Oleh: Nur Hidayati (Lisma Bali)
Kemiskinan merupakan momok yang menakutkan bagi semua orang. Tapi itulah tantangan yang masih terus dihadapi oleh Indonesia kita tercinta. Bagaimana tidak, di negeri yang kaya ini rakyat justru mengalami kemiskinan bahkan ada yang sampai ke titik ekstrim. Menurut Bank Dunia, lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau sekitar 171,8 juta jiwa hidup dibawah garis kemiskinan internasional. Ketimpangan ekonomi di Indonesia juga cukup parah. Empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan lebih besar dari total kekayaan 100 juta penduduk termiskin. Miris memang.
Hal ini merupakan hasil penerapan sistem kapitalisme saat ini. Walaupun negeri ini kaya, tapi kekayaan yang ada tidak diperuntukkan bagi rakyat melainkan dilimpahkan pada para pemilik modal oleh negara. Negara abai akan nasib rakyatnya.
Dalam Islam, harta tidak boleh beredar dalam satu kelompok atau dimonopoli oleh pihak tertentu. Negara dalam hal ini sangat menekankan pentingnya sirkulasi kekayaan secara merata di seluruh masyarakat. Dan ini merupakan tugas Negara yang merupakan periayah bagi rakyatnya. Dan tentu saja hal ini sangat bertolakbelakang dengan pemerintahan saat ini.
Dalam Al Qur'an disebutkan oleh surat Al Hasyr ayat ketujuh yang artinya "Agar harta tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja". Ayat ini menjelaskan bahwa SDA yang ada haram hukumnya dikuasai individu atau kelompok dan negara wajib mengelolanya dan hasilnya di gunakan untuk kemaslahatan rakyat.
Berbanding terbalik dengan sistem kapitalisme saat ini, dimana negara memperbolehkan SDA dikuasai dan dikelola oleh pihak manapun. Padahal telah banyak bukti eksploitasi pertambangan oleh perusahaan swasta maupun asing yang jelas-jelas merugikan rakyat.
Dalam Islam negara wajib menjamin pemenuhan sandang pangan dan papan bagi setiap rakyatnya. Serta memberikan pelayanan gratis di bidang pendidikan dan kesehatan demi kemaslahatan rakyat. Wallahu A'lam Bishowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar