Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
Anak adalah pelita bagi setiap orang tua. Dan anak adalah harapan penerus bangsa. Hampir setiap keluarga menantikan kehadiran seorang anak sebagai penerus generasi. Tentu idealnya semua orang tua akan merawat dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Namun apa jadinya jika seorang anak diperlakukan dengan tidak baik, bahkan menimbulkan trauma yang cukup mendalam?
Kasus penganiayaan anak oleh ayah kandungnya sendiri menarik perhatian publik termasuk Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, ia memastikan penanganan korban U (1,5 tahun) dan kakaknya P (4 tahun) mendapat penanganan medis dan psikologis menyeluruh. (detik.com, 05/07/2025).
Fenomena diatas bukanlah hal pertama terjadi dalam kasus kekerasan pada anak. Begitu banyak kasus kekerasan pada anak yang terjadi di negeri ini. Tentu banyak faktor yang melatarbelakanginya. Salah satunya faktor ekonomi, faktor keharmonisan keluarga dan lain sebagainya. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena kasus kekerasan anak bukanlah masalah individu saja melainkan melibatkan berbagai aspek.
Negeri ini hidup dalam aturan buatan manusia. Yakni sistem kapitalisme-sekulerisme. Sistem hidup ini berlandaskan pemisahan agama dari kehidupan dan azas manfaat sebagai aspek mendasar dalam menilai segala sesuatu. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada setiap perbuatan manusia. Ketika manusia menggunakan sistem hidup ini, maka hidupnya akan dipengaruhi dengan aturan bebas dari manusia. Tidak ada standar halal haram saat berbuat. Apapun yang bermanfaat bagi manusia maka akan diambil, jika tidak maka akan ditinggalkan. Begitupun dalam memperlakukan seorang anak. Orang tua jika memiliki mindset serba bebas dalam pikirannya maka dia pun akan memperlakukan anak dengan sesuka hati. Tidak perduli dengan aturan Rabb-Nya. Bahkan tidak takut dengan hari pertanggungjawaban kelak.
Disamping itu, himpitan beban hidup semakin bertambah. Sehingga orang tua merasakan beban hidup yang semakin berat setiap hari. Kebutuhan ekonomi semakin meningkat, harga bahan pokok semakin naik, bahkan biaya sekolah anak pun tidak ada yang murah. Sehingga hal ini bisa jadi salah satu penyebab orang tua atau anggota keluarga lain dikuasai oleh sikap emosi yang tidak stabil dan akhirnya melimpahkan kekesalan dan perasaan lainnya kepada anak-anak mereka.
Faktor keharmonisan antara ibu dan ayah pun bisa jadi melatarbelakangi kekerasan pada anak. Kasus perceraian membuat seseorang kehilangan kendali dalam proses pengasuhan pada anak-anak mereka. Sehingga kasus kekerasan pada anak bukanlah kasus individu belaka namun melibatkan campur tangan negara dan masyarakat. Karena melibatkan pengaturan ekonomi, pendidikan dan aspek hidup lainnya.
Islam adalah aturan sempurna yang Allah turunkan kepada manusia agar manusia bisa hidup selamat dunia dan akhirat. Termasuk Islam pun mengatur bagaimana seharusnya memperlakukan anak dengan baik. Selain itu, Islam mengatur sistem hidup lain seperti ekonomi, pendidikan, pemerintahan dan lain sebagainya.
Dalam Islam, ekonomi adalah salah satu pilar dalam negara, dimana negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan primer semua warga negaranya. Kebutuhan primer ini akan mudah didapatkan oleh semua warga negara dengan akses yang mudah. Pemerintah akan menciptakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya agar masyarakat bisa mendapatkan penghasilan dan bisa memenuhi semua kebutuhan sehari-hari. Saat semua kebutuhan harian tercukupi dengan baik, maka konflik rumah tangga akan bisa terhindar. Dan para orang tua akan bisa mengasuh anak-anaknya dengan baik.
Disamping itu, sistem pendidikan pun akan terjamin secara cuma-cuma. Semua warga negara bisa mengakses pendidikan dengan mudah dan gratis. Sistem pendidikan dalam Islam pun bertujuan untuk membentuk generasi yang berkepribadian Islam dan menguasai teknologi. Sehingga akan lahir manusia yang taat kepada Allah dan cerdas. Maka dari sini akan lahir calon orang tua yang memiliki ilmu dan mampu dalam menjalani rumah tangga dan mengasuh anak sesuai tuntunan syari'at Islam. Maka kasus kekerasan kepada anak akan sangat minim terjadi jika sistem Islam yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, SDA dalam negeri pun akan dikelola dengan baik oleh negara. Negara tidak akan memberikannya kepada asing dan aseng. Tidak akan juga memberikan penguasaannya kepada pihak swasta. Hasil dari pengelolaan SDA ini akan diberikan kembali untuk masyarakat. Sehingga kebutuhan masyarakat akan sangat tercukupi dengan baik. Dan hal ini tentu akan mengurangi beban bagi keluarga. Dan para orang tua akan dengan tenang mengasuh anak-anak mereka dengan tuntunan Islam.
Dunia sedang tidak baik-baik saja, termasuk dunia anak-anak. Hal ini tidak bisa dibiarkan terjadi begitu saja. Terlebih negeri ini menerapkan aturan sekulerisme yang sangat jauh dari aturan Allah. Sehingga kita selaku umat Islam tidak boleh membiarkan kemaksiatan ini terus terjadi. Maka perubahan haruslah diusung. Perubahan hakiki menuju penerapan sistem Islam yang menyeluruh dalam kehidupan agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.
Wallahu'alam bi-showab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar