Bendera One Piece dan Perubahan


Oleh : Idea Suciati (Aktivis Kalam)

Ada yang menarik di suasana peringatan kemerdekaan RI tahun ini. Yakni, viralnya seruan mengibarkan bendera bajak laut One Piece saat HUT RI ke-80. Sebelum gegabah menuduhnya bentuk gerakan makar, alangkah bijaknya jika hal ini menjadi bahan evaluasi bangsa ini. 

Bendera one piece yang dikibarkan adalah cermin ekspresi kekecewaan rakyat terhadap ketidakadilan. Karena cerita fiksi one piece membahas tentang perlawanan Luffy terhadap pemerintahan dunia (World Goverment) dan naga langit (Tenryuubuto). Musuh Luffy adalah segelintir elit yang hidup dalam kemewahan di atas penderitaan rakyatnya. 

Bukankah cerita One Piece mencerminkan kondisi di Indonesia? di mana segelintir pejabat menikmati kekuasaan, sementara rakyat tertindas. Jadi, Gerakan ini bukanlah bentuk makar, melainkan simbol bahwa rakyat mencintai negeri ini dan tidak rela negerinya terus menderita akibat ulah oligarki.

Apalagi di momentum perayaan kemerdekaan, meski secara formal merdeka, rakyat belum merasakan kemerdekaan sejati dalam kehidupan mereka. Semua akibat kebijakan pemerintah yang condong ke elit/kapitalis. Seperti kebijakan tambang, sistem impor, pajak pada rakyat semakin tinggi, dsb.

Maka, selain menyadari kondisi rusak, umat pun harus disadarkan tentang akar masalah negeri ini, yakni sistem Kapitalisme. Penerapan sistem kapitalisme telah melahirkan kesenjangan sosial yang tajam. Kebijakan dibuat demi kepentingan elite, sehingga rakyat terus tercekik oleh kezaliman struktural, mirip dengan sistem dunia dalam cerita One Piece yang penuh korupsi dan penindasan.

Pangkalnya, aturan di negeri ini memakai aturan buatan manusia, bukan dari Allah. Padahal, ada syariat Allah yang wajib untuk ditaati dan diterapkan. Islam diturunkan bukan sekadar ajaran spiritual, tetapi sebagai sistem hidup yang menjadikan umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik) yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan.

Maka hanya dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah, umat akan terbebas dari kezaliman rezim, serta kemudharatan sistem kapitalisme. Umat harus bersama-sama bergerak menuju perubahan islam. Bukan sekedar simbolik atau euforia, tetapi gerakan perlawanan yang terarah dan terukur melalui dakwah sesuai metode Nabi yang bertujuan pada perubahan sistem.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar