Oleh : Ummu Aulia (Muslimah Pejuang Peradaban)
Wanita bernama Irene Sokoy dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia setelah ditolak empat rumah sakit di Kabupaten dan kota Jayapura, Papua. Gubernur Papua, Matius D Fakhiri, meminta maaf dan menyebut hal ini sebagai bobroknya layanan kesehatan di Papua. Sistem terjadi karena kesalahan jajaran pemerintah di Papua.
Perjalanan tragis Irene ditolak dari Satu Rumah sakit ke Rumah sakit yang lain menurut dari data yang dihimpun Kompas.com, Irene Sokoy meninggal pada senin (17/11/2025) pukul 05.00 WIT setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan dari RSUD Yowari, RSDian Harapan, RSUD Abepura hingga RS Bhayangkara tanpa mendapatkan penanganan memadai.
Kepala Kampung Hobong, Abraham Kabeh yang juga mertua almarhum menceritakan Irene mulai merasakan kontraksi pada minggu siang (16/11). Keluarga membawanya menggunakan speedboat menuju RSUD Yowari. Namun, kondisi Irene yang memburuk tidak segera ditangani karena dokter tidak ada di tempat. Proses pembuatan rujukan pun sangat lambat.
Keluarga kemudian membawa Irene ke RS Dian Harapan dan RSUD Abepura, namun kembali tidak mendapatkan layanan. Perjalanan dilanjutkan ke RS Bhayangkara, tempat keluarga diminta membayar uang muka Rp 4 juta karena kamar BPJS penuh. Keluarga tidak punya uang sehingga membawa Irene ke RSUD Jayapura. Dalam perjalanan ke RSUD Jayapura, pasien mengalami kejang-kejang sehingga mobil kembali ke RS bhayangkara,. Namun, dalam perjalanan itu, pasien menghembuskan nafas terakhir.
Kisah pilu ibu hamil yang ditolak Rumah Sakit hingga meninggal bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya seorang ibu hamil berusia 33 tahun asal Mojokerto, Lowokwaru, kota Malang. Ibu yang sedang mengandung usia 7 bulan ini harus kehilangan nyawanya, ia ditolak perawatan oleh sejumlah rumah sakit dengan alasan ruangan penuh. (KumparanNEWS.com).
Penolakan rumah sakit terhadap pasien bukti bobroknya sistem kesehatan di negeri ini. Hal ini karena sistem sekuler kapitalisme yang menjadikan pelayanan kesehatan sebagai bisnis materealistik, dalam sistem ini, kesehatan cenderung menjadi komoditas bisnis yang berorientasi keuntungan. Kesehatan menjadi barang mahal dan sulit diakses rakyat miskin. Negara hanya sebagai regulator, bukan penjamin utama, mengakibatkan ketimpangan akses kualitas karena obat-obatan dikelola dengan prinsip untung rugi.
Kapitalisme menganggap uang lebih penting daripada nyawa. Selama ada dana pelayanan prima, tak ada dana melayani dengan suka-suka, seperti penolakan di berbagai rumah sakit. Itu bukti nyata bahwa nyawa seakan tak berarti dalam sistem ini. Selama sistem sekuler kapitalisme masih dipakai, hal seperti ini akan terus terjadi.
Berbeda dengan sistem Islam, islam menganggap kesehatan sebagai sesuatu yang sangat penting hal ini sebagaimana sabda nabi Muhammad Sallalahu alaihi wasalam: "Siapa saja yang ketika memasuki pagi hari sehat badannya, maka seolah-olah dunia telah menjadi miliknya." (HR. Bukhari).
Sabda nabi tersebut menegaskan bahwa kesehatan adalah nikmat untuk menjalani hidup di dunia. Kesahatan merupakan kebutuhan vital bagi setiap individu, dalam islam pemenuhan kebutuhan vital, termasuk pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab penguasa (negara). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Sallalahu alaihi wasalam: "Imam ( penguasa) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang di urus." (HR. Bukhari).
Rasulullah SAW. telah memberikan keteladanan bahwa negara harus menjamin kesehatan rakyatknya hal ini seperti yang dilakukan beliau saat menjadi kepala negara di Madinah, Tatkala beliau mendapatkan hadiah dokter dari Raja Mesir, dokter tersebut dijadikan dokter umum yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan.
Dalam islam, negara menjamin layanan kesehatan bagi seluruh rakyat yang masuk dalam wilayah negara yang menerapkan syariat islam tanpa pandang bulu. Biaya kesehatan ditanggung negara, dana diperoleh dari pengelolaan sumber daya alam milik rakyat. Negara mengambil peran dalam pengelolaan sumber daya alam dengan amanah. Salah satu hasilnya digunakan untuk pembiayaan kesehatan.
Administrasi pelayanan kesehatan mudah, cepat, profesional , dan amanah. Sistem rujukan kesehatan harus dipermudah. Penanganan pasien harus diutamakan apalagi yang sangat darurat. Tanpa menunggu keluarga menyelesaikan administrasi.
Perhatian Khilafah islam sepanjang peradaban islam diterapkan dalam mewujudkan sistem pelayanan kesehatan. Hanya sistem islam dalam naungan khilafah islamiyah yang mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Wallahu alam bissawab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar