Sekat Negara Bangsa, Penghalang Utama Pembebasan Gaza


Oleh : Lisa Izzate

Aksi Global March to Gaza yang digelar di berbagai penjuru dunia, termasuk di kawasan Bundaran HI Jakarta, merupakan manifestasi nyata dari kemarahan dan kepedulian umat Islam terhadap tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza. Gerakan ini memperlihatkan bahwa simpati dan dukungan umat kepada Palestina masih sangat besar, meski dunia internasional dan lembaga-lembaga resmi justru terus menunjukkan kegagalannya menyelesaikan konflik ini secara adil dan tuntas.

Tertahannya para relawan kemanusiaan di pintu Rafah—yang seharusnya menjadi gerbang bantuan—membuktikan bahwa hambatan terbesar justru hadir bukan dari musuh langsung, tetapi dari sistem yang telah mapan di negeri-negeri kaum Muslimin sendiri. Nasionalisme dan batas negara bangsa telah menjadi sekat buatan yang memisahkan kaum Muslim dan mematikan solidaritas mereka. Batas ini tak hanya geografis, tetapi juga ideologis dan psikologis.

Akibatnya, para penguasa Muslim di berbagai negara enggan mengambil tindakan nyata. Bahkan lebih tragis, sebagian dari mereka justru ikut menjaga kepentingan musuh, hanya demi mempertahankan posisi politik yang berpihak pada kekuatan adidaya seperti Amerika. Hati nurani mereka tumpul oleh loyalitas terhadap sistem kapitalisme global yang menuntut stabilitas semu daripada keadilan hakiki bagi rakyat Palestina.

Inilah saatnya umat Islam menyadari bahwa akar masalahnya bukan hanya konflik kemanusiaan biasa, melainkan sebuah problem politik global yang mengharuskan perubahan mendasar. Paham nasionalisme yang selama ini dijunjung justru merupakan warisan penjajah untuk memecah belah umat. Bukti sejarah menunjukkan bahwa sistem ini berperan besar dalam meruntuhkan Khilafah Islamiyah dan menjauhkan umat dari satu kepemimpinan tunggal yang seharusnya menjadi pelindung mereka.

Maka, solusi atas tragedi Palestina tidak cukup dengan aksi simpati atau bantuan kemanusiaan semata. Umat Islam harus mengarahkan perjuangan mereka secara politik—yakni fokus pada penghapusan sekat negara bangsa dan mendorong terwujudnya kembali satu kepemimpinan politik Islam yang bersifat global, yang dapat membela dan melindungi umat secara menyeluruh dan berdaulat.

Langkah konkritnya adalah mendukung dan bergabung dengan gerakan politik ideologis yang tidak tunduk pada batas geografis dan terbukti konsisten memperjuangkan tegaknya kepemimpinan Islam. Hanya dengan perjuangan ideologis inilah Palestina dapat benar-benar merdeka, dan umat Islam kembali menjadi satu tubuh yang kuat dan tak terpecah.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar