Kenakalan Remaja Semakin Menjadi, Sistem Islam sebagai Solusi


Oleh : Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

Remaja adalah tonggak perjuangan bangsa. Ditangan merekalah denyut kehidupan bangsa dilanjutkan. Merekalah pengisi peradaban mulia. Remaja butuh bekal ilmu pengetahuan untuk memimpin bangsa ini

Namun bagaimana jika kondisi remaja saat ini dalam kubangan kenakalan remaja? Bagaimana nasib bangsa ini jika remaja tak punya ilmu pengetahuan untuk memimpin bangsa? Kenakalan remaja dari hari ke hari angkanya semakin meninggi. Narkoba, tawuran, seks atau pergaulan bebas, perundungan, tawuran dan lain sebagainya. Itulah sederetan kenakalan yang dilakukan oleh Remaja.

Menurut Komnas Perlindungan Anak (KPAI) dan Kementrian Kesehatan menyatakan hasil survei menunjukkan sebuah data yaitu 62,7% remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks bebas atau seks diluar nikah. 

Selain seks bebas, tawuran pelajar juga menjadi PR di negeri ini. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2021, ada 188 desa/kelurah­an di seluruh Indonesia yang menjadi arena perkelahian massal antar pelajar/mahasiswa. Jawa Barat menjadi provinsi dengan lokasi kasus tawuran pelajar terbanyak, yakni terjadi di 37 desa/kelurahan. (PIKIRAN RAKYAT, 7/05/2025)

Harus ada upaya serius agar kenakalan remaja tak semakin merajalela. Butuh peran dari keluarga, masyarakat dan negara terkait dengan kenakalan remaja. Sebelum kita mencari solusi permasalahan kenakalan remaja butuh mencari akar permasalahannya. Berikut penyebab terjadinya kenakalan remaja.

Pertama, dari anak (remaja). Masa remaja adalah masa yang tak pernah bisa diulang. Masa dimana perkembangan fisik dan mental berkembang secara baik dan matang. Kondisi ini membuat remaja kondisinya labil, mudah terpengaruh dan kurang punya pendirian. 

Selain itu mereka juga ingin mencoba hal-hal yang baru. Tanpa mereka pedulikan efek positif atau negatifnya, yang penting rasa keingintahuannya terpenuhi. Selian itu Nasehat orang tua tidak ia dengarkan, dia lebih mendengarkan pendapat teman. Dengan kondisi yang labil seperti ini membuat remaja mudah terpengaruh oleh perilaku negatif, salah satunya kenakalan remaja.

Kedua, Salah pergaulan. Lingkungan atau pergaulan sangat mempengaruhi perkembangan remaja. Banyak anak-anak yang baik berubah menjadi buruk atau nakal akibat salah pergaulan. Salah pergaulan akan mengakibatkan kenakalan remaja.

Ketiga, Kurangnya kasih sayang dari orang tua. Anak adalah amanah yang Allah berikan kepada kita sebagai orang tua. Tidak semua pasangan suami istri Allah karuniakan anak. Oleh karena itu besarnya amanah yang Allah berikan kepada orang tua tidak boleh dilalaikan.

Orang tua wajib memiliki ilmu yang mumpuni dalam mendidik anak. Jika orang tua tidak mencukupi ilmunya dalam mendidik anak dapat dipastikan tidak punya arah dalam mendidik anaknya. Terlebih lagi di zaman sekarang yang penuh dengan tantangan. Hari ini orang tua dapat dengan mudah mengakses ilmu pendidikan anak dari sosial media. Dari ini tidak ada alasan bagi orang tua tidak tau tentang ilmu pendidikan anak.
 
Namun faktanya hari ini banyak orang tua yang tidak peduli dengan pendidikan dan perkembangan anaknya. Mereka hanya memikirkan kebutuhan pokok saja tanpa memperhatikan perkembangan emosionalnya. Akibatnya banyak remaja yang kurang kasih sayang dari orang tuanya. Kurangnya kasih sayang ini membuat remaja melampiaskan kepada hal-hal yang negatif yaitu kenakalan remaja. 

Keempat, Kontrol masyarakat yang lemah. Masyarakat juga menyumbang peranan penting dalam pendidikan dan perkembangan remaja. Remaja tidak mungkin hanya tinggal di rumah, mereka butuh bersosialisasi di masyarakat. Namun kondisi masyarakat saat ini cuek dengan kondisi remaja. Salah satu buktinya ketika remaja nongkrong di warung pada saat jam sekolah banyak masyarakat yang mendiamkannya. 

Lingkungan masyarakat yang ramah remaja diperlukan, agar mereka dapat mengeksplor dirinya. Masyarakat ibarat inkubator yang akan mendukung perkembangan remaja. Namun lingkungan seperti ini dari hari ke hari semakin sedikit. Peran masyarakat yang juga mandul terkait dengan tumbuh kembang anak adalah amar ma'ruf nahi Munkar. Hal ini tidak berjalan dengan baik saat ini. Akibatnya tidak ada kontrol dari masyarakat untuk mengontrol perilaku remaja di masyarakat. Akibatnya kenakalan remaja semakin liar, dari hari ke hari angkanya semakin meninggi.

Kelima, penerapan sistem pendidikan sekuler liberal. Pendidikan yang diterapkan di negeri ini turut menyumbang kenalan remaja. Seharusnya remaja atau siswa yang sudah mengenyam pendidikan akhlak dan prilakunya semakin baik atau Sholeh. Namun faktanya angka kenakalan remaja dari hari ke hari semakin meningkat. Ada apa dengan pendidikan kita hari ini? 

Nyatanya materi agama yang diajarkan di sekolah tak mampu menekan angka kenakalan remaja. Faham sekuler telah merasuk jauh ke sistem pendidikan saat ini. Sekuler adalah faham yang memisahkan agama dari kehidupan. Jelas hal ini sangat terasa, pasalnya ajaran agama tak membuat remaja takut melakukan dosa. 

Selain faham sekuler, liberal juga telah merasuk jauh dalam sistem pendidikan. Liberal adalah faham yang menjunjung tinggi kebebasan. Dengan faham kebebasan ini remaja merasa bebas melakukan apa saja tanpa aturan dari agama. Faham kebebasan ini salah satunya adalah seks bebas. Angka seks bebas dikalangan remaja sangat mencengangkan.

Keenam, Sanksi yang tidak tegas. Salah satu penyebab menggunungnya kasus kenakalan remaja karena sanksi yang ditegakkan di negeri ini tidak tegas. Pelaku yang dikategorikan sebagai anak membuat pelaku bebas dari hukuman. Akibatnya pelaku yang bebas dapat melakukan kenakalan remaja kedua kalinya. Seharusnya negara memberikan sanksi yang tegas agar kasus kenakalan remaja ini segera tuntas. 

Berharap pada sistem Kapitalisme sekuler liberal hari ini untuk menekan angka kenakalan remaja, bagai pungguk merindukan bulan. Butuh sistem alternatif yang mampu membina remaja, sehingga kenakalan remaja angkanya semakin melandai. Sistem tersebut adalah sistem Islam yang bersumber dari Wahyu Allah SWT. 


Sistem Islam Solusi Kenakalan Remaja

"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras" (QS. At tahrim Ayat 6)

Ayat diatas mengajarkan kepada kita orang tua agar menjaga anak-anaknya dari api neraka. Salah satu penjagaannya adalah dengan penanaman agama yang kuat. Orang tua mempunyai peran dan tanggung jawab mengajarkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama. Ditangan orang tua lah masa depan anak terukir. Orang tua harus menanamkan aqidah kepada anaknya. Aqidah adalah pondasi keimanan kepada Allah bagi seseorang anak. Selain aqidah orang tua juga harus mengajarkan syariat atau aturan Allah kepada anak-anaknya. Pengajaran syariat ini secara bertahap dan pembiasaan. 

Selain orang tua atau keluarga masyarakat juga berperan dalam pendidikan anak. Anak tidak mungkin dikurung di rumah. Mereka butuh bersosialisasi di masyarakat. Mereka tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kontrol Masyarakat dibutuhkan dalam pendidikan dan perkembangan anak. Ketika anak memiliki sikap atau perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan Islam maka masyarakat yang akan menegur anak-anak. Contoh kecil ketika remaja yang sudah baligh tidak sholat Jum'at tapi nongkrong di warung. Maka disini peran masyarakat dibutuhkan untuk menegur agar anak-anak tersebut sholat Jum'at.

Selain orang tua atau keluarga dan masyarakat, negara juga mempunyai peran dalam pendidikan anak. Peran negara ada tiga dalam pendidikan anak, yaitu penerapan sistem pendidikan, sistem sanksi dan penerapan sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Sistem pendidikan Islam mempunyai tujuan mencetak generasi untuk bersyaksiyah islam. Syaksiyah Islam maksudnya adalah seorang remaja senantiasa melakukan perbuatan dengan dasar halal haram. Ketika perbuatan tersebut haram maka dia dengan tegas tidak akan melakukannya namun jika perbuatan itu halal dia akan melakukannya. Dengan syaksiyah Islam ini maka remaja akan minim berbuat kenakalan remaja. Karena dia merasa perbuatannya selalu diawasi oleh Allah.

Sanksi tegas bagi pelaku kenakalan remaja akan diberlakukan dengan tegas oleh negara. Bagi pelaku yang belum baligh maka Islam tidak menjatuhkan sanksi. Namun jika tindakan tersebut karena kelalaian orang tua dalam mengontrol anak. Maka sanksi akan dijatuhkan kepada orang tua pelaku sebagai pihak yang bertanggung jawab. Namun jika pelaku kenakalan remaja sudah baligh maka negara akan menjatuhkan sanksi kepada pelaku tersebut. Sanksi dalam Islam bersifat jawazir (pencegah) dan jawabir (penebus).

Demikianlah cara dalam sistem Islam menekan angka kenakalan remaja. Sistem Islam ibarat inkubator yang akan melahirkan remaja berkualitas, ketaqwaan tinggi serta prestasi cemerlang.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar