Sistem Kapitalisme Melahirkan Generasi Jauh dari Syariat


Oleh : Ai Sopiah 

Miris, terdengar kabar pemerkosaan terhadap seorang pelajar siswi SMP di Lampung, 6 dari total 10 pelaku sudah diamankan pihak kepolisian. Mirisnya, 3 dari 6 orang pelaku yang sudah ditangkap polisi atas kasus pemerkosaan siswi SMP di Lampung ini masih memiliki usia di bawah umur. 

Kanit PPA Satreskrim Polres Lampung Utara, Ipda Darwis menjelaskan dalam kasus pemerkosaan siswi SMP ini korban dan para pelaku masih berada dalam satu lingkungan kelurahan yang sama. 

"Untuk korban itu masih pelajar SMP, namun ada temannya yang SMP, SMA, sudah dewasa. Jadi dari 6 pelaku itu, 3 dewasa dan 3 di bawah umur," kata Darwis, dikutip Minggu (17/3/2024).

Sementara itu, sebanyak 4 orang lainnya masih dalam pengejaran Kepolisian Lampung Utara. Adapun untuk pelaku utama berinisial D juga masih menjadi salah satu yang menjadi buron polisi.

"Pelaku utama masih dalam pengejaran, karena yang pertama pelaku tersebut menjemput korban yang hendak bermain futsal. Kemudian korban dibawa ke gubuk oleh pelaku utama, namun hingga saat ini pelaku utama masih dalam pengejaran". 

Kronologi Pemerkosaan Siswi SMP di Lampung sebelumnya, diberitakan seorang siswi SMP di Lampung menjadi korban pemerkosaan ulah 10 orang. Ia diperkosa secara bergilir di sebuah gubuk tua. 

Pelaku utama berinisial D menjemput korban untuk bermain futsal. Namun, rupanya korban justru dibawa ke gubuk. Di gubuk tersebut, korban dipaksa meminum minuman keras atau miras sampai tak sadarkan diri.  

Setelah tak sadarkan diri, korban diperkosa bergilir oleh 10 orang. Sebanyak 9 orang tadinya bersembunyi di gubuk tersebut. Selama 3 hari korban dibiarkan di dalam gubuk tanpa diberi makan. Saat ditemukan keluarga, korban berada dalam kondisi mengenaskan.

Darwis menjelaskan para pelaku terancam Pasal 81 dan 82 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (tvOnenews.com, 17/3/2024).

Kasus penganiayaan, pemerkosaan, kini sudah menyerang pelajar siswi SMP dan SMA bahkan terjadi kepada anak yang berstatus SD. Pendidikan pada sistem sekularisme yang diterapkan ini sudah meminggirkan Islam sebagai aturan kehidupan. Agama sebatas pelajaran formal yang diajarkan di sekolah dengan jam pelajaran singkat. Agama (Islam) hanya dikenal pada peringatan hari besar. Islam tidak menjadi dasar dan acuan dalam pendidikan.

Mari berpikir sejenak, berkali-kali negeri ini berganti kurikulum, tetapi faktanya output pendidikan tidak menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Krisis adab menggejala, dekadensi moral merebak, dan generasi jatuh pada jurang kenistaan parah. Sebaik apa pun program pendidikan, jika napas pendidikan masih berasas sekuler, tidak akan terwujud generasi berkualitas. 

Dalam UU Siskdiknas 20/2013, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Namun, tujuan ini tidak akan tercapai selama masih mempertahankan sistem pendidikan sekuler. Bagaimana generasi bermartabat, jika moralnya hancur terlibas gaya hidup liberal? Bagaimana generasi bisa beriman dan bertakwa, jika aturan Allah saja terabaikan?

Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan sekuler gagal mewujudkan generasi harapan. Apa kontribusi positif pendidikan sekuler bagi generasi ini? Sistem ini hanya menjadi beban masalah bagi orang tua, pendidik, peserta didik, dan negara. Sistem ini juga hanya bisa menghasilkan generasi minus akhlak, berkepribadian labil, dan bimbang dengan dirinya sendiri alias krisis identitas.

Boleh jadi sistem pendidikan sekuler mewujudkan generasi berprestasi dalam akademik, tetapi mereka juga menjadi generasi yang individualis, kapitalistis, dan mendewakan materi sebagai tujuan hidup. Wajar jika perilaku manusia beriman dan bertakwa tidak tampak pada generasi sekarang.

Memang banyak sekali sekolah elite dan bagus tapi, disisi lain untuk mendapatkan sekolah yang bagus membutuhkan biaya yang tidak gratis apalagi pada sistem kapitalisme ini. Tidak hanya sekolah bagus tapi kita juga harus melihat bagaimana pembelajaran didalamnya, terlihat bahwa sekarang pelajar itu sekolah hanya sebagai formalitas berangkat, belajar, pulang tanpa ada pengamalan apa yang sudah didapatkan dari sekolah. Apalagi pada pendidikan sistem kapitalis ini menjauhkan para pelajar dari syariat dimana perempuan dan laki-laki tidak ada pembatas dalam interaksinya sehingga kejadian tersebut terjadi.

Mari kita lihat dan resapi rahasia peradaban yang seakan telah terkubur. Bahkan, banyak kalangan muslim yang belum mengetahui bahwa mereka pernah memiliki peradaban tinggi yang melahirkan generasi cemerlang.

Dalam catatan sejarah, peradaban Islam banyak melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang ahli dalam berbagai bidang. Al-Khawarizmi, misalnya, seorang ahli matematika yang dikenal Barat dengan Algebra atau Aljabar. Dengan kecerdasannya, beliau merumuskan hitungan matematika jauh lebih mudah dengan angka nol ketika kala itu peradaban Romawi masih menggunakan angka romawi yang susah dipelajari.

Seorang ahli kimia, Jabir Ibnu Hayyan, atau dikenal dengan nama Ibnu Geber, membuat rumusan yang menjadi dasar bagi ilmuwan Barat di bidang kimia. Ada pula Al-Idrisi sang penemu globe, juga Ibnu Batutah, seorang penjelajah dunia sekaligus penemu 300 jalur laut. Kehebatannya tidak kalah dari penjelajah Barat seperti Marco Polo atau Christopher Columbus. Ini menjadi bukti bahwa pada masa peradaban Islam tidak semata lihai dalam ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu umum, sains, dan teknologi.

Kegemilangan Islam dan peradabannya di pentas dunia membuat Barat segan terhadapnya. Ini karena faktor keberhasilan mereka adalah keimanan dan keilmuannya. Negara melaksanakan sistem pendidikan berbasis Islam, ditopang sistem ekonomi Islam yang menyejahterakan dan kebijakan yang bersumber pada syariat Islam. Alhasil, seluruh lapisan masyarakat merasakan hak pendidikan di semua jenjang secara gratis tanpa dipungut biaya.

Selama 13 abad, sistem Islam (Khilafah) mampu membangun generasi beriman dan berilmu. Tidak heran jika pada masa Khilafah memimpin peradaban, terlahir sosok-sosok terbaik di kalangan ulama, cendekiawan, maupun ilmuwan. Kecerdasan ilmu yang mereka miliki didedikasikan untuk kemaslahatan umat dan digunakan untuk menciptakan berbagai hal yang bermanfaat bagi rakyat dan negara.

Sistem pendidikan Islam akan menghasilkan generasi yang mendedikasikan kemampuannya untuk berkontribusi besar pada perubahan menggantikan dominasi peradaban sekuler, lalu menggantinya dengan peradaban Islam. 

Tidak adakah rasa rindu kita mewujudkan generasi terbaik seperti para pendahulu? Sudah saatnya selamatkan generasi kita. Teladan sudah ada, contoh perwujudannya sudah tercatat dalam sejarah. Satu-satunya kunci ketinggian peradaban generasi terdahulu adalah menjadikan Islam sebagai jalan dan pedoman hidup bermasyarakat dan bernegara. 

Wallahua'lam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar