Oleh : Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Angka pengangguran di Kota Bekasi masih tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, tercatat 105.565 warga belum memiliki pekerjaan sepanjang 2024. Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menegaskan Pemkot Bekasi terus berupaya menekan angka pengangguran dengan berbagai langkah strategis, mulai dari peningkatan ekonomi hingga membuka peluang kerja di luar negeri.
“Ya, yang pertama, tentu kami terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menggerakkan seluruh sendi-sendi kegiatan perekonomian yang ada, sehingga akan mampu membuka lapangan pekerjaan,” ujar Tri, Rabu, 29 Oktober 2025.
Perekonomian Indonesia hari ini sedang tidak baik-baik saja. Setelah sebelumnya tagar #KaburAjaDulu dengan cara mencari kerja di luar negeri menuai kontra akibat dianggap tidak nasionalis, publik kali ini didorong untuk bekerja di luar negeri. Menteri Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Abdul Kadir Karding menyatakan bahwa dengan meningkatnya masyarakat yang bekerja di luar negeri, angka pengangguran terbuka. Benarkah saran dari Menteri Karding akan menjadi solusi paten terhadap jumlahnya pencari kerja?
Pengangguran di negeri ini tak hanya di Bekasi. Pengangguran hampir menjadi gejala di seluruh penjuru negeri. Perusahaan tak kuat lagi memutar roda perekonomian akhirnya ujungnya PHK masal. Pengangguran adalah masalah sistem yang membutuhkan penanganan serius dari pemimpin negeri. Pemerintah berusaha sekuat tenaga agar angka pengangguran menurun. Salah satunya dengan cara bekerja di luar negeri. Pertanyaannya mampukah kerja ke luar negeri menekan angka penggunaan di negeri ini?
Efektifitas solusi ini perlu dipertanyakan, mengingat adanya kesengajaan antara keterampilan yang dibutuhkan negara tujuan dengan kondisi lulusan di dalam negeri. Terdapat kebutuhan tenaga kerja di luar negeri, terutama untuk pekerjaan berketerampilan tinggi.
Di sisi lain, lulusan SMK, SMA, dan perguruan tinggi di Indonesia yang menganggur justru didominasi oleh pencari kerja dengan keterampilan rendah dan terkendala kemampuan bahasa asing serta lemahnya paspor Indonesia. Mendorong pekerja ke luar negeri bukanlah solusi tunggal atau utama mengatasi pengangguran. Memperkuat sektor formal dan membekali lulusan dengan kemampuan bahasa asing lebih diprioritaskan untuk meningkatkan daya saing global.
Pengangguran adalah bentuk kegagalan negara dalam mengurus rakyatnya. Negeri kaya raya namun rakyatnya harus menjadi "budak" di negeri orang. Seharusnya penguasa hari ini memberikan kesejahteraan kepada rakyat dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Dengan demikian rakyat tidak "mati kelaparan" di negeri sendiri. Ayam mati di lumbung padi. SDA melimpah namun rakyat banyak menganggur.
Solusi Islam Masalah Pengangguran
Sistem kapitalisme harus dicabut dari kehidupan dan diganti dengan sistem Islam total. Karena sistem Islam berasal dari Pencipta, lebih sempurna daripada buatan manusia. Kita wajib masuk kedalam sistem Islam secara sempurna (Kaffah). Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah, 208, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Negara adalah raa'in (pengurus rakyat) yang mempunyai kewajiban memastikan rakyatnya agar tidak kekurangan. Oleh karena itu negara menyediakan lapangan pekerjaan yang luas untuk rakyatnya. Dengan lapangan pekerjaan yang luas dapat dipastikan rakyat dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara bekerja. Berikut cara negara dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya, dengan cara bertahap.
1. Mewajibkan setiap kepala keluarga untuk bekerja.
2. Negara menyediakan berbagai fasilitas lapangan pekerjaan agar setiap rakyat mampu berkerja sehingga memperoleh penghasilan.
3. Memerintahkan setiap ahli waris atau kerabat terdekat bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok orang-orang tertentu. Jika ternyata keluarganya sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Mewajibkan kepada tetangga terdekat yang mampu atau berlebih untuk memenuhi sementara kebutuhan pokok tetangganya yang kekurangan.
5. Negara secara langsung memenuhi kebutuhan hidup seluruh warga negara yang kekurangan dan membutuhkan.
Itulah cara sistem Islam dalam menyelesaikan masalah pengangguran. Selain itu negara juga menerapkan sistem ekonomi Islam, sumber daya alam terdistribusi secara adil. Tidak terkonsentrasi pada oligarki dan segelintir orang. Sumber daya alam haram dikuasai oleh individu, oligarki atau konglomerat.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar