Oleh : Kanti Rahmillah,M.Si
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen kuat untuk berada di garda terdepan dalam memerangi serakahnomics—strategi pelaku besar yang menguasai rantai pasok pangan dan menyingkirkan petani serta penggilingan kecil. Dengan membongkar pola permainan oligarki pangan, Amran menegaskan kembali fokus pemerintah pada perlindungan petani dan keadilan pasar.
Mafia Pangan
Upaya memberantas mafia pangan alias serakahnomics sudah lama dilakukan, namun hingga hari ini masih belum terselesaikan. Banyak faktor menyebabkan serakahnomics sulit diberantas, yang semuanya tidak bisa dilepaskan dari buruknya tata kelola negara yang kapitalistik. Dalam kapitalisme, peran negara dikerdilkan sebatas pembuat regulasi, bukan sebagai pengurus seluruh kebutuhan rakyat. Akibatnya, peran negara sangat kecil dalam menyelesaikan persoalan rakyat. Kondisi ini membuat kekuatan swasta terus membesar. Inilah yang menjadikan negara sulit memberantas serakahnomics alias mafia pangan dalam sistem hari ini.
Perusahaan bermodal besar menguasai rantai pasok mulai dari produksi, distribusi hingga ritel. Mereka menciptakan kartel yang dapat mengatur harga seenaknya. Contohnya dapat dilihat saat pemerintah menyatakan surplus produksi yang seharusnya membuat harga beras murah, namun kenyataannya hingga hari ini harga beras masih tetap tinggi.
Harga beras tinggi bukan berarti insentif petani tinggi. Harga di tingkat petani tetap rendah karena rantai pasok yang terlalu panjang dan dikuasai pemain besar. Bayangkan ketika harga saprotan seperti bibit/benih, pupuk, pestisida, dan alat pertanian lainnya terus naik, sedangkan harga jual gabah murah. Inilah yang membuat petani tetap hidup dalam kemiskinan. Mengapa harga saprotan tinggi? Lagi-lagi karena saprotan di negeri ini dikuasai oleh segelintir elit sehingga mereka bisa menentukan harga sesuai keinginan.
Oleh karena itu, perlindungan terhadap petani dan keadilan pasar akan sangat sulit terwujud dalam sistem kapitalisme yang menihilkan peran negara dan bertumpu pada swasta. Bahkan konsumen pun dirugikan dengan tingginya harga pangan. Satu-satunya pihak yang diuntungkan adalah para pengusaha besar.
Keadilan Pasar
Islam dengan aturannya yang paripurna mampu melindungi petani dan menciptakan keadilan pasar. Pertama, karena negara berfungsi sebagai pengurus dan pelindung umat, termasuk para petani dan pedagang kecil. Maka negara akan melakukan segala daya dan upaya agar rantai pasok benar-benar adil. Salah satunya dengan menghadirkan qadhi hisbah yang siap memberangus siapa saja yang berbuat curang di pasar.
Negara akan memperhatikan rantai pasok agar efisien dan tidak dikuasai serakahnomics. Misalnya dengan menghadirkan sistem informasi yang dikuasai negara sehingga seluruh petani mengetahui harga riil hasil panennya. Tidak seperti hari ini, ketika informasi dikuasai segelintir pihak sehingga ketidakadilan pasar terus terjadi.
Negara juga akan bertindak tegas terhadap pelaku kecurangan pasar. Negara tidak akan memandang bulu terhadap siapa saja pelaku kejahatan—apakah anak pejabat atau bukan—semuanya akan ditindak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.: “Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang mulia (berkedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum). Namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atasnya. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.” (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688)
Selain itu, negara akan benar-benar mendukung petani dengan menyediakan saprotan murah dan bantuan modal jika diperlukan. Tujuannya agar petani mendapatkan insentif tinggi sehingga kehidupan mereka sejahtera. Negara juga akan memperhatikan infrastruktur penunjang seperti irigasi, gudang penyimpanan, jalan distribusi, hingga transportasi. Dengan dukungan sistem dari pemerintah, produktivitas petani akan semakin meningkat.
Khatimah
Demikianlah mekanisme Islam dalam melindungi petani dan menciptakan keadilan pasar. Semua itu mustahil diterapkan dalam sistem kapitalisme yang justru menyuburkan praktik serakahnomics. Oleh karena itu, sudah seharusnya kaum muslim memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyah demi terwujudnya kehidupan yang berkah dan sejahtera.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar