Emak Kata: "Sekolah Lebih Pagi Jelas Bukan Solusi Hakiki!"


Oleh: Imas Royani, S.Pd.

Pagi buta emak-emak melek fakta telah heboh dengan gosip hot seputar kehidupan hot Juni-Juli. Apalagi kalau bukan masalah sekolah anak-anaknya yang kian hari kian terasa berat meskipun menteri pendidikan berganti berkali-kali. Belum juga terbiasa dengan kebijakan Mas Menteri yang kini dicari-cari KPK, biaya sekolah yang semakin tinggi dengan katanya mengefisienkan anggaran negara dengan memangkas berbagai bantuan dan menyortir ulang kelayakan penerima bantuan pendidikan, kini ada lagi kebijakan baru yang dirasa tidak bijak.

Setelah Bapa Aing (panggilan akrab followers kepada KDM) berhasil membarakkan anak-anak sekolah yang dianggap bermasalah, kini beliau membuat aturan baru tentang jam sekolah yang lebih pagi. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 58/PK.03/DISDIK tentang Jam Efektif pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat sebagai bentuk tindak lanjut atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. (Detik online, 3/6/2025).

Dalam surat edaran itu dijelaskan, kebijakan yang dibuat bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan belajar peserta didik pada waktu pagi hari serta mendukung pembentukan generasi berkarakter Pancawaluya, yaitu Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (jujur), Pinter (cerdas), dan Singer (kreatif).

Salah satu poin utama dalam edaran ini adalah penetapan waktu mulai pembelajaran di seluruh jenjang pendidikan pada pukul 06.30 WIB. Untuk durasi pembelajaran diatur berbeda sesuai jenjang dan usia peserta didik. Hal itu tidak akan menjadi masalah jika saja tempat tinggal anak sekolah dekat dengan sekolah. Tapi kenyataannya tidak demikian. Banyak diantaranya yang harus menempuh perjalanan jauh bahkan harus menggunakan kendaraan atau bahkan terpaksa jalan kaki karena kondisi jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan. Belum lagi jaminan keamanan bagi mereka jika harus berangkat di pagi buta.

Emak-emak juga mengeluhkan harus jam berapa menyiapkan sarapan agar anaknya dapat menyantap makanan pengganjal atau setidaknya dapat dibawa untuk bekal. Apakah harus menunggu MBG yang sayup-sayup kian redup?

Iyalah itu adalah perjuangan dan ladang pahala bagi emak-emak sebagai orang tua yang telah diamanahi anak-anaknya oleh Allah SWT. Biarlah celotehnya sebagai dendang hiburan disela-sela kesibukannya yang teramat sangat dari bangun tidur hingga tidur kembali tanpa ada waktu libur bahkan meminta cuti pun tak boleh sebab kalau itu terjadi, berantakanlah rumah tangganya, keluarganya, anak-anaknya. Yang menjadi pertanyaannya apakah kebijakan tersebut dapat menjadi solusi hakiki? Jangan sampai pengorbanan emak-emak menjadi sia-sia.

Berkaca dari yang sudah-sudah, tidak ada masalah yang selesai tanpa menyisakan masalah lain, bahkan sering kali menimbulkan masalah baru jika diselesaikannya dengan sistem kapitalis. Apa bedanya dengan sekarang, sebab masih memakai sistem kapitalis. Selama sistem pendidikan masih menggunakan sistem kapitalisme, berbagai persoalan generasi seperti kenakalan remaja, tawuran, geng motor, sulitnya melaksanakan ibadah, kurang motivasi belajar, serta segudang masalah lainnya tidak akan pernah bisa dituntaskan.

Emak-emak akan percaya jika sistem yang dipakai adalah sistem Islam. Sebab Islam memiliki pandangan yang khas terkait pendidikan. Tujuan pendidikan Islam ialah membentuk kepribadian islami (syahsiah islamiah) dan membekalinya dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kehidupan. Sistem pendidikan Islam disusun dari kumpulan hukum syariat yang berkaitan dengan pendidikan. Hukum-hukum tersebut terpancar dari akidah Islam. Ketika yang diharapkan generasi emas, menanamkan akidah Islam sebagai dasar pemikiran merupakan suatu kewajiban. 

Dari akidah Islam itulah akan lahir life skill yang mumpuni disertai pemahaman tsaqafah Islam untuk melaksanakan tujuan hidupnya sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa. Kemudian, seluruh materi pelajaran dan metode pengajaran dalam pendidikan disusun agar tidak menyimpang dari landasan akidah Islam tersebut.

Negara yang memakai sistem Islam akan menyelenggarakan pendidikan bagi seluruh warga negara secara cuma-cuma. Bahkan, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi juga secara gratis. Negara juga akan menyediakan perpustakaan, laboratorium, dan sarana ilmu pengetahuan lainnya, selain gedung-gedung sekolah, kampus, untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin melanjutkan penelitian dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti fikih, usul fikih, hadis, dan tafsir, termasuk di bidang pemikiran, kedokteran, teknik, kimia, serta penemuan, inovasi, dan lain-lain. Sarana dan prasarana yang lengkap dan berkualitas inilah yang akan memotivasi peserta didik untuk fastabiqul khairat dalam menimba dan mengamalkan ilmu. Tidak ada waktu untuk bersantai-santai, melakukan hal yang sia-sia pada malam hari, apalagi melanggar aturan.

Sekolah-sekolah yang berada dalam negara Islam tidak akan bekerja sendiri. Peran orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak-anak mereka juga sangat besar dan didorong oleh negara. Kontrol masyarakat untuk memberikan suasana kondusif bagi para pelajar juga berjalan. Alhasil, di mana pun pelajar berada, mereka selalu berada dalam suasana keimanan kepada Allah SWT.

Sistem pendidikan Islam tentunya akan didukung oleh dukungan sistem lainnya. Ada sistem pergaulan Islam yang akan membatasi pelanggaran dalam hubungan laki-laki dan perempuan, sistem ekonomi yang menopang pembiayaan pendidikan, juga kebijakan media yang akan mengontrol akses informasi sesuai kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara umum. Dengan penerapan sistem pendidikan Islam seperti inilah, kualitas generasi yang shalih-shalihah, cerdas, dan unggul dalam segala bidang kehidupan bisa diwujudkan. 

Itulah sebabnya, kita tidak bisa mencukupkan diri dengan solusi parsial dalam memperbaiki kualitas generasi. Kita butuh solusi sistemis dan komprehensif. Semua itu bisa terjadi jika kita kembali menegakkan sistem Islam yang berasal dari Zat Yang Maha Sempurna, yakni sistem Khilafah Islamiah. Sebagai warga negara yang baik, langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengkaji Islam Kaffah bersama kelompok dakwah Islam ideologis dan mendakwahkannya kepada masyarakat lainnya.

Allah SWT. berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208).

Wallahu'alam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar