Oleh : Nur Hidayati (Lisma Bali)
Setiap tanggal 17 Agustus rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaan negeri ini. Di setiap daerah diadakan lomba-lomba yang mungkin itu cara mereka untuk menyalurkan kegembiraannya. Tapi jika kita perhatikan lebih jauh, semua lomba-lomba yang dilakukan bukanlah sesuatu yang pantas untuk dilakukan. Perjuangan para pahlawan dilakukan dengan cucuran darah pengorbanan yang luar biasa, tapi hari ini sebagian besar dari masyarakat Indonesia menyambut kemerdekaan dengan merayakan lomba-lomba yang sekiranya bukanlah cerminan dari pengorbanan para pejuang kita dulu. Mirisnya lagi, ada lomba-lomba yang tidak pantas dan melanggar syariat. Seperti bapak-bapak yang berpakaian seperti ibu-ibu atau sebaliknya. Disini kita seharusnya berpikir, apa gunanya lomba-lomba seperti ini apakah ini bisa mendidik generasi-generasi penerus selanjutnya?
Dalam Islam merdeka berarti kebebasan tanpa terikat suatu apapun, sedangkan jika dibandingkan dengan keadaan negeri kita saat ini apakah masih bisa disebut merdeka? Hutang dengan negara lain, perjanjian yang mengharuskan negeri ini terikat dengan suatu negara dan masih banyak lagi ketergantungan negeri ini terhadap negara lain. Selain itu rakyat juga masih terjajah pemikirannya, di sosial media berseliweran konten-konten yang dapat mempengaruhi pemikiran mereka dan tentunya itu juga pemikiran kapitalis. Apapun rela mereka lakukan agar dibilang Eksis di media sosial meskipun itu melanggar syariat.
Sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan ini, mari sama-sama belajar Islam secara kaffah agar kita tahu arti kemerdekaan yang sesungguhnya agar kita tidak lagi gampang dibodoh-bodohi oleh pemikiran asing yang jelas-jelas mereka juga merupakan penjajah pemikiran kita.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar