Oleh : Siti Rima Sarinah
Kota Bogor dikenal sebagai kota yang memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Sehingga kota hujan sangat identik dengan Kota Bogor. Hujan yang sering mengguyur Kota Bogor, adalah anugerah luar biasa yang Allah berikan pada kota ini. Namun, tatkala hujan turun disertai angin kencang menyebabkan berbagai bencana seperti tanah longsor, banjir dan banyak pohon tumbang yang menimpa kendaraan yang sedang melintas.
Keberadaan pohon-pohon besar yang berada di sepanjang jalan utama di Kota Bogor memang memberikan suasana sejuk dan nyaman. Tetapi pohon-pohon besar tersebut sudah berusia tua dan akar pohon banyak yang keropos. Sehingga ketika hujan turun dan angin kencang, akhirnya pohon-pohon tersebut tumbang dan menutupi akses lalu lintas jalan.
Devi Librianti selaku Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Disperumkim Kota Bogor mengungkapkan ada ratusan pohon diklasifikasikan ber-KTP merah berjumlah 249, yang tingkat keroposannya hingga mencapai 40 persen. Penebangan dan pemangkasan adalah salah satu upaya yang dilakukan. Dan memberi penyangga di kedua sisi pohon tersebut, untuk mengantisipasi pohon tumbang yang akan menelan korban (radarbogor, 06/11/2025)
Menetapkan warna KTP pada pohon dan pemangkasan serta penebangan saja tidaklah cukup sebagai upaya pencegahan pohon tumbang yang mengakibatkan jatuhnya korban. Seharusnya Pemkot bisa melakukan upaya yang lebih serius untuk menangani bencana. Dengan melakukan penebangan pohon yang sudah keropos hingga batas diatas tanah. Yang kayunya bisa digunakan seperti membuat meja ataupun kursi. Selain itu, wilayah yang banyak pohon yang sudah tua dan keropos ditutup untuk sementara waktu hingga penebangan pohon selesai dilakukan.
Penebangan pohon tua dan besar memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mengingat ada ratusan pohon yang harus ditebang karena sudah keropos. Namun, persoalan biaya seharusnya tidak menjadi masalah bagi pemerintah. Karena keselamatan nyawa rakyat lebih berharga dibandingkan harus mengeluarkan dana untuk penebangan pohon.
Sedangkan akses lalu lintas bisa dialihkan ke lokasi yang lebih aman. Sehingga tatkala hujan turun di sertai angin kencang, tidak akan terjadi lagi adanya pohon tumbang yang akan memakan korban jiwa.
Sangat disayangkan, minimnya mitigasi yang dilakukan pemerintah yang bernaung dalam sistem kapitalisme menjadi bukti abainya negara pada keselamatan jiwa rakyatnya. Sistem kapitalisme hanya memosisikan negara sebagai regulator saja. Dan pengabaian terhadap tanggung jawabnya kepada rakyat adalah kesengajaan untuk mengundang "uluran para dermawan" yang akan menggantikan peran mereka untuk memperbaiki kerusaka akibat bencana.
Dari fakta inilah kita harus menyadari untuk tidak menggantungkan harapan pada sistem kapitalisme yang terbukti gagal. Dan untuk mengembalikan pera negara sebagai pelayan rakyat hanya bisa terwujud dalam sistem Islam. Karena sistem Islam memiliki seperangkat aturan yang mampu mengatasi berbagai problema kehidupan manusia, termasuk penanganan mitigasi bencana.
Karena sistem Islam memprioritaskan kepentingan dan keselamatan jiwa rakyat dengan mengoptimalkan peran negara untuk melaksanakan tanggung jawabnya secara menyeluruh. Hal-hal yang akan membahayakan jiwa rakyat diantisipasi dengan solusi yang benar dan tepat. Seperti penanganan bencana, ada langkah preventif dan kuratif, sehingga dapat meminimalisir jatuhnya banyak korban.
Karena pada hakikatnya, Islam sangat menghargai jiwa manusia. Oleh karena itu, penerapan syariat Islam di setiap lini kehidupan, salah satunya adalah untuk menjaga jiwa manusia. Inilah perbedaan yang sangat mendasar antara sistem buatan manusia dan sistem yang berasal dari sang pencipta manusia dalam menjaga dan melindungi jiwa manusia.
Apapun yang berasal dari sistem buatan manusia yang lemah, pastinya akan melahirkan berbagai problema kehidupan yang tak pernah tuntas. Sehingga kita harus menyadari bahwa kita hidup dalam sistem aturan kehidupan yang salah. Dan sistem manakah yang seharusnya kita hidup didalamnya dan hadir didalam kehidupan umat manusia?
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar