Pengibaran Bendera One Piece dan Cermin Ketidakadilan di Negeri Kapitalis


Oleh : Hanum Hanindita, S.Si. (Penulis Artikel Islami) 

Bulan ini Indonesia merayakan peringatan hari kemerdekaan yang ke 80 tahun. Euforia penyambutan hari tersebut begitu terasa di setiap sudut wilayah. Rencana demi rencana disusun demi memeriahkan peringatan hari kemerdekaan. Namun di balik gegap gempitanya upaya penyambutan mencuatlah ide yang mencengangkan. Seruan pengibaran bendera One Piece digaungkan seolah "melawan" perintah mengibarkan bendera kebangsaan. 

Salah satu warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang berniat mengibarkan bendera anime One Piece di depan rumahnya di momen HUT ke-80 RI, mengatakan mengibarkan bendera One Piece merupakan bentuk protes atau aksi perlawanan dari rakyat yang selama ini tak puas dengan kinerja pemerintah. (tempo.co, 01-08-25) 

Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Firman Soebagyo mengungkapkan menolak aksi pengibaran bendera bergambar bajak laut dari serial One Piece. Ia mengatakan tindakan tersebut dapat mengarah kepada provokasi dan mengikis nilai-nilai kebangsaan. Menurutnya aksi ini adalah bentuk makar dan harus ditindak tegas. (kompas.com, 01-08-25)


Bentuk Kekecewaan Publik

Seruan mengibarkan bendera bajak laut One Piece saat HUT RI ke-80 tidaklah muncul begitu saja. Namun ini adalah cermin ekspresi kekecewaan publik terhadap ketidakadilan dari kebijakan yang diberlakukan di negeri ini. Lalu apa hubungannya seruan pengibaran bendera One Piece dengan kekecewaan publik? 

Dalam kisah One Piece diceritakan sekelompok sahabat yang melakukan petualangan, pertempuran, dan pertemanan, serta menghadapi berbagai tantangan dari Pemerintah Dunia dan bajak laut lainnya. Dalam petualangannya mereka juga melawan  ketidakadilan dan sistem yang korup. 

One Piece memang hanyalah kisah fiktif. Namun sejatinya isi cerita tersebut mencerminkan kondisi di Indonesia pada masa kini, di mana segelintir pejabat menikmati kekuasaan, sementara rakyat tertindas. Penderitaan rakyat ini berasal dari penerapan kebijakan yang dilakukan oleh penguasa. Kebijakan yang hanya mengutamakan kepentingan elite tertentu dan memarginalkan kebutuhan rakyat. Di sinilah kekecewaan itu ditampakkan. Meski secara formal negeri ini sudah dinyatakan merdeka, tetapi rakyat belum merasakan kemerdekaan sejati dalam kehidupan mereka karena kebijakan yang condong ke elite. Rakyat merasa tak ada artinya rasa cinta tanah air dan nasionalisme bila penguasa tak bisa melindungi warganya. 

Gerakan ini sesungguhnya bukanlah bentuk makar atau pembangkangan, melainkan simbol bahwa rakyat mencintai negeri ini, namun tidak rela negerinya terus didera penderitaan akibat ulah oligarki. Rakyat sudah semakin gerah dengan berbagai macam kebijakan penguasa dan segala kekacauan yang ditimbulkan. Alih-alih diurusi, rakyat justru semakin diperas dengan peraturan demi peraturan yang dipaksakan bahkan terkesan tidak masuk akal. 

Lihatlah kebijakan yang lahir dari sisem rusak ini seperti kebijakan yang tidak berpihak pada buruh, kenaikan harga bahan pokok,  kenaikan harga BBM, serta kebijakan kontra rakyat lainnya. Bahkan dalam krisis yang tak kunjung padam, dibebankannya penambahan pajak kepada masyarakat umum menjadi pukulan telak atas beban ekonomi yang sudah menggunung. 

Jika kebijakan publik dari pemerintah terus membebani rakyat kecil, wajar jika harapan dan kepercayaan terhadap pemerintah akan memudar bahkan menghilang. Menurut survey yang pernah dilakukan oleh ICW lebih dari 50 persen responden tidak yakin kebijakan-kebijakan terhadap pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan publik akan membawa kondisi bangsa ini menjadi lebih baik. 


Akar Masalah Negeri Ini

Akar masalah negeri ini sejatinya adalah sistem Kapitalisme. Penerapan sistem kapitalisme telah melahirkan kesenjangan sosial yang tajam. Kebijakan dibuat demi kepentingan elite, sehingga rakyat terus tercekik oleh kezaliman struktural, mirip dengan sistem dunia dalam cerita One Piece yang penuh korupsi dan penindasan.

Kapitalisme menciptakan jurang kesenjangan nyata antara penguasa dan rakyat. Rakyat dibiarkan berjuang sendiri di tengah krisis ekonomi yang parah dengan berbagai kebijakan yang kacau. Minimnya lapangan kerja, eksploitasi kekayaan alam yang merusak lingkungan, mahalnya tarif pelayanan pendidikan maupun kesehatan yang berkualitas dan lemahnya penjagaan keamanan terhadap warganya. Sementara itu, jika ada yang bersuara mengkritisi kebijakan, akan disebut radikal, makar, pemberontak, ekstremis, anti NKRI, dan sejenisnya. Inilah gambaran nyata ketidakadilan yang lahir dari rahim sistem kapitalisme. Oligarki berkuasa, rakyat sengsara.


Pentingnya Menyadarkan Umat Dengan Solusi Yang Tepat

Umat harus disadarkan bahwa problem mendasar yang dihadapi adalah akibat penerapan sistem buatan manusia (sekularisme kapitalisme), bukan dari Allah Swt.. Hanya dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah, umat akan terbebas dari kemudaratan sistem kapitalisme. 

Alasan mengapa Islam dapat menjadi solusi hakiki dari problematika umat karena Islam diturunkan bukan sekadar ajaran spiritual. Namun juga sebagai sistem hidup yang menjadikan umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik) yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan. 

Di saat mulai muncul kesadaran rakyat dan mereka mulai menampakkan ketidak sukaan terhadap kebijakan yang lahir dari sekularisme kapitalisme, sudah seharusnya  kesadaran ini diarahkan kepada perjuangan hakiki. Sebuah perjuangan yang bertujuan mengubah sistem kapitalisme menuju penerapan sistem Islam di bawah naungan Khilafah. 

Dengan demikian, tak cukup bagi kita hanya dengan melakukan aksi simbolik, dengan mengibarkan bendera One Piece sebagai bentuk protes atau rasa kecewa. Lebih dari itu harus ada aksi nyata  berupa perlawanan yang terarah dan terukur melalui dakwah dan perubahan sistem. 

Untuk itu diperlukan sebuah gerakan dakwah ideologis yang dapat merangkul dan menyatukan umat untuk bergerak melawan sistem rusak sekularisme kapitalisme dan merubah dengan penegakkan sistem Islam secara kaffah. Inilah perjuangan nyata dan seutuhnya yang dapat meruntuhkan tembok ketidakadilan dan penindasan. Dengan berjuang bersama kelompok dakwah ideologis ini Insyaa Allah kemenangan Islam akan diraih dan menciptakan kehidupan yang adil, sejahtera dan berkah di bawah naungan Khilafah. Wallahua'lam bishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar