Menuju Ramadhan Dengan Ketakwaan Hakiki


Oleh: S. Widiyastuti (Muslimah Karawang)

Masya Allah, Kaum muslimin sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan. Dimana bulan ini adalah bulan penuh keberkahan, penuh ampunan serta penuh pahala yang Allah SWT berikan. Masyarakat pun antusias menyambutnya.

Tentu sebagai seorang muslim kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Kita harus mengoptimalkan dalam kebaikan serta dalam beramal Sholeh. Untuk mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT.

Namun harus kita pahami, bahwasanya dalam bulan Ramadhan yang mulai ini kita tidak hanya meningkatkan keimanan dalam ibadah saja (hubungan ruhiyah) dengan Allah SWT semata.

Ketakwaan itu menyangkut aspek hubungan manusia dengan sang Kholik, hubungan manusia dengan manusia lainya, serta manusia dengan dirinya sendiri.

Sudah seharusnya dibangun juga ketakwaan pada sisi yang lainya. Adanya peningkatan ketakwaan dalam muamalah.

Dimana mengatur tauhid, akhlak, makanan, minuman, ekonomi serta berpolitik. Sempurnanya Islam bahkan seharusnya negara sepatutnya menggunakan aturan dari Allah SWT.

Sudah saatnya masyarakat dan negara hidup dengan menjalankan Syari'at-Nya. Menjalankan tatanan kehidupan dengan aturan-Nya hingga pelaksanaan sangsi bagi mereka yang berbuat keburukan.

Dimana Syari'at-Nya pasti membawa keberkahan dan penuh kebaikan bagi manusia dan alam semesta.

Sebagai contoh seorang muslimah yang sudah balig wajib menutup aurat dengan sempurna ketika keluar rumah. Dengan berkerudung sesuai syariat Islam. Tidak boleh berkholwat (berduaan), Harus bisa menjaga pandangan terhadap lawan jenis.

Allah SWT berfirman "Sungguh orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa" (QS Al-Hujurat (49):13)

Dalam berkehidupan kita seharusnya selalu menggunakan kacamata Islam. Sehingga akan terwujud tatanan kehidupan masyarakat yang penuh ketakwaan.

Bukan hanya melibatkan Allah SWT dalam dzikir dan do'a saja, namun libatkan juga Syariat-Nya dalam aktifitas kehidupan hingga bernegara.

Ketakwaan bukan hanya milik individu atau masyarakat semata. Negara pun harus berpegang teguh pada syariat-Nya. Sehingga akan terwujud tatanan negara yang Islami penuh ketakwaan. Hingga minimnya kemungkaran.

Maka keberkahan-Nya akan datang bagi kita dan alam semesta. Wallahu alam bishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar