Oleh : Wulan Safariyah (Aktivis Dakwah)
Fenomena pengibaran bendera bajak laut "One Piece" marak terjadi di berbagai daerah, termasuk di Samarinda, Kalimantan Timur. Bendera bergambar tengkorak bertopi jerami itu tak lagi sekadar simbol budaya pop, tetapi bagi sebagian warga menjadi bentuk protes diam terhadap kondisi bangsa.
Salah satunya dilakukan oleh Yadi Tandon (32), warga Samarinda yang sehari-hari berjualan air tandon. Ia sengaja memasang bendera Jolly Roger — simbol kru bajak laut dalam anime One Piece — di mobil pikap miliknya. "Ini murni karena kecewa. Ada koruptor bebas malah disambut seperti pahlawan pulang perang. Pajak makin memberatkan, aturan makin aneh. Kami rakyat kecil cuma bisa protes begini,” ujar Yadi. (kompas.com)
Ribut-ribut soal bendera tengkorak atau jolly roger dari anime One Piece menjadi polemik belakangan ini. Terutama jelang HUT Kemerdekaan RI ke-80. Masalah kian gaduh ketika masalah ini ditanggapi pemerintah lewat ancaman pidana. Hal itu, disebut Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu, sangatlah tak bijak. Mestinya, pemerintah bisa memberi ruang masyarakat untuk bisa menyuarakan aspirasinya.
Fenomena bendera itu cukup dipahami sebagai bentuk ekspresi damai dan tak layak diasumsikan hal ini sebagai sebuah tindakan makar yang bisa menganggu keutuhan bangsa. Pemerintah harus berkepala dingin melihat kejadian-kejadian seperti ini. Sehingga bisa membedakan mana kritik yang berisi kebencian, mana yang tidak. (kaltimpost.jawapost.com)
Ketidakadilan Bagi Rakyat
Bendera One Piece menjadi topik perbincangan hangat, terutama ketika dikaitkan dengan isu ketidakadilan bagi rakyat. Namun, perlu dipertanyakan apakah bendera One Piece benar-benar menjadi masalah utama, ataukah isu ini hanya menjadi pengalih perhatian dari masalah yang lebih besar?
Apa Itu Bendera One Piece? Bendera One Piece adalah simbol dari serial manga dan anime populer yang diciptakan oleh Eiichiro Oda. Bendera ini memiliki desain yang unik dan telah menjadi ikonik di kalangan penggemar One Piece di seluruh dunia.
Namun, pemerintah dan pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan terkait pengibaran bendera One Piece, terutama saat momen kenegaraan. Mereka khawatir bahwa bendera tersebut dapat disalahartikan sebagai bentuk provokasi atau merendahkan simbol negara.
Padahal, bendera One Piece hanyalah sebuah simbol, bentuk kekecewaan rakyat terhadap pemerintah dan bentuk ketidakadilan yang dirasakan rakyat. Selain itu, ini juga merupakan protes terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, serta penolakan terhadap sistem pemerintahan yang dianggap korup. Semakin kesini, rakyat semakin sadar dan mulai faham bahwa hadirnya pemerintah bukan untuk rakyat, peraturan-peraturan yang dibuat bukan pro rakyat melainkan semakin membuat rakyat sengsara.
Jadi, masalah sebenarnya bukanlah pengibaran bendera one piece, melainkan penguasa yang melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, ketimpangan ekonomi dan sosial, ketidakadilan, dan dampak lingkungan yang merugikan masyarakat. Contohnya, di Kaltim, kekayaan alam yang melimpah tidak dapat dinikmati oleh masyarakat secara adil, rakyat dibiarkan berjuang sendiri di tengah krisis ekonomi dengan berbagai kebijakan yang kacau, minimnya lapangan kerja, ditambah dampak lingkungan seperti banjir dan ancaman nyawa karena lubang tambang serta rusaknya jalan menjadi masalah yang lebih serius.
Permasalahan inilah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Berbeda dengan permasalahan yang dihadapi saudara muslim di Gaza. Hingga saat ini muslim Gaza sedang bertarung nyawa. Ancaman genosida bukan hanya mereka dapatkan dari serbuan bom udara yang datang tanpa jeda, tetapi zionis laknatullah juga menggunakan senjata primitif yang sangat kejam, yaitu membiarkan kaum muslim Gaza satu persatu mati perlahan karena menahan lapar. Pihak zionis memblokade semua akses kemanusiaan sehingga terjadilah pelaparan sistematis bagi muslim Gaza.
Kondisi ini akan terus terjadi selama sistem yang digunakan adalah sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme menciptakan kesenjangan nyata antara penguasa dan rakyat. Kapitalisme juga meniscayakan kebebasan pasar antarnegara tanpa campur tangan pemerintah, dengan tujuan hanya untuk keuntungan materi
Kapitalisme juga melahirkan kebebasan berpendapat bagi setiap individu. Setiap orang berlomba-lomba mencari kesenangan duniawi. Tidak heran jika timbul ketidakpuasan pada rakyat sehingga memicu munculnya gelombang protes atau aspirasi yang dilakukan masyarakat dengan berbagai macam cara. Anehnya dalam sistem ini,, jika ada masyarakat yang bersuara mengkritisi kebijakan, disebut radikal, makar, pemberontak, ekstremis, anti-NKRI, dan sejenisnya.
Daripada fokus pada bendera One Piece, mungkin lebih baik jika fokus pada masalah yang sebenarnya dihadapi oleh rakyat. Dengan demikian, kita dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi ketidakadilan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pandangan Dalam Islam
Dalam Islam, simbol one piece dipandang sebagai hadharah atau simbol yang tidak memiliki makna yang signifikan dalam konteks keagamaan. Di dalam Islam, mengkritik penguasa yang zalim diperbolehkan, baik secara tertutup maupun secara terang-terangan, dan termasuk perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
Penguasa dalam Islam (khalifah) tidak akan mudah mengecap warganya melakukan tindakan makar saat mereka mengoreksi kebijakan penguasa sebab mengoreksi penguasa merupakan bagian dari perintah Islam. Dalam Islam penguasa bertugas menerapkan Islam secara praktis, sedangkan rakyat memiliki kewajiban untuk melakukan koreksi jika kebijakan penguasa menyimpang dari Islam atau menzalimi rakyat. Allah Swt. berfirman,
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengimani Allah.” (QS Ali Imran [3]: 110).
Mengoreksi penguasa dalam Islam adalah wujud kasih sayang rakyat kepada pemimpinnya. Bahkan, para pemimpin Islam meminta kepada umatnya untuk melakukan kontrol atas kepemimpinannya. Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. berkata, “Jika saya baik, bantulah saya dan jika saya salah, Iuruskanlah. Taatilah saya selama saya menaati Allah dan Rasul-Nya dalam memimpin kalian.” Begitu juga Umar bin Khaththab ra. berkata, “Barang siapa di antara kalian melihatku bengkok maka hendaklah dia meluruskannya.”
Demikianlah, jika konsep Islam diterapkan, roda pemerintahan akan lurus, keadilan akan tegak, kesejahteraan merata, penindasan pun sirna. Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran politik umat agar kesadaran mereka terhadap ketidak adilan yang terjadi mampu mengarahkan mereka dalam gerakan perjuangan yang sahih, yaitu perjuangan yang mengacu kepada contoh Rasulullah saw. dalam mengubah masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam. (Muslimah News)
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar