Oleh: Erni Setianingsih (Aktivis Muslimah)
Keadaan Generasi saat ini sangat memilukan, mereka sudah lekat dengan perilaku tindak kekerasan hingga kejahatan seksual. Setiap hari ada saja berita yang muncul terkait maraknya kasus para pelajar. Inilah buah dari sistem sekuler kapitalisme saat ini yang telah merusak otak generasi, karena tidak dibekali pendidikan agama yang cukup.
Dilansir dari regional.kompas.com (15/03/2024), Kembali terjadi kasus yang memprihatinkan yang dialami oleh seorang siswi pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara diperkosa 10 pria. Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan disebuah gubung di wilayah Lampung Utara pada Sabtu (17/03/2024).
Bersama dengan itu, terjadi peristiwa kasus perang sarung antar sesama pelajar kembali marak hingga memakan korban, satu orang tewas dalam kasus tawuran tersebut. Tawuran yang terjadi tengah malam sabtu lalu di Kabupaten Bekasi telah menewaskan seorang pelajar berumur 17 tahun (cnnidonesia.com (16/03/2024).
Pengaruh Kurikulum Pendidikan Sekulerisme
Fakta di atas merupakan sebagian kecil yang nampak dipermukaan, sedangkan pada realitanya tentu kasusnya lebih banyak lagi. Realitas tersebut sungguh memprihatinkan, sebab melihat pendidikan di sekolah belum mampu mewujudkan para pemuda muslim yang taat akan syariat. Inilah bukti bahwasanya kurikulum pendidikan saat ini gagal dalam mencetak generasi yang berkualitas.
Dari fenomena generasi zaman sekarang, banyak yang terpapar krisis moral seperti: su'ul adab (berperilaku buruk), suka melakukan sesuatu sesuai sekehendaknya tanpa mengindahkan nilai-nilai agama, adab, sopan dan santun, serta tanpa memikirkan akibat dari pada perbuatan dirinya sendiri dan orang lain.
Memang keadaan Generasi saat ini sangat memilukan, mereka sudah lekat dengan perilaku tindak kekerasan hingga kejahatan seksual. Setiap hari ada saja berita yang muncul terkait maraknya kasus para pelajar. Inilah buah dari sistem sekuler kapitalisme saat ini yang telah merusak otak generasi, karena tidak dibekali pendidikan agama yang cukup.
Dalam sistem pendidikan saat ini yaitu sekuler, sudah merusak otak para generasi. Peran agama pun dikerdilkan bahkan disingkirkan. Sebab, kurikulum pendidikan saat ini senantiasa berubah-ubah sesuai dengan keinginan pembuat kurikulum. Walaupun terus berganti, kurikulum tersebut tetap disusun berdasarkan basis yang sama, yaitu sekularisme (yang memisahkan agama dari kehidupan).
Kalau dilihat, tujuan dari kurikulum saat ini tidak lain kepada hal-hal yang bersifat materialisme dan menghasilkan produk, sehingga ketika lulus sekolah bisa bersaing di dunia kerja namun miskin nilai moral agama. Dengan kurikulum yang seperti itu tentu bisa menyebabkan generasi rusak, karena pendidikan sekuler saat ini tidak menjadi agama sebagai landasan berpikirnya. Ditambah lagi nilai liberal yang memberikan kebebasan bagi para pelajar untuk menentukan minat ataupun bakat tanpa mempertimbangkan halal dan haram.
Pengaruh Lingkungan Yang Rusak
Pengaruh lingkungan yang rusak juga berpengaruh dalam membentuk kepribadian generasi, apalagi dengan pengaruh maraknya tayangan dengan konten kekerasan ataupun seksual. Memang tidak bisa dimungkiri, kemajuan teknologi saat ini sangat berpengaruh besar bagi generasi baik dari sisi positif dan negatif.
Sebab, dunia Internet saat ini mau akses apapun akan muncul bahkan mudah dan cepat didapat. Namun, yang menjadi masalahnya yaitu konten media sosial saat ini sudah sangat tidak terkendali. Berbagai macam konten merusak otak, tidak hanya berbahaya bagi para pelajar saja tapi juga orang-orang dewasa. Inilah yang akan menyebabkan sesuatu yang berakibat sangat fatal diantaranya adalah dekadensi moral di kalangan para pelajar yang makin parah. Seperti fakta yang dipaparkan sebelumnya.
Sistem Islam Membimbing Generasi Muda
Dalam sistem Islam jelas akan memberikan etika yang tepat bagi generasi mudanya dengan komprehensif, yang mampu mencegah dekadensi moral di kalangan generasi muda. Adapun beberapa prinsip dan praktik utama yang diajarkan Islam dalam membimbing generasi muda menuju jalan yang benar atau lurus secara moral:
Pertama: Tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah Subhana Wata'ala menjadi landasan moralitas Islam. Dengan mengenali kehadiran Allah Subhana Wata'ala bisa membantu menanamkan tujuan, akuntabilitas, serta tanggung jawab moral dalam diri individu.
Kedua: Menghormati keluarga, dalam Islam sudah sangat menekankan bahwa pentingnya ikatan keluarga dan memperlakukan orang tua ataupun orang yang lebih tua dengan hormat dan sikap yang baik. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ini dapat membantu menjaga ikatan keluarga yang kuat.
Ketiga: Kesopanan dan kesantunan, Islam mendorong Kesopanan dalam berpakaian dan berperilaku. Pemuda muslim didorong mematuhi aturan pakaian sesuai syariat yaitu dengan tubuh dengan apa yang perintahkan Allah serta menjaga kehormatan dengan lawan jenis.
Keempat: Menghindari kegiatan terlarang, dalam Al-quran dan hadits sudah jelas menguraikan bahwa apa saja dilarang termasuk alkohol dan seks pranikah. Dengan mematuhi pedoman tersebut tentu membantu pemuda menghindari perilaku yang mengarah pada kerusakan moral. Kegiatan yang sangat dianjurkan pemuda Islam diantaranya terlibat dalam pembelajaran dan pengembangan diri seperti mengikuti kegiatan positif yaitu forum kajian Islam kafah.
Kelima: Amal dan tanggung jawab sosial, Islam mendorong generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan amal (sadaqah) dan pengabdian kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang terhadap orang lain. Hal ini dapat membantu melawan dampak negatif yang meterialisme.
Dengan berpegang pada nilai-nilai etika dan moral Islam di atas, generasi muda dapat menghadapi tantangan kehidupan modern liberal saat ini. Dalam sistem pendidikan Islam didasarkan pada adab dan akhlak. Sejak kecil kita akan dilatih atau dibiasakan oleh orang tua untuk memiliki adab dan akhlak sesuai dalam Al qur'an.
Ternyata, bukan hanya ditataran keluarga saja, namun di ranah pendidikan pun akan dijamin pengajarannya sesuai peraturan Islam, serta juga dalam lingkungan masyarakat adab dan akhlak akan menjadi pedoman. Serta paling penting negara juga ikut berperan dalam menjaga dan mengontrol moral Pemuda-pemudanya.
Dengan cara memberikan tayangan-tayangan yang Islami serta yang mengedukasi. Memberikan pengawasan ekstra terhadap tayangan yang datangnya dari media sosial, serta memberikan sanksi tegas terhadap siapa saja yang melanggar.
Jadi, dalam sistem Islam, negara akan berperan penting serta bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan setiap rakyatnya. Karena, pendidikan merupakan salah satu di antara banyaknya perkara yang diurus oleh negara. Dengan adanya sistem Islam yang diterapkan dalam kehidupan, maka akan membentuk generasi cemerlang yang berkepribadian Islam.
Wallahu'alam bish shawwab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar