Kekerasan Anak Meningkat: SRA dan Satgas PATBM hingga KLA Efektif?


Oleh : Anita S.M  (Aktivis Dakwah)

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser, Amir Faisol, mengatakan terdapat peningkatan kasus kekerasan anak dan perempuan pada tahun 2023. Pemda Paser, kata Amir, telah berupaya menekan kasus kekerasan dengan beberapa kegiatan penyuluhan ke sekolah-sekolah melalui program Sekolah Ramah Anak dengan menyosialisasikan larangan bullying atau perundungan di lingkungan sekolah. 

Upaya ini juga dalam rangka mewujudkan Kabupaten Paser Layak Anak,” ucap Amir. Pemda Paser, lanjut Amir, juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di 24 desa. Media Center. Selasa, (14/03/24)

Upaya menekan kasus kekerasan anak dengan membentuk sekolah ramah anak dan Satgas PATBM hingga menyandang kota layak anak tidaklah cukup karena faktor akar penyebab kekerasan tidak tersentuh. Mengapa kekerasan terjadi alasannya kompleks dan sistematis tentunya berakar kehidupan liberal sekuler. Maraknya kekerasan, kekerasan seksual dan perundungan/ bulying membuktikan negara gagal melindungi anak. 

Sejatinya anak itu adalah aset peradaban, mereka adalah generasi yang akan melahirkan peradaban gemilang dengan penerapan  pengaturan sistem kehidupan yang menjauhkan agama dari kehidupan hari ini wajar saja anak jadi ringan tangan gampang memukul dan menyakiti. Mereka tidak bisa berfikir benar bahwa mereka akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT atas apa yang di lakukan di dunia, jika di telusuri kasus semacam di atas tidak hanya terjadi di daerah Paser saja melainkan merata, itu artinya persoalan perundungan, kekerasan anak itu bukanlah persoalan individu tetapi persoalan sistemik karena banyak jumlahnya

Islam selamatkan anak dari berbagai tindak kejahatan termasuk diantaranya perundungan dan kekerasan seksual. Islam mencegah anak dari sikap bullying dan korban dengan mengkondisikan keluarga yakni ortunya. Selain itu, media dan lingkungan masyarakat dan negara terjaga dengan aturan Islam. Sistem pendidikan pun melahirkan generasi berkualitas.


Negara Sangat Berperan dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sangat mementingkan aqidah dalam pendidikan dasar, hingga penekanan dan pembiasaannya melahirkan syaksiyah Islamiyyah. Kepribadian Islam yang melekat pada diri para pelajar karena aqidah Islam tertanam kokoh pada dirinya. Hingga Allah sebagai zat yang mereka percaya yang dapat mengatur kehidupan. Pribadi yang santun dan beradab karena taat pada aturan yaitu syariat Islam. 

Pendidik ataupun pelajar dengan kepribadian Islam yang tertanam kuat tak akan berbuat yang melanggar syariat, mereka percaya bahwa semua perbuatan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Hal inilah yang membuat mereka tak akan melakukan bullying. Dalam pendidikan berdasarkan Islam ditanamkan bahwa semua perbuatan walaupun sebesar biji zarah akan ada hisabnya (perhitungannya).

Negara berperan dalam menjamin hak pendidikan, menyusun kurikulum pendidikan berbasis aqidah Islam, dan menciptakan lingkungan dengan ketakwaan melalui sistem pergaulan Islam. Tidak kalah penting peran orang tua harus memiliki bekal pemahaman Islam secara kaffah agar tidak salah dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Dengan begitu, anak-anak tumbuh dalam suasana kondusif dan tercipta kepribadian Islam yang unik dan khas, hingga tercetak generasi gemilang yang akan mengulang sejarah emas dimana Islam sebagai pemimpin peradaban seperti 13 abad silam. 

Bahkan bukan tidak mungkin lebih dari dua pertiga dunia akan dikuasai oleh generasi penerus karena sesuai bisyarah Rasulullah dan semoga pertolongan Allah disegerakan. Sudah seharusnya umat Islam bagai satu tubuh, tidak tercerai berai, tidak terombang ambing bagai buih di lautan. Semua dapat terwujud jika generasi penerus memahami Islam secara kaffah. Wallahua’lam bishawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar