Oleh : Poppy Agita
Kejahatan Zionis yang makin meningkat. Pada sabtu (6/9/2025) Militer Israel meminta warga Gaza untuk mengungsi ke wilayah selatan. Militer Israel mengingatkan operasi berlangsung di seluruh wilayah dan pasukan Israel telah melancarkan serangan di pinggiran kota bagian utara. Semua serangan ini dilakukan setelah Perdana Menteri Banjamin Netanyahu memerintahkan merebut kota.
Militer Israel telah melancarkan serangan besar-besaran selama berminggu-minggu dan mereka mengklaim sudah menguasai hampir 75% wilayah Gaza. Kebrutalan Zionis semakin menjadi-jadi untuk menguasai Gaza, serangan ini membuat ratusan ribua warga Gaza tergusur dari tanahnya.
Tidak hanya itu, sekitar 20 orang jurnalis termasuk 5 jurnalis yang bekerja di media Internasional tewas terbunuh dalam serangan Zionis. Pembunuhan para jurnalis adalah bentuk kepanikan Zionis setelah propagandanya untuk mengendalikan kebrutalannya yang dikenal dengan istilah Hasbara gagal total.
Umat manusia di dunia makin tidak bisa menoleransi kejahatan Zionis dan melakukan upaya yang mereka bisa untuk memasukkan bantuan ke Gaza. Mereka mengumpulkan uang dan bantuan untuk misi Gaza Sumud Flotilla. Dan terdiri dari banyak negara.
Dimana dalam misi ini sebuah armada sipil international tengah berlayar di Laut Mediterania, membawa misi kemanusiaan sekaligus pesan politik. Armada tersebut berlayar untuk menentang blockade Israel atas jalus Gaza. Flotila disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah gerakan serupa. Lebih dari 50 kapal dan ratusan relawan dari 44 negara bergabung. Mereka terdiri dari aktivis, jurnalis, tenaga medis, hingga politisi dan public figure. Aksi ini dibuat bukan hanya konvoi bantuan semata. Global Sumud menilai pemerintah dunia terlalu lambat mengatasi persoalan di Gaza yang diakibatkan kebrutalanZionis yang semakin menjadi-jadi.
Pengkhianatan penguasa Arab dan diamnya Dunia semakin membuat Zionis meningkatkan kejahatan mereka. Tidak ada satupun pemimpin negeri negeri Muslim yang serius menyelesaikan permasalahan di Gaza. Penguasa negeri Muslim selama ini lebih banyak beretorika. Seolah menunjukan simpati terhadap penderitaan rakyat Palestina. Namun, tak ada aksi nyata untuk menghapuskan penjajahan terhadap Palestina. Padahal penjajahan entitas Yahudi itulah yang menjadi akar persoalan penderitaan rakyat Palestina. Karena itu tindakan yang semestinya adalah mengirimkan pasukan militer dan berperang melawan Yahudi. Namun, hal itu tidak pernah mereka lakukan.
Solusi kemanusiaan untuk Gaza belum cukup untuk menghentikan kejahatan Zionis dan membebaskan Gaza. Harus ada peran Negara yang mengirimkan militernya untuk membebaskan Gaza. Umat harus meningkatkan tuntutannya dengan menuntut bantuan militer untuk menghentikan genosida di Gaza. Islam telah memberikan solusi syar’i yaitu jihad fii sabilillah.
Memang sudah nyata bahwa satu-satunya solusi yang sesuai ajaran Islam untuk mengatasi krisis Gaza adalah jihad fisabilillah. Tidak lain dengan mengerahkan kekuatan militer untuk melindungi warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi. Bukan dengan jalan diplomasi. Apalagi sekadar retorika basa-basi yang selama ini dimainkan para pemimpin Arab dan Dunia Islam. Tidak cukup juga hanya dengan memerintahkan para imam dan khatib membacakan doa untuk kaum muslim Gaza.
Jihad dan Khilafah adalah solusi paripurna bagi Palestina yang harus terus disuarakan sebagai kewajiban kita dalam upaya membebaskan Palestina dari penjajahan dan penderitaan. Selain itu, umat harus berjuang mewujudkan cita-cita besar tersebut dengan melakukan dakwah yang berpengaruh, yakni mengubah pemikiran serta membersihkan pemahaman umat dari ideologi sekuler kapitalisme hingga terbentuk pemahaman Islam yang benar dan kaffah.
Semua ini membutuhkan upaya berkelanjutan melalui pembinaan intensif secara personal dan komunal yang dilakukan kelompok dakwah yang lurus dan ideologis. Ini dilakukan agar umat memiliki pemahaman yang sama bahwa solusi satu-satunya bagi Palestina adalah jihad dan Khilafah. Umat harus memahami bahwa untuk mengembalikan kekuatan, persatuan, dan kekuasaan Islam butuh penerapan syariat Islam kaffah melalui tegaknya Khilafah.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar