Oleh : Asti Marlanti
Akhirnya Donald Trump, dari Partai Republik, terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Disinyalir, kemenangan Trump atas Kamala Harris disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya kondisi pemerintahan AS di bawah Joe Biden dari Partai Demokrat yang buruk. Selain persoalan ekonomi yang membebani rakyat AS dan perlintasan imigrasi yang makin tinggi, pemerintahan Biden juga memancing kemarahan publik dengan tetap mendukung Zions Yahudi yang melakukan genosida di Gaza dan serangan ke Libanon, Suriah dan Yaman. Hal inilah yang dijadikan strategi jitu Trump untuk menjatuhkan Biden dan demi meraih simpati warga Muslim dan Arab. Dilansir dari Kantor Berita AFP (19/7/2024), bahkan Trump berjanji akan menghentikan peperangan. Dia juga sesumbar bisa menghentikan peperangan hanya dengan panggilan telepon. Hasilnya, perolehan suara dari pemilih Muslim untuk Trump meningkat pesat.
Namun faktanya, pemerintah Amerika Serikat, baik dipimpin oleh presiden dari Partai Demokrat ataupun dari Partai Republik, tidak pernah melepaskan dukungan mereka kepada Zionis Yahudi. Bahkan membela eksistensi negara Zionis adalah salah satu kebijakan politik AS, siapapun presidennya. Hal itu disebabkan dua hal: Pertama, para pejabat dan politisi AS tunduk pada gelontoran dana dan lobi politik dari berbagai organisasi Yahudi seperti American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations (CoP), Anti-Defamation League, Christians Zionist Group dan berbagai media seperti Weekly Standard dan New Republic.
Jumlah warga Yahudi di AS memang hanya dua persen dari total penduduk AS. Namun, mereka begitu berpengaruh. Seorang profesor dari University of Chicago, Benjamin Ginsberg, menyebutkan bahwa sejak tahun 1960-an Yahudi mulai berperan di sektor ekonomi, budaya, pendidikan dan politik Amerika. Hampir setengah dari miliarder AS adalah Yahudi.
Direktur eksekutif dari tiga jaringan televisi dan empat studio film besar di AS adalah Yahudi. Pemilik jaringan koran terbesar di negara ini juga adalah Yahudi. Ginsberg juga menyebutkan bahwa 25 persen dari jurnalis dan penerbit elit, lebih dari 17 persen dari pemimpin organisasi publik penting dan lebih dari 15 persen pejabat tinggi negara adalah Yahudi. Karena itu siapapun yang duduk di Gedung Putih harus mendukung kepentingan negara Zionis Yahudi.
Kedua, AS membela terus negara Zionis Yahudi untuk mewujudkan berbagai kepentingannya. Di antaranya kepentingan AS terhadap minyak bumi di Timur Tengah. Lalu kepentingan AS untuk mengendalikan negara-negara Arab. AS juga membutuhkan negara Zionis Yahudi untuk menghadapi kelompok-kelompok Islam yang dinilai sebagai ancaman bagi AS. Karena itulah AS merestui tindakan genosida Zionis Yahudi terhadap warga Gaza serta serangan bom ke Libanon, Suriah dan Yaman. Alasannya, demi memusnahkan kelompok radikal dan teroris.
Selain itu, kompas.com tanggal 16 November 2024 mengabarkan bahwa, para pemimpin Muslim Amerika Serikat (AS) yang mendukung Donald Trump dari Partai Republik merasa kecewa karena kabinet pilihan Trump justru pro-Israel. Hal ini makin membuktikan bahwa siapapun presidennya, AS tetap akan berpihak pada Israel. Maka AS, akan tetap menjadi pelindung zionis.
Oleh karena itu, kaum Muslim seharusnya jangan lupa bahwa Allah SWT telah mengingatkan tentang keharaman dan bahaya memberikan loyalitas pada kaum kafir. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin kalian. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain." (TQS al-Maidah [5]: 51).
Tentu merupakan kejahilan yang sangat jika kaum Muslim menaruh harapan dan kepercayaan pada negara-negara Barat kafir penjajah seperti AS yang begitu vulgar memusuhi umat Islam. Mereka telah banyak menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi kaum Muslim. AS, misalnya, mendukung penuh negara Zionis dalam genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 43 ribu warga sipil, yang mayoritasnya adalah wanita dan anak-anak.
Dengan demikian, umat Islam sedunia harus menempatkan negara-negara kafir penjajah seperti Amerika Serikat sebagai negara yang tidak akan berhenti menimpakan derita kepada umat. Maha Benar Allah Yang berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan teman kepercayaan kalian dari kalangan orang-orang selain kalian. Mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemadaratan bagi kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, sementara apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami) jika saja kalian berpikir." (TQS Ali Imran [3]: 118).
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar