Oleh : Rizka Fitri Annisa
Konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan, khususnya di wilayah Kashmir, telah berlangsung sejak 1947 dan hingga kini terus menyisakan ketegangan yang tak kunjung usai. Isu ini bahkan kembali memanas sebagai ajang unjuk kekuatan alutsista, di mana Pakistan didukung China sementara India tetap mengokohkan posisinya di kawasan. Persoalan ini memang bersifat nasional bagi Pakistan, namun jika ditelaah lebih dalam, ada prioritas yang jauh lebih mendesak bagi umat Islam saat ini: yakni membela Palestina yang terus dijajah Zionis Israel.
Secara historis, militer Pakistan diakui sebagai salah satu kekuatan muslim terbesar di dunia, baik dari segi jumlah pasukan maupun kelengkapan militernya. Sayangnya, kekuatan ini lebih sering terjebak dalam konflik bilateral bernuansa nasionalisme sempit, alih-alih dimobilisasi untuk kepentingan umat Islam secara global. Padahal, Al-Qur'an secara tegas menyeru kaum muslimin untuk berjihad di jalan Allah dan menolong saudara seiman yang terdzalimi, sebagaimana dalam QS. At-Taubah ayat 14 dan QS. Al-Baqarah ayat 191.
Realita ini menunjukkan lemahnya ikatan ukhuwah islamiyah di kalangan negara-negara muslim. Ketika Palestina memanggil bantuan, banyak kekuatan militer muslim, termasuk Pakistan, justru sibuk dengan urusan nasionalisme. Padahal, seharusnya persoalan Palestina bukan lagi dianggap sebagai isu regional, melainkan sebagai urusan seluruh umat Islam dunia.
Solusinya jelas dan strategis:
1. Reposisi Prioritas Militer Muslim
Negara-negara muslim, khususnya Pakistan, harus segera menyadari urgensi membela Palestina dan mengalihkan perhatian dari konflik sektoral menuju perjuangan umat. Sebab, pembelaan terhadap Palestina adalah amanah syar’i dan kehormatan umat.
2. Konsolidasi Kepemimpinan Muslim Global
Umat Islam butuh sosok pemimpin global (Khilafah atau institusi sejenis) yang mampu menyatukan kekuatan kaum muslimin di berbagai belahan dunia. Kepemimpinan ini tidak hanya akan menjaga kehormatan Islam, tetapi juga mampu merespons agresi terhadap umat Islam di manapun.
3. Penguatan Solidaritas Ideologis
Mengingat nasionalisme seringkali menjauhkan umat dari persatuan hakiki, maka paradigma perjuangan harus dikembalikan kepada ikatan aqidah Islam, bukan sekadar batas geografis.
Jika solusi ini dijalankan, bukan mustahil kekuatan militer muslim seperti Pakistan dapat menjadi perisai bagi Palestina, dan menjadi awal kebangkitan umat Islam untuk meraih kembali kemuliaan sebagaimana dicontohkan di era Khilafah dahulu.
Kesimpulannya, konflik Pakistan-India seharusnya tidak lagi menjadi prioritas di atas derita Palestina. Saatnya militer Pakistan dan negara-negara muslim mengalihkan senjata mereka dari konflik remeh ke perjuangan yang mulia: membebaskan Palestina dan menyatukan kaum muslimin di bawah kepemimpinan Khilafah min hajinnubuwwah.
Wallahua’lam Bisshowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar