Generasi Tanpa Arah, Harga Mahal dari Pendidikan Sekuler


Oleh : Evi Wulandari (Mahasiswa STEI Hamfara)

Belakangan ini, publik dikejutkan dengan berbagai kasus kriminal yang melibatkan pelajar. Seperti yang dilansir dari beritasatu.com, seorang siswa SMK Pangkep menjadi korban pengeroyokan di depan sekolahnya sendiri. Di Serpong, 54 pelajar ditangkap polisi saat hendak tawuran. Dan yang lebih mengejutkan baru-baru ini dilansir dari Detik.com, kasus tragis dialami pelajar MTs di Murata yang tewas ditusuk menggunakan gunting oleh siswa SD. 

Rangkaian peristiwa ini menunjukkan kerusakan moral generasi yang semakin mengkhawatirkan. Tawuran, penganiayaan, hingga pembunuhan menjadi pemandangan yang nyaris rutin terjadi hari in. Fenomena ini mencerminkan lemahnyaa kontrol diri generasi muda dalam menghadapi persoalan hidup, tekanan, dan konflik emosional.

Kerusakan ini tidak bisa lepas dari sistem kehidupan sekuler-kapitalis yang dianut saat ini. Sistem pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Pendidikan sekuler hanya mengejar prestasi akademik, tetapi abai pada pembentukan kepribadian mulia. Generasi muda tumbuh tanpa arah, tidak mengenal jati diri sebagai muslim, dan mudah terseret pergaulan bebas. 

Islam memiliki solusi komperhensif melalui sistem islam secara kaffah dibawah kepemimpinan khilafah. Negara dalam sistem islam bertanggung jawab penuh terhadap urusan rakyat, termasuk pembinaan generasi. Kurikulum pendidikan akan atur dengan pendidikan akidah dan akhlak yang sesuai, yaitu pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah)yang dibangun berdasarkan akidah Islam. Dengan ini negara bertanggung jawab penuh membina dan melindungi generasi, mengontrol media agar tidak menjadi saluran kebebasan tanpa batas, melainkan dijadikan sarana dakwah, edukasi, penguatan identitas umat, menciptakan lingkungan islami bagi masyarakat serta menerapkan hukum yang tegas untuk mencegah tindak kriminal.

Selama kapitalisme tetap menjadi fondasi kehidupan, kerusakan generasi akan terus berulang. Tawuran, narkoba, pembegalan, dan pembunuhan hanyalah puncak dari gunung es masalah yang lebih besar. Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam yang terbukti melahirkan generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia yang akan menjadi pemimpin peradaban, bukan perusak masa depan.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar