Oleh: Mariyam Sundari (Jurnalis Pengamat Kriminal Anak)
Korupsi merupakan suatu penyalahgunaan yang dilakukan orang-orang yang berpengaruh yang berkuasa untuk keuntungan pribadi. Korupsi dilakukan melalui cara-cara yang tidak sah juga tidak etis seperti siap menyuap, penggelapan dana dan berbagai macam bentuk penyimpangan lainnya. Akibatnya ada pihak yang dirugikan terutama rakyat, serta berdampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian dan sosial dalam kehidupan.
Lantas, bagaimana bisa korupsi terus diminati tanpa henti? Jelas perkara ini tergantung pada sistem yang diterapkan, kalau sistem yang di adopsi negara memfasilitasi, maka sudahlah pasti korupsi makin subur sampai menjamur seperti dalam demokrasi saat ini. Karena untuk melakukan tindakan korupsi banyak celah jalan hingga membuat pelakunya terlena dengan uang melimpah, sampai lupa kalau perbuatan tersebut berdampak buruk bagi diri dan rakyat.
Apalagi ditambah dengan ringannya hukuman yang diberikan bila ada tuntutan terhadap pelaku yang sudah terbukti melakukan korupsi. Terutama bila pelakunya itu dari kalangan pejabat maka lambat laun hukuman yang diberikan lemah, adanya sogokan dari pelaku untuk meringankan hukuman. Walaupun di penjara, tapi penjaranya bak hotel bintang lima, termasuk bisa bebas semaunya keluar masuk secara diam-diam.
Apalagi kasusnya telah tenggelam ditutupi dengan perkara lain, maka pelakunya sudah tidak diperhatikan lagi, kebanyakan terdengar kabar, sedang liburan ke luar negeri. Apakah penjara bagi orang-orang yang merugikan rakyat seperti itu? Ya seperti itulah dalam sistem demokrasi saat ini.
Solusinya hanya mengubah sistem demokrasi menjadi sistem Islam. Dalam aturan Islam akan sangat ketat penjagaan untuk tidak melakukan tindakan pidana korupsi, ditambah hukuman yang menjerakan bagi pelakunya, sehingga berpikir keras dulu kalau mau melakukan tindakan korupsi, mengingat beratnya hukuman yang diberikan dalam syariat Islam. Jadi, tunggu apalagi segera berjuang untuk mengganti rezim demokrasi dengan sistem Islam, hidup rakyat aman, sentosa, sejahtera, dan dapat berkah InsyaAllah.[]
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar