Oleh : Nurul Istiqamah (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)
Terombang-ambing di lautan. Bisakah kita membayangkan? Sedangkan kita yang di daratan saja masih mengeluh setiap harinya dengan sengatan matahari yang panas. Padahal kita bisa dengan mudah mendapatkan minum yang melegakan dahaga.
Nun jauh disana ada 146 saudara kita sesama muslim selama 17 hari terombang ambing di lautan dengan bekal makan minum seadanya. Berharap mendapat bantuan dari saudara sesama muslim di Indonesia, tapi bak sudah jatuh tertimpa tangga, pada 24 Oktober 2024 mereka ditolak oleh warga Deli Serdang Medan.
Meski menghadapi penolakan, Sufaid, salah seorang pengungsi berharap masyarakat Indonesia dapat menerima mereka. “Kami berharap bisa ditampung sementara di Indonesia dan kemudian dikirim ke negara ketiga. Kami memilih Indonesia karena kami tahu di sini banyak saudara muslim kami," ujarnya.(medan.kompas.com)
Mengapa penolakan ini bisa terjadi? Padahal Rohingya adalah saudara muslim kita, dan ketika mereka meminta pertolongan maka adalah wajib bagi muslim yg lain menjawabnya.
Sifat nasionalisme seakan-akan memutus kewajiban kita terhadap muslim lain yang tidak berada dalam satu wilayah dengan kita. Negara-negara muslim pun seakan enggan menolong mereka karena merasa bukan tanggung jawabnya. Apakah mereka lupa Rasullullah SAW telah bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukmin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi, dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR Bukhari no. 6011, Muslim no. 2586, dan Ahmad IV/270).
Maka ketika muslim lain terzalimi dan meminta bantuan, maka wajib bagi umat muslim seluruh dunia menolong mereka, tanpa harus membedakan mereka berasal dari wilayah mana. Ini adalah semata-mata kewajiban kita sebagai muslim.
Selain itu peran negara juga sangat dibutuhkan, karena mereka tidak hanya butuh makanan saja. Mereka juga punya hak mendapatkan pendidikan,tempat tinggal,kesehatan,keamanan. Dan itu tidak mungkin bisa tercapai jika yang membantu hanya secara individu.
Sedangkan kita bisa melihat bagaimana negara dengan sistem kapitalisme sekarang. Jangankan untuk membantu dan menolong muslim yang di luar wilayahnya. Kepada rakyat sendiri pun seakan enggan mengurusi, melayani dan memenuhi hak-haknya karena selalu mengedepankan keuntungan. Semoga setiap muslim bisa menyadari kewajibannya untuk bersatu tanpa sekat nasionalisme dan segera membebaskan penderitaan kaum muslimin yang sedang dilanda kesusahan seperti Rohingya dan Palestina.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar