cintanya kepada Allah dan rasulnya cobalah dicek seberapa dalam ia mengetahui cintanya kepada Al-quran dan mengamalkannya".

Ketiga, mendapatkan pahala haji dan umroh yang sempurna. 
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
Artinya : “Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 86 menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih). 

Bukankah ketika Haji kita meluangkan waktu sekitar 41 hari dan kalau untuk menuntut ilmu agama kurang lebih hanya 2 jam. Bukankah kalau kita berhaji membutuhkan uang puluhan juta bahkan sampai ratusan juta sementara kalau untuk menuntut ilmu hanya butuh puluhan ribu saja. Kenapa kita masih belum tertarik untuk datang ke majelis ilmu?

Keempat, menuntut ilmu akan mendapatkan harta yang sangat banyak.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Apakah salah seorang dari kalian tidak ingin pergi ke pasar atau lembah Buth-han (semacam pasar unta) lalu kembali dengan dua ekor unta betina yang besar punuknya tanpa berbuat dosa dan tanpa memutus silaturahmi?” Para sahabat menjawab: “Kami ingin, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda: “(Ketahuilah) pergi ke masjid kemudian membaca atau mempelajari dua ayat dari Kitab Allah lebih baik baginya daripada mendapatkan dua ekor unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta…” (HR. Muslim)

Kalau kita kalkulasi saat ini misalnya satu ekor unta seharga 500 juta, berarti dua ekor unta itu adalah 1 miliar. Ini adalah perumpamaan orang yang mau mempelajari Alquran mendapatkan pahala yang sangat besar. Tidakkah kita tertarik untuk mendapatkannya?

Kelima, menjadi manusia yang terbaik. 
Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya : “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Setiap manusia pasti menginginkan kebaikan di dalam hidupnya maka Islam sudah memberikan jalan yang sangat mudah yaitu kita bersemangat untuk belajar Alquran serta mengajarkannya kepada manusia yang lain sehingga manusia itu mengetahui apa yang dicintai oleh Allah apa yang dibenci oleh Allah. Inilah jalan menuju surga dan Ridhonya Allah.

Keenam, didoakan oleh semua makhluk Allah dilangit dan dilautan bahkan dilautan. 
Sufyān datang kepada Rasulullah ﷺ di masjid. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, aku datang kepadamu untuk menuntut ilmu.” Maka Nabi menjelaskan bahwa menuntut ilmu adalah jalan menuju kebaikan, dan malaikat merendahkan sayapnya untuk penuntut ilmu. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya karena ridha terhadap penuntut ilmu. Dan orang yang berada di langit dan bumi akan memintakan ampun bagi penuntut ilmu, sampai ikan-ikan di laut.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi; dinilai hasan oleh al-Albani)

Maka para penuntut ilmu adalah orang yang sangat beruntung karena setiap hari ketika dia menuntut ilmu didoakan oleh seluruh makhlukNya Allah yang ada di langit dan di bumi dan itu adalah keberuntungan yang tidak perlu disangsikan lagi. 


Menuntut Ilmu Harus Diniatkan sebagai Ibadah

Ada sebuah Atsar mauquf yaitu Abu Hurairah pernah datang ke pasar di Madinah dan berkata kepada para pedagang: “Wahai para pedagang, apakah yang membuat kalian tinggal di sini? Pembagian warisan Rasulullah sedang dibagikan di masjid!” Para pedagang pun meninggalkan pasar dan pergi ke masjid. Setelah mereka kembali, mereka berkata: “Kami tidak melihat adanya warisan apa pun.” Abu Hurairah bertanya: “Apa yang kalian lihat di masjid?” Mereka menjawab: “Kami melihat orang-orang sedang membaca Al-Qur’an, belajar halal dan haram, dan menuntut ilmu.” Maka Abu Hurairah berkata: “Itulah warisan Rasulullah.”

Maka ketika kita mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentu kita sangat menginginkan warisan dari beliau yaitu mempelajari Alquran Hadis serta mengamalkan dan mensejajarkan kepada orang lain.

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibn Mājah no. 224, al-Baihaqi, dan lainnya)

Bagimana para salaf sholeh dalam mencari ilmu? Syekh Abdul Qadir al-Jailani sering menegaskan bahwa orang yang ingin mendapatkan cahaya ilmu harus bersungguh-sungguh meninggalkan maksiat dan memperbaiki hati.

Bahkan Untuk membiayai belajar dan membeli buku, Imam Malik berkata: “Aku pernah menjual balok-balok kayu dari atap rumah kami untuk membeli biaya belajar.” bahkan beliau menjual semua warisannya untuk menuntut ilmu.

Dan masih banyak kisah-kisah salafus soleh yang sangat menginspirasi di dalam mereka menuntut ilmu agama. Dan yang lebih penting dari itu adalah ketika kita menuntut ilmu agama harus Karena Allah.


Menuntut Ilmu Agama Harus karena Allah

Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya karena Allah, namun ia mempelajarinya hanya untuk mendapatkan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu Dawud)

Menuntut ilmu agama juga tidak boleh diniatkan untuk mempermalukan dengan orang lain, merasa dirinya paling pandai dan merendahkan orang lain. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa menuntut ilmu agama untuk membanggakan diri, membantah ulama, atau menarik perhatian manusia, maka ia di neraka.” (HR. Ibn Mājah)

Sebaliknya menuntut ilmu agama digunakan untuk mencerdaskan umat dan mengembalikan peradaban Islam kembali. Umat bangkit dengan ketinggian berfikir dan itu harus diawali dengan ilmu. Allah berfirman dalam QS. Al-Mujādilah ayat 11 yang artinya, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."

Ilmu itu kunci utama kebangkitan serta kejayaan peradaban Islam, baik pada masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Dengan ilmu umat Islam tidak akan terperdaya oleh tsaqofah Barat dan tidak akan mudah untuk dipecah belah serta terbebas dari penjajahan saat ini.

Demikianlah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau berdakwah di Mekah selama 13 tahun. Beliau mendidik para sahabat sehingga menjadi orang-orang yang siap untuk menyebarkan Islam dan menegakkan peradaban Islam di Madinah. Wallahualam bishawwab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar