Penghinaan Terhadap Nabi Kembali Terjadi, Buah kebebasan Demokrasi


Oleh : Erni Setianingsih (Aktivis Muslimah)

Empat orang ditahan polisi pada hari Selasa (1/7/2025) di Istanbul, Turki, terkait dengan penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Penahanan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung yang diluncurkan jaksa Istanbul atas kejahatan "menghina nilai-nilai agama di depan umum."

Kartun tersebut, yang ditampilkan dalam edisi 26 Juni majalah satir Leman's, menyinggung konflik Israel-Iran baru-baru ini dan menggambarkan Nabi Muhammad dan Nabi Musa berjabat tangan di atas kota yang telah menjadi puing-puing. Penerbitan kartun tersebut memicu kemarahan. Video media sosial menunjukkan sekelompok besar pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor Leman's Istanbul, dengan beberapa terlihat mencoba memaksa masuk. (sindonews.com, Selasa, 01 Juli 2025)

Penghinaan terhadap nabi ini terus terjadi. Tidak ada rasa jera meski sudah berkali-kali dapat kecaman dari masyarakat. Lalu apa yang membuat mereka terus berani melakukan hal demikian?. Ternyata, memang sistem hari ini memberikan kebebasan berekspresi sehingga para pelaku pun merasa tidak takut. Maka kemungkinan penghinaan pada Nabi maupun Islam akan masih terbuka lebar selama sistem Demokrasi Kapitalisme sekuler ini tetap dijalankan. 

Dalam kebebasan berekspresi merupakan sesuatu hal yang biasa dalam sistem sekuler karena Kapitalisme selaku induk bagi sekularisme dan demokrasi merupakan ideologi yang menjunjung tinggi kebebasan. Memang tidak heran mereka melegalkan pembuatan kartu Rasul Muhammad Saw., padahal tindakan tersebut sama saja dengan sikap terang-terangan menghina umat Islam di seluruh dunia..

Dengan maraknya paham kebebasan berekspresi ini memberikan paham yang menyesatkan. Bahkan, turut disebarkan ke negeri-negeri muslim dan dan tidak sedikit negeri-negeri muslim yang pada akhirnya membebek Barat. Para penguasa di negeri-negeri muslim tidak mampu untuk menolak paham kebebasan berekspresi, karena para penguasa sudah dikendalikan oleh negara adidaya. 

Sehingga yang terjadi, kebijakan dan pemikiran yang berkembang di negeri-negeri muslim diambil dari ide-ide Barat sekuler yang sejatinya bertentangan dengan pemikiran dan metode yang bersumber dari Islam. 

Apalagi pemberantasan kasus penghinaan terhadap Rasul Muhammad Saw. ini juga membuktikan sistem sanksi yang tidak memberikan efek jera bagi para pelaku. Selama sistem sekuler Kapitalisme demokrasi terus bercokol di negeri-negeri muslim. Walaupun kasus penghinaan Rasul Muhammad Saw. selalu menuai protes dari kaum muslim, belum tentu suatu saat nanti kasus serupa seperti yang terjadi di Turki akan muncul lagi.

Dalam peradabannya, Islam dibangun di atas dasar akidah yang lurus, yaitu akidah Islam. Sebab sistem Islam tidak di bangun untuk mendapatkan asas manfaat materi semata, apalagi memuaskan nafsu dari kebebasan. 

Bahwasanya Rasulullah Saw. tidak mewariskan harta benda kepada kita umatnya, tetapi Rasul Muhammad Saw. mewariskan kepada kita sesuatu yang jauh lebih berharga dari pada harta benda duniawi. Tapi, Rasulullah Saw. mewariskan Islam dengan negara Islam serta seluruh warisan risalah Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Dalam sistem Islam memiliki mekanisme yang ketat dalam menjaga kemuliaan Islam dan kaum muslim. Apalagi dalam hal mengatasi para pelaku penghinaan Rasul Muhammad Saw., tentu Islam akan memberikan ketegasan atau sanksi yang tidak biasa yaitu hukuman mati.

Pada masa Khilafah Utsmaniyah, Sultan Abdul Hamid II menunjukkan sikap tegas ketika Eropa berencana membuat film yang menghina Rasul Muhammad Saw., mendengar itu sultan langsung mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dan siap mengerahkan kekuatan militernya jika flm tersebut tetap diproduksi. Ancaman tersebut sangat efektif sehingga bisa menghentikan rencana penghinaan tersebut.

Jadi, solusi mendasar bukan hanya sekedar mengecam saja, tetapi juga membangun kembali kehidupan Islam secara menyeluruh yang akan menjadi pelindung untuk menjaga kehormatan agama Islam, menjaga kemurnian Rasulullah Saw. dan tidak akan memberikan sedikit pun celah bagi para musuh-musuh Islam apalagi untuk melecehkannya. Itu akan terwujud dengan tegaknya institusi Khilafah Islamiyah. 

Wallahu 'alam bissawwab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar