Oleh : Desta Humairah, S.Pd
Keracunan MBG kembali terjadi di beberapa daerah seperti Sragen, Lampung Timur, Bengkulu, dan salah satu sekolah SMP di Kabupaten Sleman. Hal ini terjadi lantaran sanitasi penyebab utamanya. Makanan yang dikonsumsi setelah dikemas lebih dari 5 jam akan menyebabkan berkembangnya racun di dalam makanan. Menurut Pengawas Farmasi dan Makanan Dinkes Sleman, Informasi yang pihaknya dapat, menu MBG hari Selasa (26/8/2025) selesai dimasak pukul 07.30 WIB. Makanan ini baru dikonsumsi pukul 12.00 WIB (Harian Jogja). Rentan waktu yang lama membuat makanan di dalam kotak makan menjadi basi dan terdapat bakteri. Sehingga mengakibatkan keracunan masal. Untuk itu, kepala BGN menginstruksikan operasional satuan pemenuhan pelayanan gizi diberhentikan sementara. Hal ini lantaran sanitasilah yang menjadi penyebab utamanya.
MBG adalah Makan Bergizi Gratis, salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi presiden Indonesia untuk Indonesia emas 2045. Selain itu, program ini adalah janji kampanye presiden dalam mengatasi malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan ibu hamil. Pernyataan ini seperti dilansir dalam bgn.co.id yang merujuk pada data kementrian kesehatan mengenai hasil survei status gizi indoneisa 2024, angka prevalensi stunting sebesar 19.8% terjadi penurunann sebesar 1,7% dari tahun 2023 (21,5%). Sekaligus untuk meningkatkan kualitas SDM dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia.
Kurangnya Pengawasan Ketat Proses MBG
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa program MBG bukan membantu mengatasi permasalahan malnutrisi dan stunting. Tetapi memunculkan permasalahan baru. Kasus ini akan terus terulang dengan kurangnya pengawasan pada SOP penyelenggara makan bergizi. Mulai dari pemilihan bahan hingga proses pembuatan makanan. Sehingga memengaruhi kualitas makanan saat di masak. Selain itu, hal yang paling krusial adalah makanan terlalu lama di simpan di sekolah dengan jarak 4-5 jam setelah proses pengantaran. Jeda tersebut dinilai lama dan mengakibatkan tumbuhnya bakteri yang menyebabkan keracunan.
Permasalahan yang terus berulang ini menunjukkan ketidakseriusan dan kelalaian negara, terkhusus dalam menyiapkan SOP dan mengawasi SPPG. Yang menyebabkan kesehatan bahkan nyawa siswa terancam. Tak hanya itu, MBG ini bukanlah solusi yang dapat menyelesaikan persoalan gizi pada anak sekolah dan ibu hamil, termasuk mencegah stunting. Karena berbagai permasalahan yang ada dalam pemenuhan gizi tidaklah cukup dengan program MBG saja. Sehingga menimbulkan masalah baru berupa keracunan makanan pada siswa dan guru. Permasalahan inilah yang belum dapat di selesaikan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat menilai pemerintah abai dan tidak menindak lanjuti dengan tegas perkara yang terjadi. Inilah potret pemerintahan kapitalis sekuler.
Negara harusnya menjamin kesejahteraan rakyat secara penuh, tapi tidak dengan kapitalis sekuler yang tidak bisa memberikan jaminan kebutuhan rakyat secara penuh. Karena negara menilai MBG akan berjalan lancar jika sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah dan pondok pesantren. Tanpa menenlisik kembali dan meninjau ulang kelalaian yang telah terjadi sebelumnya di lapangan. Sehingga membahayakan nyawa orang lain dengan semakin banyaknya korban yang mengalami keracunan. Seharusnya negara dapat mengevaluasi dan memperbaiki program MBG agar tersalurkan dengan benar dan memenuhi visi misi presiden republik Indonesia. Menjadikan masyarakat bebas stunting untuk menuju Indonesia emas 2045. Sistem pemerintah kapitalis sekuler sangat berbeda dengan sistem islam.
Hanya Negara Islam yang Mampu Menyejahterakan Rakyat
Islam menempatkan negara sebagai Raain, yang bertanggungjawab mewujudkan kesejahteraan rakyat, termasuk diantaranya dengan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sebagai tanggungjawab negara, dengan berbagai mekanisme sesuai syariat, secara langsung maupun tak langsung. Islam dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan rakyat dengan memberi jaminan kehidupan yang layak. Tidak hanya makan bergizi gratis, namun juga kesehatan dan pelayanan fasilitas umum yang gratis. Tanpa memungut pajak dari rakyat. Sehingga rakyat tidak merasa terbebani.
Selain itu, dalam negara islam pemimpin juga menjadi ujung tombak suksesnya sebuah negara dalam menaungi rakyat. Khilafah akan menjamin kesejateraan disertai dengan edukasi tentang gizi. Sehingga masyarakat akan tertarik untuk makan makanan bergizi tanpa ada paksaan maupun intimidasi dari berbagai pihak. Karena mereka sadar pentingnya menjaga kesehatan diri untuk terus taat beribadah kepada Allah. Maka dari itu,a kasus stunting akan dpat dicegah dan tidak menimbulkan masalah gizi lainnya. Karena gizi rakyat terpenuhi dengan edukasi dari khilafah.
Khilafah mampu menjamin kesejahteraan semua rakyatnya karena memiliki sumber pemasukan yang besar sesuai ketentuan syara dan dikelola dengan system ekonomi islam. Khilafah memiliki pos-pos keuangan (baitul mal) yang mengelola berbagai harta kekayaan yang dimiliki negara. Seperti harta rampaan perang, pengelolaan SDA oleh negara yang dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat, dan lain sebagainya. Khalifah juga tidak menarik iuran pajak. Khalifah akan menarik pajak ketika kas-kas negara tidak mencukupi atau ketika hal mendesak. Itupun yang membayar pajak adalah orang islam yang kaya raya hingga tujuh turunan. Untuk itu, dengan diterapkan negara Islam, maka rakyat akan terjamin kehidupannya dan sejahtera.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.


0 Komentar