Gaza Membara: Hanya Butuh Tentara Jihad untuk Memerdekakan Mereka


Oleh: Oktavia (Aktivis Muslimah)

Gaza sejak dulu menjadi salah satu negara tersibuk dengan aktifitas penjajahan dan genosida, diperparah lagi semenjak peristiwa bulan Oktober 2023. Korban jiwa dari warga sipil juga pejuang setiap harinya bertambah, bahkan angka tersebut juga disumbang oleh tenaga medis dan jurnalis-jurnalis yang meliput aksi genosida di Gaza- Palestina.

Disaat dunia Islam lupa akan penderitaan dan genosida yang terjadi di Palestina- Gaza, jurnalis menjadi pahlawan bagi rakyat Palestina untuk menyadarkan dunia Islam kembali. Para jurnalis memotret, mendokumentasikan dan melaporkan keadaan terkini kepada dunia, bagaimana sadis dan bengisnya negara penjajah mengoyak jantung Gaza-Palestina. Dan tidak dipungkiri mereka menjadi target Israel atas perjuangan yang mereka lakukan.

Kabar duka senantiasa menyelimuti dunia Islam, satu per satu pejuang Palestina syahid karena melawan Israel sang penjajah. Fatima Hassaona salah satu, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan Fatima syahid bersama tujuh saudaranya dikediamannya di jalan nafaq, kota Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan kedua orang tua Fatima masih hidup namun dalam kondisi luka parah karena serangan yang terjadi.

Palestinian Journalist's Protection Center (PJPC) turut memberi pesan bela sungkawa. Mereka juga menyebut serangan Israel sebagai "kejahatan" terhadap jurnalis dan melanggar hukum internasional. Namun dengan kondisi demikian Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih mengeklaim bahwa mereka sebenarnya menargetkan anggota Hamas bukan rakyat sipil.

"Teroris tersebut merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap pasukan IDF dan warga sipil Israel," demikian klaim IDF, Cn Indonesia (19/04/2025).

Militer Israel selalu berdalih melindungi warga sipil saat menyerang Hamas. Namun Israel juga menggempur habis-habisan warga dan rakyat sipil di Gaza.

Kondisi di Gaza-Palestina semakin diperparah oleh abainya para pemimpin negara didunia, terutama pemimpin muslim. Kecaman demi kecaman mereka lontarkan, namun tidak ada tindakan serius demi menyelesaikan penjajahan- genosida yang terjadi di Palestina. Dengan dalih tidak bisa ikut campur terlalu dalam, dalam masalah internal negara. sekat Nasionalime menjadi alasan terkuat sehingga masing-masing negara tidak bisa bertindak lebih dalam menghentikan genosida yang terjadi di Palestina.

Bantuan berupa makanan, dana, obat-obatan dan juga bantuan lainnya yang ditujukan untuk membantu mengurangi penderitaan warga Gaza-Palestina bukan menjadi solusi yang diinginkan oleh warga Gaza. Sejatinya mereka hanya ingin dibebaskan dari Genosida yang dilakukan oleh Israel. Bak tambal sulam, mereka mendapat bantuan berupa obat-obatan, makanan, minuman, pakaian namun diwaktu yang sama mereka syahid karena Sudah ditargetkan oleh tentara penjajah Israel.

Solusi praktis yang tidak menjadi solusi tambal sulam hanya dengan mengerahkan kekuatan fisik guna melawan tentara penjajah Israel. Karena Israel tidak mengenal bahasa diplomasi, menjadi hal sia-sia jika harus terus melakukan negosiasi, karena hasilnya akan sama yaitu rakyat sipil akan menjadi korban lagi. Israel hanya mengenal bahasa fisik (perang), maka menurunkan dan mengerahkan tentara adalah solusinya. 

Didalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 10:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Selain itu juga, Dari Abu Musa Al-'Asy'ari berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya." (HR. At-Tirmidzi).

Dalil diatas sudah menjelaskan alasan kita diwajibkan menolong rakyat Palestina, karena sesungguhnya antar muslim itu bersaudara. bahkan diumpamakan kita seperti bangunan, terdapat perumpamaan yang lain bahwa antar muslim bagaikan satu tubuh. Sewajarnya jika ada bagian tubuh yang sakit, maka bagian tubuh lainnya akan merasakan sakit pula. Begitu juga muslim di manapun akan merasakan sakit yang sama seperti yang dirasakan oleh muslim Gaza-Palestina.

Solusi jihad mulai menggema, hingga Forum Ulama Muslim Internasional (IUMS) mengeluarkan fatwa jihad bagi seluruh negara Muslim guna turun tangan dalam memperjuangkan Palestina. Terdapat 15 Point' penting dalam fatwa tersebut, salah satunya mendorong bagi pemimpin muslim mengerahkan tentara militer, ekonomi, politik untuk melawan Israel sang penjajah. Maka sudah saatnya pemimpin muslim mengerahkan kekuatan, menyatukan langkah, merapatkan barisan demi membela kehormatan rakyat Palestina. Sudahi menjadi kaki tangan Israel dan sekutu adalah pilihan yang harus diambil, karena sesungguhnya umat muslim bagaikan tentara perang, mereka hanya menunggu aba-aba dari komandan jihad untuk maju dalam Medan tempur melawan Israel sang penjajah membela rakyat Palestina.

Wallahu a'lam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar