Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
Gen-Z adalah kaum muda yang memiliki segudang potensi dan harapan bagi bangsa. Estafet kepemimpinan bagi negeri ini ada di tangan Gen-Z. Namun apa jadinya jika realita yang terjadi justru membuat Gen-Z semakin merasa tertekan?
Realitas mengejutkan terungkap melalui Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama untuk remaja 10-17 tahun di Indonesia. Hasil survei menunjukkan satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental, setara dengan 15,5 juta remaja. (timesindonesia.co.id, 17/10/2024).
Angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia telah mencapai titik kritikal, yaitu sebanyak 9,9 juta orang (radarjogja.jawapos.com, 23/10/2024).
Fakta diatas hanyalah segelintir realita yang terjadi pada Gen-Z. Nyatanya banyak sekali permasalahan yang menghimpit kamu muda saat ini. Problematika yang terjadi tidak terlepas dari sistem hidup yang diterapkan, yakni kapitalisme - sekulerisme. Dimana sistem hidup ini menjadikan manusia bisa membuat hukum sendiri sesuai kepentingannya masing-masing.
Himpitan hidup manusia berakar dari sistem hidup yang serba bebas. Yang kaya dan memilki kekuasaan semakin kokoh sedangkan orang yang ada di posisi menengah kebawah tidak bisa berbuat apapun. Gen-Z terjebak dalam hidup yang rusak, mulai dari FOMO, konsumerisme, hedonisme dan lain sebagainya. Saat manusia membuat aturan sendiri maka aturannya akan memiliki kelemahan dan keterbatasan dikarenakan manusia adalah sosok lemah dan terbatas. Manusia akan lebih condong membuat aturan suka-suka sesuai dengan kehendak dirinya sendiri tanpa bisa memecahkan masalah dengan mengakar dan tuntas. Wajar jika kaum muda pun terkena imbas dari aturan sekulerisme yang merusak.
Padahal di sisi lain, Gen-Z memiliki modal besar untuk melakukan perubahan. Segudang potensi yang dimiliki Gen-Z bisa membuat sebuah bangsa maju, termasuk membangun sistem hidup yang shohih. Hanya saja aturan sekulerisme-kapitalisme saat ini menjauhkan Gen-Z dari perubahan yang hakiki untuk mewujudkan sistem hidup yang ideal yakni kembali kepada Islam kaffah.
Perubahan yang hakiki dan bisa melahirkan kesejahteraan hidup hanya bisa didapat saat kita kembali kepada Islam kaffah. Islam adalah aturan yang Allah berikan kepada manusia untuk mengatur manusia agar bisa selamat dunia dan akhirat. Islam hadir ditengah-tengah manusia sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Maka memang sudah seharusnya kita kembali kepada Islam jika kita ingin merasakan kedamaian dan ketenteraman dalam hidup.
Oleh karena itu, perlu adanya wadah untuk membina Gen-Z secara shohih yang bisa membentuk Gen-Z berkepribadian Islam. Agar Gen-Z bisa memimpin perubahan dan ikut andil dalam melahirkan kehidupan Islam yang bisa menyelesaikan masalah manusia dengan tuntas. Dengan wadah tersebut bisa mengoptimalkan peran Gen-Z untuk melahirkan perubahan menuju kehidupan gemilang. Sudah seharusnya kita mengaktivasi peran Gen-Z dengan membentuknya agar berkepribadian Islam yang memiliki pola pikir dan pola sikap islami sehingga bisa menentukan benar dan salah sesuai dengan apa yang Allah ridhoi.
Wallahu'alam bi-showab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar