Oleh : Nola Aulia
Rencana evakuasi warga Gaza digemborkan oleh AS saat pemaparan solusi jangka panjang bagi Palestina di tengah – tengah perang yang terjadi. Hancurnya Jalur Gaza akibat serangan brutal dari Israel membuat AS memiliki usulan untuk membangun kembali dan memberikan harapan semu bagi warga Gaza akan adanya hal baik yang terjadi setelah pembangunan kembali itu terselesaikan. Namun untuk membangun kembali Gaza, warga Gaza perlu dievakuasi ke luar Palestina.
Alasan yang digunakan untuk mengevakuasi warga Gaza adalah karena Gaza tidak aman untuk dihuni selagi proses pembangunan kembali berlangsung. Sejak 19 Januari 2025, isu Indonesia akan menampung warga Gaza yang dievakuasii sentar berhembus dan menjadi ramai (bbc.com/11/04/2025). Hal ini dapat memunculkan demonstrasi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia siap menampung 1000 pengungsi dari Gaza namun hanya sementara hingga mereka sehat dan pulih. Namun yang menjadi fokus adalah di dalam negeri sendiri keadaannya sedang tidak stabil, lalu bagaimana cara pemerintah untuk menjaga dan merawat warga Gaza jika rakyat Indonesia sendiri masih belum bisa dirawat dengan baik oleh pemerintah.
Pembangunan kembali Gaza dan juga evakuasi bukanlah solusi seperti yang Islam gaungkan, yaitu Jihad. Sejatinya tidak ada solusi hakiki selain jihad karena melihat berbagai upaya yang dilakukan tidak menghentikan penjajahan dan genosida. Evakuasi rakyat Gaza jelas makin menjauhkan dari solusi hakiki, karena sejatinya Zionis lah yang melakukan pendudukan bahkan perampasan wilayah. Sudah seharusnya Zionis yang diusir dari tanah Palestina dan bukannya warga Gaza yang dievakuasi.
Di sisi lain, evakuasi tersebut bisa jadi merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia atas kebijakan baru AS menaikkan tarif impor. Keberhasilan upaya Indonesia dalam melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut bisa jadi akan digunakan alat untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Inilah buah simalakama bagi negeri yang tergantung pada negara lain. Dan pada akhirnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak mampu terlepas dari kekangan AS.
Pembebasan Palestina tidak akan terjadi jika evakuasi tersebut terealisasikan, karena kemerdekaan sebuah negara tidak akan terjadi jika penduduk aslinya keluar dari wilayah yang dijajah tersebut. Dan satu – satunya solusi hakiki hanyalah jihad. Seharusnya para pemimpin negeri muslim menyambut seruan jihad sebagai upaya pembebasan Palestina. Namun, batas – batas negara dan sikap nasionalisme membuat suatu negara tidak boleh ikut campur begitu saja atas konflik di negara lain. Hal ini menjadi penghalang dalam menyambut seruan jihad dan sikap ini menunjukkan pengkhianatan pemimpin negeri muslim.
Negeri Muslim seharusnya menjadi negara adidaya yang memimpin dunia. Khilafah sebagai negara adidaya akan menerapkan syariat Islam sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam dan membela setiap muslim. Sayangnya hari ini Khilafah belum tegak, nasib umat islam pun makin sengsara.
Umat harus terus didorong untuk menolak evakuasi warga Palestina, juga menyeru penguasa untuk mengirimkan tentara demi membela saudaranya muslim Palestina. Sangat tidak adil jika Palestina hanya mendapat bantuan kemanusiaan saja di tengah – tengah perang ini, sedangkan Israel mendapatkan bantuan militer dan persenjataan yang mampu membumi hanguskan berbagai wilayah di Palestina. Selain itu, setiap umat islam juga sudah semestinya untuk mengemban dakwah dan saling menguatkan dalam mewujudkan kembali tegaknya Khilafah.
Kebangkitan Khilafah lah yang akan mampu membebaskan semua kesengsaraan umat Islam di dunia, baik yang ada di Indonesia, Palestina, dan negara – negara yang tergabung dalam Sistem Pemerintahan Islam yaitu Khilafah. Dengan demikian seruan Jihad akan di sambut baik oleh seluruh pemimpin – pemimpin negeri muslim. Karena hanya jihad dan tegaknya Khilafah solusi hakiki membebaskan Palestina dari cengkeraman penjajah.
Semua ini tidak mampu diwujudkan hanya dengan beberapa individu saja, melainkan membutuhkan jama’ah dan sebuah gerakan yang dilakukan bersama – sama oleh seluruh umat islam. Gerakan umat ini membutuhkan kepemimpinan partai islam ideologis agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar sehingga memberikan pengaruh besar dalam mendorong penguasa negeri muslim untuk mengirimkan tentara untuk berjihad dan tegaknya Khilafah.
--- Wallahu’alam bish-shawab ---
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar