Oleh : Nursaroh Hidayanti
Ungkapan “Palestina Negeri Para Nabi” bukan hanya sebatas majas belaka, melainkan mengandung makna history yang sangat mendalam. Banyak kisah para nabi yang berhubungan erat dengannya. Palestina terletak di negeri Syam, saat ini negeri Syam terdiri dari beberapa negara yang meliputi Suriah, Yordania, Libanon, sebagian Ciprus, Palestina, sekitaran Tabuk, dan Sinai (Mesir). Negeri Syam merupakan wilayah yang diberkahi (ardhul mubarakah), yang didalamnya terdapat wilayah sentral yang suci yaitu kawasan Baitul Maqdis yang saat ini berada di Palestina.
Baitul Maqdis menjadi titik suci dari seluruh wilayah Syam yang diberkahi. Baitul Maqdis sangat erat kaitannya dengan para nabi, bahkan diantara 25 Nabi yang kita kenal, 19 diantaranya pernah hidup dan bersinggungan dengan Baitul Maqdis. Bukan hanya para Nabi, salah satu dari empat wanita yang Allah jamin masuk syurga, Ibunda Maryam juga tinggal di Baitul Maqdis.
Nabi Ibrahim lahir di Mesopotamia dan kemudian hijrah ke Negeri Syam. Di Negeri Syam, khususnya Baitul Maqdis, lahirlah putra beliau yaitu Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Nabi Ibrahim kemudian wafat di Baitul Maqdis. Nabi Ishaq memiliki putra yaitu Nabi Ya’qub, keduanya wafat di Baitul Maqdis. Nabi Yusuf, yang merupakan anak kesayangan Nabi Ya’qub juga dimakamkan di Baitul Maqdis setelah mengalami ujian kehidupan yang panjang di Mesir.
Nabi Daud melanjutkan risalah kenabian sebelumnya, juga wafat dan dimakamkan di Baitul Maqdis. Nabi Daud kemudian digantikan oleh putranya yaitu Nabi Sulaiman yang terkenal sebagai raja yang dengan kekuatan kepemimpinan dan kemegahan istananya. Beliau pernah meminta kepada Allah untuk memberikan kerajaan yang tidak dimiliki siapapun sebelum dan sesudahnya. Nabi Sulaiman lahir di Baitul Maqdis, membangun istananya di Masjidil Aqsha, dan beliaupun wafat kemudian dimakamkan di Baitul Maqdis.
Nabi Zakariyya merupakan salah saatu nabi yang menjaga Masjidil Aqsha. Beliau merupakan kerabat dari Ibunda Maryam binti Imran. Nabi Zakariyya punya anak bernama Nabi Yahya, yang mana keduanya wafat di Baitul Maqdis. Sejarah kenabian sangatlah melekat dengan Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan satu-satunya bagian bumi yang pernah menyaksikan berkumpulnya anbiya. Ketika Rasulullah Isra’ ke Baitul Maqdis, beliau memimpin shalat 124.000 Nabi dan Rasul. Karena itulah tak ada satu jengkalpun bagian dari Masjidil Aqsha, kecualli ia pernah diinjak oleh nabi Allah. Seandainya kita disana, pastilah langkah kaki kita bertemu dengan bagian yang juga pernah ditapaki oleh para Nabi.
Baitul Maqdis bukanlah tempat biasa, melainkan tempat mulia, tempat yang suci, yang seharusnya dijaga kemuliaannya. Keistimewaan Baitul Maqdis bukan hanya sebatas history, melainkan juga tentang akidah, keimanan umat Islam. Negeri Syam dan penduduknya merupakan barometer kondisi umat muslim di seluruh dunia. Jika penduduk Syam dalam keadaan hancur maka kaum muslim berada dalam keadaan rapuh. Bila kaum muslim dalam keadaan lemah, maka negeri Syam pastilah bergejolak. Penduduk negeri Syam adalah alat ukur izzah serta keimanan seluruh umat muslim dunia.
"Jika Negeri Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian." (HR Tirmidzi)
"Ketika aku tidur tiba-tiba aku melihat tiang kitab diambil dari bawah kepalaku. Aku melihatnya dibawa dan akupun mengikutinya dengan pandanganku. Kemudian tiang itu ditegakkan di Syam. Ketahuilah bahwa sungguh iman itu berada di Syam ketika terjadi fitnah." (HR Ahmad)
Dalam hadits tersebut, yang dimaksud dengan tiang kitab adalah keimanan, Rasulullah menunjuk keimanan itu berada pada Syam. Disaat kondisi carut marut seperti hari ini, seringnya kita bingung dalam melihat kehidupan, seharusnya kita sebagai umat muslim senantiasa melihat penduduk Syam. Sebab disanalah keimanan berada, dan respon penduduk Syam terhadap kehidupan adalah potret terbaik dari sebuah keimanan. Jika penduduk Syam telah rusak, maka tidak ada lagi indikator keimanan dunia. Maka menjaga penduduk Syam adalah bagian dari menjaga diri sendiri. Bukan hanya itu, Negeri Syam juga merupakan tempat berkumpulnya seluruh umat manusia disaat hari kiamat kelak.
Tangan Rasulullah menunjuk ke arah Syam, dan bersabda, "Disanalah kalian akan berkumpul, dengan kaki telanjang atau kendaraan atau berjalan terbalik di hari kiamat." (HR Al Arnauth)
Terlalu banyak alasan bagi kita seorang muslim untuk peduli dengan Syam, bukan hanya sebatas masalah kemanusiaan, melainkan juga tentang keimanan. Bukan hanya para Nabi dan Rasul yang memperhatikan Syam, bahkan tercatat puluhan ribu sahabat yang wafat disana untuk memperjuangkannya. Berbagai ekspedisi telah mereka lakukan, agar Syam kembali bangkit dalam lindungan nilai rahmatan lil’alamin.
Kondisi Baitul Maqdis hari ini tidaklah baik baik saja, puluhan tahun mengalami penjajahan dan kedzaliman, jutaan jiwa telah menjadi korban genosida kafir penjajah. Ketika bantuan kemanusiaan sudah disalurkan, berbagai bentuk boikot pun sudah dilakukan, tapi tak juga menghentikan keganasan para penjajah. Rasanya tidaklah cukup itu semua, Palestina membutuhkan tentara untuk berjuang bersama membebaskan Baitul Maqdis dari kebengisan para kafir penjajah.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar