Oleh : Sayuti
Fenomena plagiarisme, kekerasan di sekolah, pergaulan bebas, penyalahgunaan teknologi, menurunnya rasa hormat kepada guru dan orang tua, menjadi cerminan bahwa pendidikan belum sepenuhnya berhasil membentuk kepribadian yang berakhlak.
Dunia pendidikan seharusnya menjadi tempat lahirnya generasi berilmu, beradab, dan berakhlak mulia. Namun realitas saat ini menunjukkan adanya krisis moral dikalangan pelajar dan pendidik.
Krisis moral ini tidak hanya mengancam masa depan pelajar secara individu, tetapi juga berdampak pada rusaknya tatanan sosial, lemahnya etika publik, dan hilangnya kejujuran dalam kehidupan berbangsa
Akar Masalah Krisis Moral dalam Dunia Pendidikan
1. Sekulerisme Pendidikan
Dalam sistem pendidikan modern cenderung memisahkan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama. Akibatnya, siswa-siswi hanya diajarkan bagaimana menjadi cerdas secara intelektual , tetapi tidak dibekali dengan dasar spiritual moral yang kuat.
2. Krisis Keteladanan
Tidak sedikit pendidik dan tokoh masyarakat yang tidak lagi menjadi contoh moral bagi generasi muda. Fenomena guru, pejabat, bahkan orang tua memperlihatkan perilaku tidak jujur, membuat siswa sulit meneladani nilai-nilai kebaikan yang diajarkan.
3. Pengaruh Globalisasi dan Media
Nilai-nilai hedonisme, individualisme, dan materialisme lebih cepat masuk melalui internet dan media sosial tanpa filter. Anak didik lebih banyak meniru budaya populer yang jauh dari nilai-nilai islam.
4. Minimnya Pendidikan Karakter yang Holistik
Seringkali hanya sebatas teori atau slogan, tanpa penerangan nyata dalam lingkungan sekolah maupun keluarga. Padahal pendidikan karakter harus dibentuk melalui pembiasaan, bukan sekedar hafalan.
Solusi IsIam terhadap Krisis Moral
1. Menanamkan Tauhid sebagai Pondasi Moral
Sumber moral sejatinya adalah iman kepada Allah SWT. Ketika seseorang meyakini bahwa semua perbuatannya diawasi oleh Allah, maka ia akan berusaha berperilaku jujur, amanah, dan berakhlak mulia (QS. Al-Mulk:12). Maka, pendidikan harus dimulai dengan pengurangan akidah
2. Integrasi Ilmu dan Akhlak
IsIam tidak memisahkan antara ilmu dan amal. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diurus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." ( HR. Ahmad).
Sehingga kurikulum pendidikan pun harus mengintegrasikan pengetahuan umum dengan nilai-nilai Qur'ani dan akhlak Nabi. Maka setiap ilmu akan diarahkan untuk kemaslahatan umat dan ketakwaan.
3. Keteladanan (Uswah Hasanah)
Dalam Al-Qur'an Allah menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik (QS.Alhzab : 21). Guru dan orang tua pun harus menjadi teladan moral bagi anak-anak. Ketika peserta didik melihat ketulusan, disiplin, dan kejujuran gurunya, nilai-nilai itu akan melekat kuat dalam diri mereka.
4. Lingkungan Pendidikan yang Islami
Suasana yang mendukung pembentukan akhlak harus diciptakan di sekolah. Seperti pembiasaan sholat berjama'ah, menjaga adab berbicara, dan menegakkan disiplin. Sebab lingkungan sekolah yang baik menjadi "madarasah kedua" bagi pembentukan karakter.
5. Peran Keluarga Masyarakat dan Negara
Orang tua harus menjadi pendidikan utama yang menanamkan nilai-nilai islam sejak dini. Masyarakat harus menjadi ruang sosial yang memperkuat nilai-nilai kebaikan. Negara tidak boleh berlepas tangan juga. Membuat kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai islam dengan pengetahuan umum berbasis akidah, serta menerapkan aturan untuk mengontrol masyarakat.
Penutup
Dunia pendidikan yang mengalami krisis moral ini mencerminkan hilangnya keseimbangan antara ilmu dan iman. Islam menawarkan solusi yang komprehensif, membangun sistem pendidikan yang berbasis Tauhid, keteladanan, dan pembiasaan akhlak mulia. Hanya dengan mengembalikan ruh pendidikan kepada nilai-nilai islam, generasi yang berilmu, beradab, dan bertanggungjawab akan terwujud, tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga berkarakter dan berakhlak mulia. Wallahua'lam bisshowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar