Oleh : Thoyibah (Muslimah Pejuang Peradaban)
Jalur Gaza secara resmi telah memasuki tahap awal kelaparan akibat pembatasan ketat Israel terhadap bantuan kemanusiaan. Krisis berkepanjangan yang terjadi mengakibatkan warga Palestina terpaksa memakan daging kura-kura. Mengutip dari CNN Indonesia-- Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan Protein mereka imbas krisis makanan akibat Pengepungan dan Genosida yang dilakukan Israel. Salah satu warga Gaza Majikan Qanan mengatakan, Anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut. "Anak-anak takut untuk memakan kura-kura. Jadi kita mengatakan kepada mereka bahwa daging ini enak seperti daging sapi muda, kata Qanan seperti dilansir AFP, sabtu (19/04). Mengutip dari Metrotvnews. Com Ismail Thawabteh, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan bahwa hampir dua Juta Penduduk di wilayah tersebut telah kehilangan akses terhadap ketahanan pangan secara total. "Palestina mengalami bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat penutupan Perbatasan oleh Israel dan penghalang masuknya bantuan kemanusiaan", Ungkap Thawabteh dalam keterangan Rabu 19 Maret 2025, seperti dikutip Anadolu, kamis 20 maret 2025. Ia menambahkan bahwa seluruh pasar di Gaza telah kehabisan bahan makanan pokok,menyebabkan Penduduk kehilangan akses terhadap kebutuhan dasar. Selain itu, puluhan roti telah berhenti beroperasi karena larangan impor bahan bakar, yang mengakibatkan Penurunan drastis pasokan roti bagi warga Gaza.
Tidak hanya mengakibatkan krisis pangan berkepanjangan imbas serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, mengakibatkan lebih dari 60 ribu warga di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan jutaan orang terpaksa menjadi Pengungsi. Tidak cukup menutup perbatasan dan menghentikan pasokan makanan, Israel terus melakukan penyerangan secara brutal. Terbaru menewaskan seorang Jurnalist beserta 7 kerabatnya. Mengutip dari CNN.Indonesia-- Jurnalis Foto yang pernah viral karena menulis pesan menyentuh sebagai bentuk dukungan untuk Gaza, Fatima Hassouna, tewas dalam serangan brutal Israel pada pekan ini. Kementrian Kesehata di Gaza pada (18/4) menyatakan Fatima tewas bersama 7 anggota keluarganya di kediaman mereka di jalan Al Nafaq, kota Gaza. Kementrian juga mengatakan ke dua orang tua Fatima selamat tetapi mengalami luka serius dan dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Palestinian Journalist's Protection Center (PJPC) turut memberi pesan bela sungkawa. Mereka juga menyebut serangan Israel sebagai "kejahatan" dan melanggar hukum International.
Penderitaan kaum Muslim di Gaza tak kunjung usai. Sementara Penjajah Zionis justru makin brutal, berbuat diluar batas kemanusiaan. Kecamatan dunia tak dihiraukan, di sisi lain alih-alih mengirimkan Pasukan perang pemimpin muslim hanya mencukupkan diri dengan kecamatan tanpa aksi nyata. Bahkan meski umat islam hati ini sudah mulai menyerukan Jihad sebagai solusi. Allah memerintahkan umat Islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama muslim. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan." (Qs Al-Anfal : 72)
Menolong sesama muslim hukumnya Fardhu kifayah. Haram berdiam diri saat melihat saudara seiman terdzalimi. Kewajiban itu baru tuntas saat mereka yang terdzalimi mendapat perlindungan sempurna. Rosulullah Wallahu alaihi wassalam juga bersabda, "Kaum Mukmin itu -dalam hal saling mencintai mengasihi dan menyayangi- bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim)
Oleh karena itu wajib menolong saudaranya. Selama umat masih terikat pada nasionalisme warisan penjajah, meraka tidak akan pernah benar-benar bersatu, dan jihad pun tidak akan digerakkan. Maka, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme, menyadari bahwa penjajah hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah (perisai) Umat wajib menyeru semua muslim diseluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan akan persatuan umat dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut Penguasa muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan Jihad dan menegakkan Khilafah. Gerak umat harus ada yang memimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis yang menyerukan Jihad dan tegakanya khilafah. Para pengemban dakwah harus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan Khilafah agar persoalan umat termasuk Palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dilangsungkan kembali.
Wallahu alam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar