Oleh: Eulis Nurhayati
Peringatan 80 tahun kemerdekaan RI diliputi dengan ironi. Ada banyak persoalan di berbagai bidang kehidupan. Di bidang ekonomi, banyak terjadi PHK terhadap pekerja pada berbagai sektor, seperti industri tekstil, teknologi, dll. Diberitakan oleh Metrotvnews, “Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 939.038 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di 14 sektor usaha berdasarkan klasifikasi KBLI. Pada periode yang sama, penyerapan tenaga kerja tercatat tumbuh sebanyak 523.383 orang. Dengan demikian, secara total terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 415.655 orang. "Pengurangan tenaga kerja tersebut paling banyak terjadi di sektor tekstil," ujar Ristadi dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Jumat, 8 Agustus 2025.
Ditambah dengan penghasilan masyarakat stagnan atau bahkan turun, sedangkan pengeluaran makin besar karena harga-harga melambung tinggi dan banyak pungutan dari negara, akibatnya masyarakat terpaksa makan tabungan. Dikutip dari cnbc indonesia online, “Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mencatatkan penurunan simpanan nasabah perorangan di perbankan pada triwulan I-2025. Simpanan individu turun 1,09% secara tahunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa banyak masyarakat mulai menggunakan tabungan mereka untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Dan kondisi seperti ini rawan menjatuhkan warga kelas menengah ke jurang kemiskinan.
Persoalan lain yang juga terjadi adalah pembajakan potensi generasi untuk mengokohkan kapitalisme. Juga penanaman berbagai pemikiran rusak seperti deradikalisasi, islam moderat, dialog antar agama, dll, yang menjadikan umat jauh dari pemikiran Islam. Pemikiran itu juga merupakan bagian dari penjajahan umat hari ini, sehingga tak bisa berpikir shahih. Dan fakta yang terjadi saat ini pemerintah lebih mengarahkan generasi pada pengokohan kapitalisme sekuler seperti dilansir dari rri online, “Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT) memiliki peran yang penting untuk melawan narasi radikal terorisme yang semakin marak di dunia digital. Karenanya penting kolaborasi damai antara media dan pemuda dalam upaya deradikalisasi terorisme. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu menghadapi tantangan di dunia maya yang kerap digunakan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi mereka.
Yang pasti, kolaborasi media dan pemuda menjadi investasi penting untuk menciptakan generasi muda yang mampu menjadi benteng perdamaian di dunia nyata maupun digital. Sehingga dapat menyebarkan pesan-pesan toleransi, persatuan, dan kearifan lokal melalui konten kreatif, baik secara online maupun offline. Dan sinergisitas tersebut dapat mengembangkan terobosan baru untuk mempercepat proses reintegrasi sosial serta meningkatkan produktivitas mitra deradikalisasi melalui pendekatan terpadu dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam. Sehingga terjadi transformasi mindset dari radikal dan ekstrim menjadi moderat, toleran dan cinta terhadap Indonesia.
Dari lansiran diatas bisa kita ketahui bahwa memang pemerintah lebih memfokuskan generasi kita untuk memegang erat akan pemahaman yang sebenarnya bertentangan dengan syariat Islam, salah satu contohnya program deradikalisasi di atas. Pun dari fakta diatas juga bisa dikatakan, nampaklah bahwa Indonesia meski sudah merdeka dari penjajahan fisik, sejatinya Indonesia masih terjajah secara hakiki. Dan untuk itu meskipun demikian, kita memang layak dan wajib bersyukur karena kita telah lama terbebas dari penjajahan fisik. Namun, kita pun harus merasa prihatin dan tidak boleh melupakan bahwa bangsa ini masih dalam keterjajahan secara nonfisik, yang bermuara dari keterjajahan oleh pemikiran/ideologi kapitalisme-sekularisme.
Kemerdekaan pun seharusnya tampak pada kesejahteraan rakyat, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar tiap rakyat. Karena itu Islam telah mewajibkan terealisasinya jaminan atas pemenuhan kebutuhan pokok individu dan masyarakat. Islam pun memberikan serangkaian hukum syariah untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok berupa pangan, papan dan sandang bagi tiap individu rakyat dengan mekanisme langsung dan tak langsung; oleh laki-laki, keluarga, masyarakat dan negara. Adapun terkait kebutuhan akan keamanan, kesehatan dan pendidikan, maka Islam mewajibkan negara untuk menyediakan semua itu bagi masyarakat. Hal itu ditunjukkan oleh banyak dalil. Dengan yang demikian maka ketika rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, esensinya Indonesia belum merdeka secara hakiki. Kemerdekaan juga nampak ketika umat Islam dapat berpikir sesuai dengan Islam. Namun nyatanya memang saat ini manusia dalam hal berpikir kadangkala untuk mengambil ide kapitalisme -sekulerisme yang sejatinya jauh dari pemikiran islami. Semua kondisi saat ini merupakan akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat, tetapi malah melayani kepentingan kapitalis. Akibatnya, kapitalis makin kaya, sedangkan rakyat makin miskin.
Untuk itu penerapan sistem Islam kaffah adalah kebutuhan dan solusi hakiki atas kondisi ini. Sistem Islam mampu mensejahterakan rakyat dengan mengelola kepemilikan umum dan mengalokasikan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat. Negara menjamin kesejahteraan rakyat dengan memenuhi kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan). Negara melakukan industrialisasi sehingga membuka lapangan pekerjaan. Negara juga memberikan tanah bagi yang mau menghidupkan. Negara juga memberikan tanah-tanah garapan kepada orang yang tidak memiliki lahan yang cukup. Adapun orang yang memiliki tanah dan orang-orang yang tidak mau menggarap tanah maka negara tidak akan memberikan kepada mereka. Negara memberikan subsidi bagi mereka yang tidak mampu mengolah lahan pertaniannya agar mereka memiliki kemampuan untuk menggarapnya. Adapun bagi fakir miskin, negara memberikan santunan dari baitulmal.
Sistem Islam kaffah juga akan menjaga pemikiran umat islam tetap selaras dengan aturan syariat, dan hidup dalam ketaatan kepada Allah yang sejatinya merupakan bentuk dari kemerdekaan hakiki tersebut. Untuk meraih kemerdekaan hakiki itu, memanglah butuh aktivitas perubahan hakiki juga. Dan saat ini sudah ada geliat perubahan di tengah masyarakat, seperti fenomena One Piece, dll. Namun, belum menyentuh akar permasalahan, yaitu tentang keberadaan sistem kapitalisme yang mana merupakan ideologi yang diemban oleh negara kafir Barat. Ideologi yang rusak dan merusak karena berasal dari buah pemikiran manusia yang bersifat lemah, terbatas, dan serba kurang, sehingga penerapan ideologi kapitalisme ini mengakibatkan kerusakan bagi seluruh umat manusia, termasuk umat Islam.
Padahal di dalam sebuah hadis dikatakan, الإسلام يعلو ولا يعلى عليه
“Islam itu mulia/tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi darinya.” (HR Bukhari).
Namun, fakta yang kita lihat saat ini, jelas, umat Islam belum menjadi umat mulia. Umat Islam menjadi korban dari penerapan ideologi kapitalisme, namun banyak yang tidak sadar telah menjadi korban, bahkan menjadi pelaksana setiap kebijakan ideologi kapitalisme. Di sinilah peranan para pengemban dakwah Islam ideologis untuk menyadarkan umat agar mereka paham, yakni dengan membangun kesadaran politik. Dengan kesadaran politik tersebut, maka umat ini akan bangkit. Bangkitnya umat ini akan menjadi lonceng kematian Barat dan ideologi kapitalismenya. Dan ini memerlukan sebuah kesungguhan dalam perjuangan. Untuk itu,memang diperlukan perubahan hakiki yang dipimpin oleh jamaah dakwah Islam ideologis yang melakukan perubahan hakiki dari sistem kufur menuju Islam.
Dan sesungguhnya, para pengemban dakwah Islam ideologis ini ialah laksana عيون الأمة ‘uyunul ummah, yakni ibarat mata bagi umat (matanya umat). Melalui mereka—para pengemban dakwah Islam ideologis—umat bisa melihat dengan sangat jelas, kemudian menjadi sadar dan paham apa yang sebenarnya sedang terjadi di muka bumi ini. Tak terkecuali tentang memahami makna dari kemerdekaan hakiki itu sendiri yang mana dalam pandangan Islam dipahami bahwa, seseorang atau masyarakat baru bisa dikatakan benar-benar merdeka ketika ia bisa tunduk sepenuhnya pada seluruh perintah dan larangan Allah, serta melepaskan diri dari belenggu sistem yang bertentangan dengan tauhid, seraya menegakkan sistem Islam.
Wallahu ‘alam bish-shawab .
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar