Yuuk Gen Z Melek Politik!


Oleh : Ummu Amira Aulia (Pegiat Literasi)

KBRN Banyumas mengajak pemilih pemula dan muda untuk mempergunakan hak pilihnya dalam Pilkada Serentak yang akan dilaksanakan 27 November 2024. KPU Provinsi Jateng mengelar Goes To Campus, yang berlangsung Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubiyango Misman Unsoed Sabtu ( 9/11/2024) pagi-malam hari.

Sejumlah acara digelar, untuk menarik perhatian mahaiswa termasuk mengelar sosialisasi Pilkada Serentak 2024. Agar mahasiswa khususnya pemilih pemula, dan pemilih muda mempergunakan hak pilihnya. Kadiv Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Tengah Akmaliyah mengatakan jumlah pemilih pemula dan muda di Jateng mencapai 52 persen. Dengan jumlah yang banyak, sehingga mereka menentukan pemimpin yang daerah baik di Kabupaten atau Kota dan Provinsi. (rri.co.id)

Cagub Ridwan Kamil berpendapat bahwa aktif di sosial media menjadi salah satu cara lebih dekat dengan anak-anak muda di Jakarta. "Kami sangat sering berkomunikasi dengan gen Z. Kami paling aktif di Tiktok, karena gen Z nongkrongnya di Tiktok. Kita nongkrong di tempat orang nongkrong, kalau kita nongkrong di warung ya kita ke warung, kita ke mall nongkrong di mall, nah gen Z nongkrongnya di Tiktok maka kita perbanyak komunikasi ke Tiktok," katanya.(megapolitan.okezone.com)

Calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, hadir sebagai pembicara dalam acara "Emakkuh Pahlawankuh Talkshow bareng Bu Risma" yang digelar di Petungwulung, Petungasri, Pandaan, pada Jumat (8/11). Acara tersebut menarik perhatian ratusan Gen-Z yang ingin mendengar langsung pemikiran dan motivasi dari Risma, yang selama ini dikenal dengan kiprahnya dalam menginspirasi generasi muda. Risma menyatakan niatnya untuk menggandeng Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) dalam menjangkau dan mengembangkan potensi para Gen-Z di Jawa Timur. (CNN Indonesia).

Menjelang Pilkada 2024, para calon kepala daerah mencoba mendulang suara gen Z dengan berbagai cara dan juga berbagai tawaran ‘menarik” dengan janji hidup gen Z akan menjadi lebih baik dalam kepemimpinan mereka. Mengapa harus dijanjikan tawaran “menarik”? Karena berbeda dengan generasi milenial (kelahiran sebelum 1997), maka gen z ini termasuk generasi buta politik. Maka pendekatan politik terhadap gen z haruslah tepat dan berbeda dengan pendekatan generasi milenial.

Karena itu parpol melakukan trik pendekatan pada gen Z ini dengan berbagai upaya. Parpol diharapkan mereformasi tubuhnya agar mampu mengakomodasi Gen Z, mulai dari pola rekrutmen, kaderisasi, hingga distribusi kader. Bagaimanapun merekalah yang nantinya akan menggantikan kepemimpinan hari ini yang dinilai telah cukup banyak merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun kenyataan berkata lain, janji manis demokrasi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat tidak terbukti. Gen z harus melek mata bahwasanya negeri ini bila masih memakai sistem demokrasi, maka tidak akan pernah mengutamakan kepentingan rakyat. Politik demokrasi hanyalah ajang perebutan kursi kekuasaan. Sesudah ‘mereka’ dapat kursinya, maka siap-siap akan ditinggal.

Bila Gen Z sudah paham akan permainan politik demokrasi yang kotor seperti ini, maka setidaknya gen Z harus melakukan langkah sbb :

1. Gen Z harus memahami, bahwa melek politik itu pasti. Politik dalam Islam adalah ‘Ri’ayatu Su’unil Ummah’ yang artinya mengurusi urusan ummat. Memahami politik Islam bisa ditempuh dengan belajar dari teladan Rasulullah saw. Gen Z harus merapat dengan parpol Islam yang sahih. 

2. Setelah gen Z memahami tentang parpol yang sahih, maka tugas berikutnya adalah berjuang bersama parpol tersebut untuk mewujudkan syariat Islam secara kaffah. Sangat berbeda dengan demokrasi, yang hanya mementingkan sebatas suara dari gen z saja (agar mendukung parpol mereka) setelah itu ditinggal. 

Hidup itu pilihan, bila gen z buta politik, tentu sangat membahayakan bagi dirinya maupun negaranya. Berpolitik itu wajib bagi gen z maupun bagi umat Islam seluruhnya. Berpolitik untuk melanjutkan kehidupan Islam secara kaffah, dengan tegaknya khilafah Islamiyyah.

Wallahua’lam bisshowab. []




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar