Derita Rakyat Era Kapitalis


Oleh: Lindawati

Permasalahan masyarakat yang sering dikeluhkan tidak lain adalah himpitan ekonomi yang begitu menyusahkan, minimnya lahan pekerjaan yang membuat masyarakat bingung bagaimana cara mendapatkan uang untuk makan sehari-hari dan kebutuhan lainya. Sehingga penjual di pasar hanya ingin berharap mendapatkan hasil tanpa melihat jumlahnya, tetapi apalah daya pembeli pun juga sama. Rata-rata keinginan membeli pun terkadang tidak mampu.

Program swasembada yang dulunya dijadikan prioritas masyarakat hanyalah wacana, maka tidak dipungkiri kejahatan ada dimana mana, mereka tidak memandang halal dan haram, yang yerpenting perut mereka dapat terisi, kebutuhan dapat terpenuhi.

Ironisnya, seharusnya pemerintah menyediakan lapangan kerja yang dijanjikan sebelum berkampanye tapi buktinya malah susah cari kerja dan membeludaknya para pencari kerja.

Jika dalam kepemimpinan Islam, nantinya pasti akan terstruktur dan teroganisir masalah pekerjaan dan lainya sehingga dimudahkan dalam pekerjaan untuk mensejahterakan rakyatnya dan kebutuhan sehari-hari dan lainya dapat teratasi dengan baik.

Sedangkan saat ini harus menggunakan pendekatan garis kebutuhan dasar nasional meliputi makanan (2.100 kkal/hari) dan non‑makanan (seperti pendidikan, kesehatan). Berdasarkan data, dihitung per kapita dan dikemukakan pada tingkat rumah tangga.

Jika sistem saat ini masih kapitalis, tentu akan terasa susah mendapatkan kesejahteraan dan kesenjangan hidup. Belum lagi harga barang semakin mahal, ekspor impor semakin kencang, tetapi semua itu hanya oligarki yang berkuasa.

Meskipun memiliki persentase cenderung lebih rendah, Pulau Jawa menyumbang jumlah orang miskin terbanyak secara absolut (~12,62 juta jiwa) karena jumlah populasi yang besar. Sebaliknya, jumlah penduduk miskin di Kalimantan paling rendah, sekitar 910 ribu jiwa.

Semoga sistem ke depannya dapat merubah perekonomian rakyat dan yang lainya juga. Tidak lain dan tidak bukan, sistem yang mampu mengubahnya adalah sistem ekonomi Islam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar