Hari Ke 100 Genosida di Gaza. Israel Sudah Tewaskan 23.843 Orang. PBB: Netanyahu Nodai Kemanusiaan


Oleh : Ummu Azam

100 hari atau hari ke-100 genosida di Gaza, Palestina, Minggu (14/1/2024), sejak balasan Israel atas penyerangan Hamas 7 Oktober 2023, tercatat sudah sebanyak 23.843 orang warga Palestina yang tewas dan lebih dari 60.317 lainnya luka-luka.

Protes pro-Palestina di seluruh dunia - dari Johannesburg hingga Washington, DC - menyerukan diakhirinya serangan Israel ke Gaza.

Serangan semalam oleh tentara Israel terhadap sebuah rumah di Rafah menewaskan 14 orang Palestina, termasuk seorang anak perempuan berusia dua tahun. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Sabtu bahwa perang Gaza "menodai kemanusiaan" menjelang hari ke-100 ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggandakan sumpahnya untuk mengalahkan Hamas.

Perang dipicu pada tanggal 7 Oktober ketika militan Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza yang mengakibatkan sekitar 1.140 orang tewas di Israel, sebagian besar adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka-angka resmi.

Hamas, yang dianggap sebagai kelompok "teroris" oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga menyandera sekitar 250 sandera, 132 di antaranya menurut Israel masih berada di Gaza, termasuk sedikitnya 25 orang yang diyakini telah terbunuh.

Israel bersumpah untuk menghancurkan penguasa Islamis Gaza dan melancarkan pengeboman tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 23.843 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut jumlah korban terbaru dari kementerian kesehatan di wilayah tersebut.
Pengepungan Israel ini memicu kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar yang akut di Gaza, di mana sistem kesehatan runtuh.

Kematian besar-besaran, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan, dan kesedihan dalam 100 hari terakhir menodai kemanusiaan. Seluruh generasi anak-anak di Gaza mengalami "trauma," penyakit menyebar dan waktu terus berdetak cepat menuju kelaparan.

Namun Netanyahu bersikeras bahwa tidak ada pengadilan atau musuh militer yang dapat menghentikan Israel untuk mencapai tujuannya dalam menghancurkan Palestina. 


Dimana Tentara Kinana dan Dukungannya Terhadap Palestina?

Anak-anak yang kehilangan seluruh keluarga dan penderitaan mereka merupakan hal yang sama yang harus ditangani oleh dunia, serupa dengan cara dunia menangani masalah tahanan.

Di Mana Tentara Kinana? Padahal, ini adalah kekuatan tetangga Tanah Suci yang dipercayakan pembebasannya sebagaimana diamanatkan oleh Allah karena seluruh Palestina adalah tanah suci milik umat. 

Kewajiban pembebasan menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan hal ini terutama mengikat negara-negara sekitarnya, dengan Mesir sebagai garda depan dan kekuatan militer nya. 


Belum Bangkit

Komunitas internasional belum bangkit dan tidak akan bangkit. “Apa yang menghambat tentara Kinana? Di manakah tanggapan mereka terhadap perkataan orang Palestina ini kepada cucunya, ‘Katakan kepada Rasulullah bahwa umat Islam telah meninggalkan kami”. Benar, tentara umat telah meninggalkan mereka.” 

Darah rakyat Palestina belum menggugah mereka, ungkapnya, dan nadi mereka belum bergemuruh karena amarah ketika layar-layar menampilkan adegan-adegan yang mengerikan, mendokumentasikan kejadian-kejadian saat Mesir dan tentaranya telah mengecewakan rakyat Palestina.

“Padahal, tugas sebenarnya adalah mendukung masyarakat Tanah Suci dengan segala bentuk bantuan, menghilangkan perbatasan yang memisahkan Mesir dari Jalur Gaza dan seluruh Palestina. Ini adalah kewajiban dan tidak ada yang lebih wajib atau lebih berharga daripada ini.” 

Jika tentara Kinana tidak bergerak, maka tugas seluruh rakyat Mesir untuk keluar ke lapangan umum, mengingatkan para tentara Kinana, dan mendorong mereka untuk memenuhi kewajiban yang dibebankan Allah kepada mereka, yakni membebaskan “tanah yang diberkahi” dan membebaskan seluruh tanah Islam.

Allah berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 74, “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan, mereka itulah orang yang benar-benar beriman.”




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar