Pecahnya Hubungan Netanyahu-Trump: Gambaran Rapuhnya Persatuan Musuh Islam


Oleh : Arini Fatma Rahmayanti

Drama terbaru berasal dari dua manusia laknatullah Trump dan Netanyahu, dikabarkan mereka memutuskan hubungan karena Trump menganggap Netanyahu memanipulasinya. Kasusnya seperti dalam hal kegagalan zionis menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman. Selain itu karena pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaza.

Hal ini dilansir oleh TEMPO.CO, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memutuskan untuk memutus kontak langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, demikian menurut laporan pada Kamis seperti dilansir Anadolu. Seorang pejabat Israel menambahkan bahwa nada bicara Dermer selama diskusi baru-baru ini dengan tokoh-tokoh senior Partai Republik tentang apa yang harus dilakukan Trump dianggap arogan dan tidak membantu. Pejabat tersebut mengatakan bahwa orang-orang di sekitar Trump mengatakan kepadanya bahwa "Netanyahu memanipulasinya."

Tidak ada yang lebih dibenci Trump selain digambarkan sebagai orang bodoh atau orang yang dipermainkan. Selain itu, Cozin menunjuk kegagalan pemerintah Israel untuk menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman sebagai sumber memburuknya hubungan AS-Israel. Koresponden Radio Angkatan Darat tersebut juga menyoroti bahwa pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaza.

Begitulah gambaran ikatan yang tidak didasari oleh akidah yang kuat, hanya akan menunggu waktu terputus dan jika ada kepentingan kembali maka tidak akan lama mereka akan bekerjasama lagi, karena pada faktanya persatuan musuh-musuh islam terikat pada kepentingan masing-masing, ikatan yang rapuh sebab jikalau sudah tidak ada kepentingan lagi, maka hubungan mereka akan mudah terputus begitu saja. Allah SWT telah menjelaskan hubungan mereka dalam Q.S. Al-Hasyr : 14
 لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلَّا فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَاۤءِ جُدُرٍۗ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَۚ 
yang artinya : "Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu disebabkan mereka kaum yang tidak berakal." 

Sedangkan umat Islam, ketika mereka sadar bahwa mereka memiliki ikatan persatuan yang kuat dan mereka mampu melawan musuh-musuh Islam, yakni ikatan akidah Islam, karena umat sejatinya memiliki kekuatan yang besar jika dibangun atas akidah Islam sebagaiman yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat serta umat Islam terdahulu. Umat harus disadarkan akan kekuatan besar yang mereka miliki, yang akan mampu menghancurkan musuh-musuh islam.

Dalam menyadarkan umat perlu aktivitas dakwah ideologis serta perlu kerja jamaah dakwah Islam ideologis yang menjadikan aqidah islam sebagai pengikatnya. Jamaah dakwah ini akan mengarahkan umat untuk menapaki jalan perjuangan yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Apabila jamaah dakwah ideologis ini telah mampu menyadarkan sebagian besar umat, maka persatuan umat akan terwujud dan persatuan umat ini akan menghantarkan tegaknya kepemimpinan Islam, yang itegakkan khilafah Islamiyyah. Khilafah akan memimpin dunia, menjadi negara adidaya yang akan meninggikan kalimat Allah dan menjadi pelindung umat islam semuanya dan akan mampu mengalahkan AS dan kroninya termasuk membebaskan Palestina dengan jihad. Wallahu alam.






Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar