Dunia Membisu Kala Islamophobia Membelenggu


Oleh : Dewi Soviariani (Ibu dan Pemerhati Umat)

Negeri-negeri muslim dirundung duka. Situasi memanas mewarnai dunia sejak berlangsungnya serangan Israel terhadap Palestina 4 bulan silam, tepatnya 7 Oktober 2023. Tekanan terhadap dunia Islam semakin ganas dan memprihatinkan.

Gejolak konflik Israel Palestina tersebut dibeberapa negara Eropa terus memicu munculnya islamophobia. Berbagai kasus insiden islamophobia ini telah sangat mengancam keamanan kaum muslimin disana. Seperti yang terjadi di Inggris. Insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat akibat genosida Israel di Gaza. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan Tell MAMA, sebuah kelompok pemantau, sebagaimana dilansir Arab News, Sabtu (24/2/2024).

Menurut Direktur Tell MAMA Iman Atta, "Kami sangat prihatin dengan dampak perang Israel dan Gaza terhadap kejahatan rasial dan kohesi sosial di Inggris." Tell MAMA menyebutkan 901 kasus terjadi secara offline dan 1.109 kasus terjadi secara online. Sebagian besar insiden offline terjadi di ibu kota Inggris, London. Hal ini mencakup perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur anti-Muslim.

Semua kezaliman yang menimpa umat Islam hanya bisa disaksikan saja tanpa ada tindakan untuk menghentikannya. Ditengah genosida yang menimpa Gaza dunia terus menggaungkan islamophobia ini dengan begitu nyaringnya. 

Eropa terus menerus membuat islamophobia ini berkembang pesat. Kejadian demi kejadian mewarnai gambaran busuk kebencian mereka terhadap Islam. Selain inggris, Swedia juga terjangkit virus islamophobia ini. Sebuah masjid di ibu kota Swedia, Stockholm, menjadi sasaran serangan Islamofobia selama lebih dari setahun. 

Dengan insiden terbaru terjadi pada Rabu, 21 Februari 2024, ketika umat Muslim membaca grafiti di dinding masjid dengan tanda Swastika dan pesan ancaman "bunuh Muslim". Ini hanyalah salah satu dari beberapa ancaman dan kejahatan kebencian yang menargetkan umat Islam selama setahun terakhir.

Sesungguhnya perang melawan terorisme yang dikampanyekan AS sejak peristiwa 9/11 silam, telah menjadi tonggak untuk memulai perang melawan Islam. Genosida Palestina sendiri yang berlangsung jauh sebelum kejadian 9/11 tak membuat surut gema islamophobia ini. Barat dengan massifnya membuat kebencian terhadap Islam semakin cepat tersebar melalui media. Hingga terbentuk opini umum tentang umat Islam itu seorang penjahat, teroris, rasisme dan sejumlah gelar buruk lainnya telah mereka sematkan.

Islamophobia merupakan salah satu serangan terhadap Islam karena kebencian orang-orang kafir. Islamophobia bahkan terus digaungkan saat umat Islam menjadi korban kezaliman zionis. Dunia bahkan tak mampu bertindak apa-apa. Berkali-kali PBB dan negara dunia memberi peringatan, nyatanya agresi militer Israel tetap berjalan. Begitu pun upaya menanggulangi islamofobia. Pada 2022, PBB bahkan mengeluarkan resolusi Hari Internasional Melawan Islamofobia

Hingga hari ini umat Islam masih terus terbelenggu dalam rantai islamophobia. PBB tak berkutik dan tidak mampu merubah apapun untuk keamanan umat Islam. Bukti lemah dan gagalnya lembaga dunia ini untuk menghilangkan kejahatan yang demikian besar dan menjaga umat manusia. 

Bahkan genosida atas Palestina hanya sebuah tontonan dunia semata. Tak ada satu tentara dari negeri muslim yang berani melantangkan suara untuk darah para syuhada yang terus mengalir.

Perempuan dan anak kecil menjadi sasaran utama genosida ini. Berdampingan dengan suara sumbang Islamophobia. Negeri-negeri muslim hanya bisa mengirim kecaman dan bala bantuan yang kini masih tertahan di perbatasan. Kelaparan dan kematian seolah menjadi santapan berita seluruh dunia tanpa jeda.

Sistem Kapitalisme menancapkan hegemoninya dengan beringas dalam sebuah ideologi batil yang tidak akan pernah bisa menyatu dengan ideologi Islam untuk memberikan solusi kehidupan. Antara haq dan bathil tak mungkin bisa bercampur. Sudah saatnya kaum muslimin membebaskan diri dari penjara zalim Kapitalisme ini.

Islamophobia dijadikan senjata murahan menghasut kebencian terhadap Islam. Kapitalisme menghalalkan segala upaya untuk membuat benih kebencian mereka cepat tersebar. Islamophobia yang membawa dampak buruk terhadap umat Islam harus segera dihentikan dengan mengambil solusi yang bersumber dari aturan Illahi.

Kaum muslimin bak buih dilautan, dengan jumlah yang banyak namun mereka tercerai-berai, tanpa perisai. Sejak masa kehancuran Islam yakni dengan runtuhnya Khilafah 1924 di Turki. Kaum muslimin sangat mengenaskan nasibnya.

Syariat tidak lagi diterapkan dalam kehidupan bernegara. Akidah Islam tergerus tergantikan dengan paham rusak yang menjerumuskan mereka dalam jurang kehancuran. Kini, kaum muslimin mengadopsi akidah sekulerisme yang menjadikan hidup terpisah dari aturan agama. Kebebasan menjadi panduan dan Kapitalisme semakin kokoh menjajah umat Islam dalam semua lini kehidupan.

Islamophobia dan genosida yang terjadi di Palestina adalah secuil kezaliman yang mendera. Masih banyak lagi Kezaliman lain yang menimpa hampir di setiap negeri kaum muslimin. Mereka merampok SDA, membuat negeri muslim terlilit hutang dan berbagai kezaliman berupa pengusiran bahkan genosida. Mencari jalan keluar dengan mengambil Kapitalisme adalah sebuah dusta yang berbuah derita. Umat Islam hanya akan semakin terpuruk dan tidak berdaya.

Kebencian kaum kufar sungguh nyata. Mereka mengobrak-abrik tubuh umat Islam hingga luluh lantak tak bersisa. Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali Imran: 118).

Umat Islam tak perlu berharap pada PBB yang akan melindungi dunia dengan janji perdamaian. Sesungguhnya itu hanya racun berbalut madu yang akan membunuh. Kembali pada Islam sebagai satu kepemimpinan umat adalah junnah/tameng yang telah terbukti menjaga umat Islam secara menyeluruh.

Islam dengan sistem Khilafah yang mengikuti metode kenabian telah menjadi perisai terbaik sejak 13 abad silam. Islam melindungi jiwa, harta dan kehormatan manusia sesuai petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah. Islam menjadi negara adidaya yang diperhitungkan oleh berbagai negara. 

Setiap jengkal tanah umat akan dilindungi dari ancaman penjajah. Islamophobia dan genosida Israel terhadap Palestina hanya akan dihentikan oleh komando seorang Khalifah. Sebuah solusi yang benar-benar tidak akan membuat rasa sakit berulang kali untuk menjaga tanah suci Baitul Maqdis.

Khilafah adalah janji Allah yang akan terwujud nyata, sebagaimana kehadiran peradaban Islam dahulu yang menaungi 3/4 belahan dunia. Masa kegemilangan peradaban manusia dalam kesejahteraan dan keamanan yang akan segera kembali. Mari kita lanjutkan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah untuk membawa kaum muslimin pada kebebasan sesungguhnya dari penjajahan Kapitalisme global.

Wallahu A'lam Bishawwab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar