Oleh: Eliyanti
Kelangkaan LPG 3 Kg yang terjadi di Bali menyebabkan keresahan di tengah-tengah masyarakat. Meskipun pihak Pertamina mengklaim stok aman, namun faktanya bentuk dari tata kelola distribusi dan pengaturan sumber daya yang tidak berpihak kepada rakyat. Islam memandang bahwa kebutuhan pokok seperti energi harus terjamin ketersediaannya untuk seluruh rakyat tanpa hambatan distribusi yang disebabkan oleh mekanisme pasar yang semata-mata mengejar keuntungan untuk kepentingan para oligarki.
Rasulullah ï·º menegaskan bahwa pemimpin adalah pengurus rakyat (ra’in) dan bertanggung jawab penuh atas terpenuhinya kebutuhan mereka. Maka seorang pemimpin jangan sekalipun berani atas penderitaan rakyat.
Kelangkaan ini bukan hanya masalah teknis distribusi, tetapi menunjukkan kelemahan sistem ekonomi kapitalis yang sejak dulu bercokol di negeri ini yang mana sistem ini menyerahkan pengaturan barang kebutuhan pokok kepada mekanisme pasar dan pihak swasta. Dalam Islam, kebutuhan mendasar rakyat seperti pangan, air, listrik, dan bahan bakar termasuk milkiyah ‘ammah (kepemilikan umum) yang harus dikelola negara dengan prinsip amanah, bukan untuk diperdagangkan demi keuntungan segelintir orang. Dengan demikian, rakyat tidak perlu berebut atau membayar lebih mahal demi mendapatkan hak mereka.
Ketika distribusi LPG dibatasi dan pasokan ke pangkalan berkurang drastis, rakyat kecil menjadi korban tangis. Mereka yang bergantung pada LPG 3 Kg untuk memasak ataupun berniaga terpaksa membayar harga jauh di atas HET, bahkan rela berebut dan panas-panasan demi mendapatkan tabung gas tersebut. Dalam syariat Islam, tindakan ini termasuk gharar (ketidakpastian yang merugikan) dan ihtikar (penimbunan) yang tegas dilarang. Nabi ï·º bersabda: “Barang siapa menimbun (barang kebutuhan rakyat) maka ia berdosa.” (HR. Muslim).
Islam menawarkan solusi yang komprehensif. Negara harus memastikan produksi dan distribusi LPG berjalan merata tanpa campur tangan pihak-pihak yang memonopoli atau mengambil keuntungan berlebihan. Dalam sistem islam, energi termasuk gas bumi dikelola negara dan hasilnya diberikan secara murah bahkan gratis kepada rakyat, karena ia termasuk hak umum yang tidak boleh dimiliki individu atau korporasi. Mekanisme ini mencegah kelangkaan sekaligus menjamin keterjangkauan harga.
Oleh karena itu, kelangkaan LPG 3 Kg di Bali bukanlah sekadar masalah logistik, melainkan akibat dari penerapan sistem yang tidak berpijak pada syariat Allah. Islam menempatkan pemimpin sebagai penanggung jawab penuh yang wajib memastikan tidak ada rakyat yang kesulitan mendapatkan kebutuhan pokoknya. Hanya dengan kembali kepada aturan Allah dalam pengelolaan sumber daya, rakyat akan terbebas dari jeritan akibat kelangkaan dan harga mahal yang menindas.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar