Oleh: Mutiara Aprillia Dzakiroh
1. Konteks: Ketika Simbol Animasi Jadi Bahasa Kritik
Menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, muncul tren unik: masyarakat mengibarkan bendera Jolly Roger dari One Piece di berbagai lokasi—mulai dari tiang rumah hingga kendaraan umum. Ini bukan sekadar tren estetis, melainkan cerminan keresahan terhadap ketidakadilan dan kebijakan yang dirasa timpang.
Beberapa pihak menudingnya sebagai potensi provokasi terhadap simbol negara; DPR angkat suara bahwa ini berpotensi “memecah belah,” sementara Presiden memperingatkan kemungkinan pelanggaran terhadap kehormatan Merah Putih. ReutersWikipediahukumonline.comTempo
2. Makna Simbol Jolly Roger dalam One Piece
Dalam cerita One Piece, logo tengkorak berkarakter topi jerami bukan representasi kekerasan, melainkan simbol kebebasan, solidaritas, dan penentangan terhadap tirani. Ia adalah panji identitas kru — tanda solidaritas di tengah penindasan. Bisnis.comWikipediahttps://www.metrotvnews.com
3. Kreativitas Protes: Seni Sebagai Kritik Sosial
Seniman, pelajar, dan aktivis memanfaatkan bendera ini sebagai bentuk protes artistik terhadap korupsi, ketimpangan ekonomi, dan represifitas pemerintah. Media internasional menggambarkannya sebagai protes kreatif yang damai, bukan ancaman. Reuters
Amnesty Indonesia mengecam razia simbol ini sebagai bentuk intimidasi berlebihan yang melanggar hak ekspresi yang dilindungi konstitusi. amnesty.id
4. Sosiologi Simbol: Menyoal Hegemoni Negara vs. Ekspresi Rakyat
Pengibaran bendera One Piece bukan hanya kritik visual — ia adalah penolakan terhadap monopoli simbol oleh negara. Dalam kerangka teori Foucault dan Gramsci, ini adalah perlawanan simbolik oleh publik yang menuntut diakui sebagai agen pemaknaan. Respons keras pemerintah menunjukkan adanya kecenderungan negara untuk membatasi pluralitas simbolik. MataKita
5. Respons Pemerintah: Hukum, Nasionalisme, dan Sensitivitas yang Berlebihan
Pemerintah melalui Menko Polkam menyatakan bahwa menyandingkan simbol fiksi dengan Bendera Merah Putih bisa merendahkan martabat negara dan berpotensi dicap sebagai makar sesuai UU No. 24/2009. hukumonline.comBali ExpressTempo
Namun respon semacam ini justru membuka ironi: negara lebih takut pada simbol fiktif ketimbang kritik terhadap ketidakadilan yang nyata.
6. Jalan Keluarnya: Solusi Islami untuk Keadilan Sistemik
Islam tidak hanya menawarkan ritual spiritual, tetapi solusi sistem yang adil dan memelihara rakyat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Imam (khalifah) adalah pemelihara dan bertanggung jawab atas rakyatnya.” Ini mengisyaratkan bahwa pemimpin sejati adalah yang mengutamakan kesejahteraan, bukan represifitas terhadap kritik. Hadis ini menjadi pijakan untuk membangun sistem yang inklusif, transparan, dan responsif terhadap suara rakyat.
7. Kesimpulan: Dari Simbol Menjadi Dialog Konstruktif
Pengibaran Jolly Roger bukan kurang ajar; ia adalah alarm bahwa rakyat kecewa dan ingin didengar. Membungkam simbol itu bukan menyelesaikan masalah — justru memperpanjang luka simbolik. Saatnya membuka dialog—bukan represi—dan memperbaiki sistem dengan keadilan berbasis nilai Islam. Hanya lewat reformasi sistemik, bukan simbolik, kemerdekaan sejati dapat diwujudkan.
Daftar Sumber (Klik-able)
Reuters – Indonesian Artists, Students Unfurl Manga Pirate Sign as Protest Symbol Reuters
Wikipedia – 2025 Indonesian Protests (Jolly Roger Symbol) Wikipedia
Wikipedia – Jolly Roger Cultural Impact Wikipedia
Metrotvnews.com – Arti Bendera One Piece yang Viral Jelang HUT ke-80 RIhttps://www.metrotvnews.com
Bisnis.com – Fakta di Balik Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI Bisnis.com
Amnesty International Indonesia – Hentikan Razia dan Intimidasi Warga Pengibar Bendera “One Piece” amnesty.id
Hukumonline – Pemerintah Tegas Larang Pengibaran Bendera One Piece hukumonline.com
Tempo.co – Mengapa Pengibaran Bendera One Piece Dianggap Ancaman Tempo
Kumparan – Fenomena Bendera One Piece: Analisis Sosiologi Kritik atas Relasi Kuasa dan Resistensi Simbolik MataKita
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar