Segera Akhiri Penderitaan Gaza


Oleh : Siami Rohmah 

Di tengah berlangsungnya proses negosiasi tentang gencatan senjata selama 60 hari Israel terus melakukan serangan kepada rakayat di Gaza. Mereka menyerang masyarakat yang hendak mengambil air di titik distribusi air bersih pada Minggu (13-7-2025). Dalam serangan ini setidaknya enam anak-anak dan empat orang dewasa menjadi korban. (Kompas youtube) Serangan ini menyusul serangan sebelumnya yaitu pada Kamis (10-7-2025) di posko layanan kesehatan di pos Deir al Balah. Pada serangan ini sedikitnya 15 orang meninggal dunia,10 di antaranya anak-anak. (tirto.id)

Jika pada serangan di titik distribusi air bersih Israel mengatakan mentargetkan kelompok Jihad Islam Palestina, di serangan posko kesehatan mereka berdalih menyerang seorang pejuang Palestina yang ikut serta dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.

Penderitaan Gaza belum berakhir. Setiap saat ancaman serangan atas mereka bisa terjadi. Target genosida yang diingankan oleh Israel masih berlangsung. Berbagai cara mereka lakukan agar memudahkan terwujudnya cita-cita genosida ini. Misalkan dengan menahan masuknya bantuan makanan, sehingga membawa kondisi kelaparan di tengah-tengah warga dan akhirnya meninggal. Selain itu disinyalir warga Gaza menjadi uji coba senjata.

Kemudian Israel menetapkan titik-titik kumpul untuk pengambilan bantuan, tetapi ketika warga sudah berkumpul mereka menjadi target serangan. Bagi mereka yang masih berpikir waras apa yang dilakukan Israel ini tentu akan menggugah sanubari di mana Israel telah jauh melampaui batas-batas nilai kemanusiaan.

Di tengah keprihatinan atas kondisi masyarakat Gaza ada sisi lain yang juga membuat miris, yaitu tak bergeraknya pemimpin negeri-negeri muslim utamanya wilayah terdekat dengan Gaza. Mereka tidak bergerak untuk membantu saudaranya tetapi mereka justru bergandengan tangan, berpeluk mesra dengan Israel yang berlumuran darah saudaranya. Begitu banyak analisis dikemukakan. Begitu banyak kritik dan kecaman atas semua yang terjadi. Namun, semua itu belum sampai pada solusi, penderitaan Gaza masih terus saja berlangsung.

Akar masalah antara Gaza dan Israel adalah pendudukan wilayah Palestina. Tentu solusinya adalah hentikan dan usir yang melakukan pendudukan. Masalahnya saat ini tidak ada yang mau mengusir para perampas tanah Palestina ini meskipun mereka mampu. Mereka memilih berada di bawah bayang-bayang dan ketiak musuh Allah. Lalu bagaimana solusinya? Jawabannya adalah kembalikan keberanian kaum muslimin. Sebagaimana dahulu Khalifah Abdul Hamid II berani membela dan mempertahankan Palestina dari Yahudi Theodore Hertzl. Sebagaimana keberanian Shalahudin Al Ayyubi mengusir pasukan Salib.

Jadi terus suarakan, terus gaungkan opini persatuan umat, dakwahkan tanpa kenal lelah menapaki manhaj Rasulullah karena hanya dengan mengikuti jalan dakwah Rasulullah maka umat akan menjumpai kebangkitan dan keberhasilan sebagaimana dahulu bangkitnya masyarakat Madinah.

Para pengemban dakwah haruslah senantiasa waspada akan bahaya yang bisa membuat gagalnya perjuangan. Baik itu bahaya kelas, di mana dia merasa paling di antara yang lain, sehingga bisa menghambat persatuan di tengah-tengah kaum muslimin. Kemudian bahaya lain yang harus diwaspadai adalah bahaya ideologi yang mana bahaya ini bisa membelokkan arah perjuangan yang lurus menjadi terbawa arus ideologi yang bertentangan dengan Islam. Pengemban dakwah harus meyakini bahwa ujung dari perjuangan ini adalah kemenangan umat Islam, termasuk mengusir zionis Israel dari bumi para nabi bumi Palestina. InsyaAllah. []




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar