Tanggung Jawab Negara Untuk Memberikan Kenyamanan Pada Para Pelajar


Oleh : Najwa Aliyya

Musibah terkadang datang secara tiba-tiba dan entah akan terjadi kapan. Saat sedang beraktivitas ternyata secara tiba-tiba musibah yang kita berusaha untuk menghindarinya ternyata terjadi juga. 

Seperti hal nya kabar dari Sumedang. Atap bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Munawwaroh, di Dusun Ciawilarangan RT 02/07, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tiba-tiba saja ambruk dan langsung menimpa puluhan siswa yang sedang melakukan aktivitas belajar, Senin 12 Februari 2024, sekira pukul 09.30 WIB. 

Para siswa ini tidak menyangka hal menyeramkan itu akan terjadi pada mereka. Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kepala Sekolah MTS Al-Munawaroh Aep Faturohman, membenarkan soal peristiwa ambruknya atap bangunan di atap bangunan sekolahnya.

"Kejadiannya pada saat sedang ada aktivitas belajar mengajar. Tadi itu, atap bangunan ruang kelas ini, tiba-tiba saja ambruk dan menimpa para pelajar. Kami juga tidak mengerti kenapa bisa ambruk, soalnya di sini sedang tidak ada hujan ataupun angin besar," kata Aep Faturohman.

Kepala sekolah tersebut juga mengatakan bahwa bangunan sekolah  masih terbilang bagus dan aman. Mungkin, efek dari gempa lalu. 

Akibat runtuhnya atap bangunan tersebut, telah menimpa siswa yang tengah beraktivitas sebanyak 31 siswa. Siswa yang mengalami luka akibat tertimpa material atap bangunan ini seluruhnya sebanyak 31 siswa. Dengan rincian, siswa yang mengalami luka berat 6 orang, luka ringan 10 orang, dan luka kecil hingga trauma sebanyak 15 orang.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Yang pertama sudah pasti itu adalah sebuah Qadarullah. Dan juga bisa saja akibat kelalaian negara dalam memfasilitasi pendidikan dengan baik. 

Juga pihak sekolah, pertama yang harus di perhatikan adalah letak tanah pembangunannya, apakah rawan gempa atau tidak, atau rawan longsor atau tidak, jika berada di titik rawan gempa, dipastikan bangunannya harus berupa bangunan tahan gempa. 

Dan memperhatikan kerusakan apa saja yang terjadi pada bangunan tersebut, dan dampak apa yang akan terjadi jika tidak dengan segera direnovasi. Pasalnya, biaya dan dana yang dikeluarkan bukanlah tanggung jawab pihak sekolah, melainkan tanggung jawab negara untuk membiayai kerusakan-kerusakan yang terjadi. Dan berupaya untuk mencegah terjadinya bencana adalah tugas negara. Tugas sekolah hanya sebatas mendidik generasi menjadi generasi yang tangguh dan berprestasi juga berakhlakul karimah.

Seperti dalam sabda Rasulullah Saw, "Imam adalah penggembala  dan dialah yang bertanggung jawab atas gembalaannya itu." (HR Muslim)

Negaralah yang harus bertanggung jawab atas dana pendidikan, dan fasilitas pendidikan. Bukan semata-mata tanggung jawab kepala sekolah atau para guru.

Memfasilitasi bangunan sekolah yang telah mengalami kerusakan, atau fasilitas sekolah yang kurang, seperti kurangnya meja, kursi dan lain-lain. Negara juga yang bertanggung jawab atas gaji guru atau dosen. Dan menggratiskan biaya sekolah bagi rakyat-rakyatnya.

Kita ambil contoh pada salah satu pemimpin islam sekaligus sahabat dekat baginda Rasulullah Saw. Yakni, Sayyidina Umar bin Al-Khattab. Beliau memberikan gaji tersebut dari pendapatan negara (Baitul mal) yang berasal dari jizyah, kharaj (pajak tanah), dan usyur (pungutan atas harta non muslim yang melintasi tapai batas negara).

Sejak abad 4 hijriah, para khalifah membangun berbagai perguruan tinggi dan memfasilitasinya dengan dana gratis, dan gaji yang tidak merugikan bagi para guru dan dosen.

Namun, berkali-kali kita harus mengatakan bahwa sistem saat ini sama sekali tidak mendukung. Yang ada justru malah menyengsarakan rakyat. Pepohonan ditebang, justru malah membangun gedung-gedung tinggi. 

Dan akhirnya terjadi lah hal tak pernah diinginkan, banjir, gempa, longsor dan lain-lain. Seperti atap bangunan MTS yang roboh akibat gempa kemarin siapa saat ini yang harus bertanggung jawab? Pihak sekolah lah yang akhirnya bertanggung jawab. Mengajukan acc pada negara pun berbelit-belit, itupun jika di acc, jika tidak? Sekolah lah yang harus mengeluarkan biaya perbaikan.

Maka solusi yang paling benar adalah Islam, hanya islam yang akan memfasilitasi pendidikan dengan bijak, bukan hanya pendidikan gratis. Namun juga pembinaan yang berasaskan akidah dan akhlak. Yang mencetak generasi dengan pemikiran mustanir, dan mencintai jihad juga menikmati dakwah dijalan Allah.

Dalam islam juga bukan hanya memudahkan pelajar untuk menuntut ilmu. Tetapi juga, memberikan pemahaman islam kepada setiap pelajar, dan mencetak generasi yang berlandaskan akidah islam dan keimanan yang kuat pada Allah. Sehingga, mencetak generasi yang kuat dan berani bukan generasi yang hanya tahu tentang percintaan saja.

Islam tidak akan membiarkan atap sekolah roboh seperti kasus tersebut, akidah saja tidak main-main apalagi hanya soal bangunan. Daulah islam pasti akan selalu bertanggung jawab.

Jangankan bangunan roboh, jalanan berlubang pun Islam tidak akan membiarkannya tetap berlubang. Seperti halnya sayyidina umar tatkala melihat seekor keledai terperosok ke jurang karena ada jalanan yang berlubang, ia merasa gagal sebagai seorang Khalifah, dan langsung memperbaiki jalanan yang berlubang.

Maka dari itu berjuanglah dengan sungguh-sungguh untuk menegakkan islam. Bersabarlah karena sabar itu tidak akan membuat kita rugi. Hanya islam yang akan bertanggung jawab atas musibah yang terjadi, dan bertanggung jawab atas rakyat-rakyatnya.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar