Evakuasi Seribu Warga G4Z4 Jelas Bukan Solusi Hakiki


Oleh: Imas Royani, S.Pd.

Rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi 1.000 warga P4lestina korban genosida Zion*s Isra3l di Jalur G4Z4 memicu kontroversi. Pengamat isu geopolitik Timur Tengah, Smith Alhadar, menyebut Prabowo harus mewaspadai protes dari dalam negeri. Alasannya, rencana kontroversial ini muncul ketika masyarakat Indonesia sedang resah dengan berbagai masalah ekonomi dan politik.

Lebih dari itu, rencana Prabowo dikhawatirkan memantik protes dari luar negeri. Merelokasi warga G4Z4 diyakini berpotensi memupus harapan kemerdekaan P4lestina. Belum ada yang bisa menjamin warga G4Z4 yang direlokasi dapat kembali ke tanah airnya.

Sejumlah pihak langsung mempertanyakan alasan Prabowo yang malah condong ke AS dan Israel, bukan membela P4lestina. Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut mempertanyakan rencana itu.

"Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?" kata Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas, dalam pernyataan yang dirilis di situs resmi organisasi itu.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah, pun menyoroti keresahan sejumlah warganet yang mendesak pemerintah untuk memikirkan nasib warganya sendiri terlebih dulu di tengah keterpurukan ekonomi.

Tia mempertanyakan, siapa yang nantinya akan membiayai kehidupan para warga P4lestina itu, apakah badan-badan pengungsi PBB seperti UNHCR dan UNRWA, atau pemerintah Indonesia.

"Itu 1.000 manusia banyak, lho. Mereka harus di-maintain, harus dipikirkan kehidupannya di sini, sementara kondisi ekonomi kita bahkan sebelum Trump mengumumkan tarif saja kita sudah anjlok. Lebih baik pemerintah mengurus ribuan orang yang kena PHK itu bagaimana?" tutur Tia.

Sementara itu, sekarang ini juga masih banyak pengungsi yang terkatung-katung di Indonesia. Merujuk pada UNHCR Fact Sheet edisi Februari 2025, total 12.379 pengungsi masih menunggu kepastian di Indonesia.

Sungguh, paham batil sekularisme dan kapitalisme serta nasionalisme yang telah lama bercokol di negeri-negeri Islam, telah berhasil menghapus ikatan persaudaraan hakiki atas dasar iman. Alih-alih mengomando dan memimpin jihad melawan musuh-musuh aktifnya, para penguasa muslim, justru rela menjadi penjaga sistem negara bangsa yang dahulu dibuat para penjajah untuk melemahkan kekuatan umat sekaligus melanggengkan hegemoni negara adidaya atas mereka. 

Mereka pun tampaknya lupa, sikap seperti ini adalah perbuatan dosa tidak terkira. Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sedangkan dia dalam keadaan menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Satu-satunya solusi sesuai ajaran Islam untuk krisis di G4Z4 adalah melalui jihad fi sabilillah. Ini mencakup penggunaan kekuatan militer untuk melindungi warga G4Z4 dan mengusir entitas Yahud*, bukan hanya melalui diplomasi atau retorika.

Al-Qur’an menekankan pentingnya jihad defensif dalam menghadapi invasi. Allah SWT. Berfirman:
اَلشَّهْرُ الْحَـرَا مُ بِا لشَّهْرِ الْحَـرَا مِ وَا لْحُرُمٰتُ قِصَا صٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَا عْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Bulan haram dengan bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barang siapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 194).

Selain itu, Allah SWT. memerintahkan untuk mengusir mereka yang telah mengusir kaum muslim. Allah SWT. berfirman:
وَا قْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَ خْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَا لْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِ ۚ فَاِ نْ قٰتَلُوْكُمْ فَا قْتُلُوْهُمْ ۗ كَذٰلِكَ جَزَآءُ الْكٰفِرِيْنَ
"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 191).

Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh dalam Kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah Jilid 2 menjelaskan bahwa jihad adalah farduain ketika kaum muslim diserang musuh. Dalam konteks P4lestina, kewajiban ini tidak hanya berlaku bagi muslim yang tinggal di sana, tetapi juga untuk muslim di sekitar wilayah tersebut ketika agresi musuh tidak dapat dihadang oleh penduduk setempat. Para penguasa negeri muslim seharusnya segera mengerahkan pasukan militer untuk membantu muslim di G4Z4. Haram dan kemaksiatan besar di sisi Allah saat mereka hanya berdiam diri. 

Ini sejalan dengan firman Allah SWT., 
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَا لَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْۤا اُولٰٓئِكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَا جِرُوْا مَا لَـكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَا جِرُوْا ۚ وَاِ نِ اسْتَـنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَا قٌ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Anfal: 72).

Hanya saja hal itu tidak bisa dilakukan sendirian. Harus ada pemimpin selevel negara untuk menyerukan jihad. Dan pemimpin seperti itu hanya akan ditemukan dalam negara yang menerapkan sistem Islam, dengan sistem pemerintahannya yang disebut Khilafah dan pemimpinnya yang disebut Khalifah.

Khilafahlah yang akan menggerakkan tentara-tentara di negeri-negeri muslim untuk jihad fi sabilillah mengusir Zion*s Yahud* dan membebaskan P4lestina. Dengan adanya Khilafah, umat Islam dapat bersatu dan mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi musuh. Khilafah akan menjadi simbol kekuatan dan kejayaan Islam, serta menjadi teladan bagi umat manusia di seluruh dunia.

Sudah saatnya umat berjuang menegakkan Khilafah yang dahulu selama belasan abad telah berhasil membuat mereka bersatu dan menjadi kekuatan adidaya. Caranya adalah dengan menggencarkan dakwah membangun kesadaran agar umat paham bahwa Islam bukan sekadar agama ritual, melainkan sebagai sebuah ideologi yang datang sebagai solusi atas semua problem kehidupan.

Wallahu'alam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar